SPSI Minta Hentikan Pembakaran Tandan Sawit
MUKOMUKO, BE – Pembakaran tandan kosong sawit yang merupakan limbah dari tandan buah segar (TBS), marak dilakukan oleh pihak perusahaan di wilayah Kabupaten Mukomuko, khususnya salah satu perusahaan besar yang berinvestasi di wilayah Kecamatan Penarik. Untuk mengantisipasi hal – hal yang tak diinginkan seperti menyebabkan berbagai penyakit, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Mukomuko, meminta Pemda melalui SKPD terkait melakukan pengawasan dan menghentikan aktifitas pembakaran tersebut. “Pembakaran tandan kosong itu sudah lama berlangsung. Hanya saja belum ada tindakan yang dilakukan pemerintah,” demikian Ketua Konfederasi SPSI Kabupaten Mukomuko, Khoiruddin Siregar ketika dikonfirmasi Bengkulu Ekspress. Pembakaran itu tak hanya dapat menyebabkan rusaknya saluran pernapasan warga yang berada di sekitar perusahaan itu beroperasi, juga akan menyebabkan hal – hal negatif lainnya yang mungkin saja terjadi. Karena bekas pembakaran itu berterbangan dan masuk ke dalam sumur yang merupakan sumber air yang dikonsumsi oleh masyarakat. “Untuk saat ini memang belum ada imbas yang fatal. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Inilah salah satu peran dari SKPD terkait yang mempunyai kewenangan untuk memberikan peringatan dan tindakan tegas kepada perusahaan itu,” kata Khoiruddin Siregar. Ia mengaku pernah menyampaikan atas keluhan pekerja dan masyarakat atas hal tersebut. Hanya saja tidak diindahkan oleh pihak perusahaan karena pihaknya tidak ada kewenangan penuh atas laporan dari pekerja dan masyarakat. Salah satunya pembakaran yang dilakukan PT MMIL. Tandan kosong setelah dibakar itu dibawa dan dijual keluar daerah. Karena bekas dibakarnya tandan kosong itu berharga. Hanya saja imbas negatifnya yang mengancam kesehatan masyarakat walaupun aktivitas pembakaran itu berada di lokasi perusahaan yang bersangkutan. “Sesegera mungkinlah pembakaran tandan kosong itu dihentikan. Karena dapat membahayakan kesehatan warga sekitar,” demikian Khoiruddin Siregar.(900)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: