Terapkan Pola Tanam SRI

Terapkan Pola Tanam SRI

MUKOMUKO, BE – Pemda Mukomuko, melalui tenaga penyuluh lapangan terus memberikan bimbingan dan arahan kepada  para petani padi supaya menerapkan pola tanam SRI (System Of Rice Intensification). Pasalnya, pola tanam itu lebih efisien dan menguntungkan petani. “ Di daerah ini sudah ada petani yang melakukan pola tanam SRI. Namun belum secara merata atau hanya beberapa petani saja,” ungkap Kepala Badan Penyuluhan, Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Mukomuko, Sukiman. Pola tanam SRI, menerapkan jarak tanam mencapai 60 cm. Sedangkan yang dilakukan petani didaerah ini jarak tanam  hanya 25 hingga 30 cm. Padahal, dengan jarak tanam 60 cm lebih mengurangi benih yang digunakan dan hasilnya pun lebih bagus. Inilah yang terus dilakukan petugas di lapangan supaya petani menerapkannya. Meskipun upaya dalam merubah pola tanam cukup sulit dilakukan kepada petani mulai dari cara menanam dan lainnya cukup sulit. “ Sulit untuk merubah secara instan. Kita lakukan secara bertahap,” katanya. Dia menyampaikan, bercocok tanam padi lebih menguntungkan daripada lahan yang ada dijadikan tanaman perkebunan. Dicontohkannya, dengan luas lahan sekitar 3 hektar. Dalam satu hektar ditanami padi dapat menghasilkan gabah 5 hingga 8 ton dalam satu kali panen. Dengan harga jual Rp 4 hingga 5 ribu/kg khusus gabah kering.  Dalam satu tahun minimal petani panen sebanyak  dua kali. “ Jika kita kalikan dalam satu tahun dengan luas 3 hektar sawah dengan sawit. Yang lebih menguntungkan adalah tanaman padi,” katanya. Selain lebih menguntungkan dari segi pendapatan, juga untuk dari pemanfaatan lahan. Setelah padi panen lahan itu bisa digunakan dan ditanam  tanaman lain seperti jagung, dan palawija. Sedangkan kebun sawit tidak.“ Yang unggul dari tanaman sawit itu, panennya dua minggu sekali dan tidak harus dijaga setiap hari. Sedangkan padi minimal 3 bulan dan harus dijaga setiap saat untuk mengetahui sekaligus mengantisipasi hama yang menyerang,” demikian Sukiman. (900)

\"\"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: