Imbauan Corat – coret Gubernur Dilanggar
BENGKULU, BE- Meskipun Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah,SAg MPd telah mengeluarkan imbauan bahkan mengumumkan agar para pelajar yang menerima hasil kelulusan UN kemarin tidak melakukan aksi corat-coret seragam dan konvoi ugal-ugalan di jalan raya. Namun, faktanya di lapangan pasca pengumuman UN tetap saja tidak tertib. Para pelajar di kota Bengkulu maupun di kabupaten tetap saja melakukan euforia merayakan hari kelulusan itu dengan aksi corat-coret seragam dan konvoi tampa helm di jalan raya. Pantauan BE di SMKN 3 kota Bengkulu, sebelum diumumkan, ratusan siswa di kumpulkan di teras kelas dengan duduk lesehan. Para siswa itu mendengarkan arahan yang disampaikan kepala sekolah, Dra Yendrianis MTpd. \"Dilarang konvoi baik dengan cara jalan kaki, berkendaraan di luar sana, karena pengamanan sangat ketat. Jika terjadi sesuatu atau ditangkap pihak keamanan, maka sekolah tidak bertanggungjawab,\'\' ujar Yendrianis pada ratusan siswanya. Tak hanya itu, sekolah pun mengimbau agar siswanya tidak melakukan aksi crat-coret seragamnya, dan menyarankan untuk menyumbangkan kepada yang tidak mampu, karena lebih bermanfaat. Sebagai bentuk pengganti, sekolah menyediakan kain putih sebagai media corat-coret,yang diberikan ke masing-masing jurusan. Berikutnya engumuman dilakukan dengan mengambil amplop kelulusan dimasing-masing jurusan. Amplop itu diambil walimurid tanpa diwakilkan. Setelah menerima amplop siswa pun bersalaman dan mengucapkan terimakasih kepada dewan guru, dan tidak melakukan aksi corat-coret ataupun aksi konvoi. Namun, usai pengumuman, ratusan siswa yang lulus tumpah ruah di halaman sekolah. Mereka meluapkan kegembiraanya dengan melakukan aksi corat-coret seragam sekolah di lingkungan sekolah tersebut. Menurut beberapa siswa yang tidak mau disebutkan namanya, aksi corat-coret seragam sekolah dengan spidol itu sebagai ungkapan kepuasan setelah 3 tahun lamanya bersama di kelas maupun sekolah dan usai ujian akhir akan berpisah satu sama lain. “Kepsek dan guru sebelumnya sudah mengimbau, namun beberapa teman secara spontanitas mencoret baju sekolah beraneka ragam tulisan dengan spidol sehingga diikuti teman-teman lainnya. \"Aksi corat-coret seragam ini akan menjadi kenangan tersendiri bagi kami,\" ujarnya. Larangan aksi corat-coret pun juga diterapkan di MAN 1 Model. Agar tidak terjadi aksi konvoi dan corat-coret, para siswa akan dikenakan sanksi dengan denda uang Rp 100 ribu. Sayangnya kepsek MAN 1 Model Bengkulu, Misrip tidak bisa dikonfirmasi terkait denda ini. Dilanggarnya larangan corat-coret itu dibenarkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, Drs Gianto. Ia menyayangkan aksi sejumlah siswa yang kurang menyadari adanya siswa lain yang hatinya terluka karena ketidak lulusanya. \" Saya tadi mengikuti sejumlah pelajar yang sengaja melakukan aksi corat-coret, setelah diikuti mereka (pelajar-red) pada bubar, \" katanya. Iapun mengaku menasehati puluhan pelajar, \" Euforia boleh saja, tapi ingat ada siswa lain yang belum lulus, tolong berempati pada mereka,\" pesanya. Masih dikatakan Gianto, walau masih ditemukan pelajar yang melanggar himbauanya, luapan kegembiraan pelajar tersebut masih dapat dimaklumi, dan jumlahnyapun menurun dibanding tahun lalu,\"Tidak banyak hanya 1 persen dari ribuan siswa\" bebernya. Walau merasa tak diindahkan, namun para pelajar ini bisa diberikan sanksi di sekolah, tukasnya. Pantauan BE kemarin, Euforia kelulusan UN juga terjadi di SMAN 7, namun berlangsung positif. Pengumuman kelulusan Ujian nasional di SMA Plus Negeri 7 Bengkulu yang bertempat di Jalan Sadang Lingkar Barat Bengkulu. Kelulusan disambut dengan sukacita oleh siswa karena dari 228 siswa yang mengikuti UN tahun 2014 ini, terdiri dari 168 siswa jurusan IPA dan 60 orang jurusan IPS, seluruh siswa tersebut lulus 100 %. Hj. Nismah, M.pd Kepala Sekolah SMA Plus Negeri 7 Bengkulu pun semakin bangga karena salah seorang siswanya berhasil meraih nilai UN 10 untuk bidang study Biologi. Yakni diraih oleh Muhamad Irvan Gustiawan kelas XII IPA 4. Sedangkan, siswa peraih nilai tertinggi ujian nasional di SMA Plus Negeri 7 dari jurusan IPA adalah Surita Tria Wahyuni dengan jumlah nilai ujian nasional 48, 20 dan rata-rata 8,3. Sedangkan untuk jurusan IPS peraih nilai tertinggi adalah Afifah Nabila dengan jumlah nilai 45, 25 dan rata-rata 7,9. Pengumuman kelulusan tingkat SMA/SMK yang dilakukan kemarin pun berlangsung kondusif di SMKN 2 Kota Bengkulu. Meski terdapat 4 orang yang tidak lulus, namun hasil yang tidak diharapkan siswa dan sekolah ini, tidak sampai membuat kericuhan. H Syamsir SPd Kepala Sekolah SMKN 2 Kota bengkulu mengatakan, kita sudah menerima keputusan hasil ujian dari pemerintah Provinsi, dan kami sudah menyampaikan kepada anak-anak. Meski pada tahun ini SMKN 2 hanya mampu menorehkan prestasi kelulusannya hanya 99,05 persen dari keseluruhan siswa yang berjumlah 420 orang. (247/Cw2/Cw3)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: