BI Pantau Keramba Jaring Apung

BI Pantau Keramba Jaring Apung

UJAN MAS, BE - Perkembangan program budidaya ikan keramba jaring apung kelompok budidaya ikan (Pokdakan) Mina Tirta I di Danau Suro Ilir Kecamatan Ujan Mas, Kepahiang kemarin (19/3) ditinjau Bank Indonesia (BI) Bengkulu. Program tersebut merupakan bagian dari Corporate Social Responbility (CSR) yang disalurkan BI kepada masyarakat. Peninjauan dilakukan langsung oleh Wakil Pimpinan BI Bengkulu, HM A Achlusyani serta Karsono Kepala Tim Pelaksanaan Bantuan Sosial BI Jakarta, Karsono. Rombongan disambut langsung Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kepahiang Ir Romlan A Ghani MSi. \"Kedatangan kita kesini guna evaluasi triwulan pertama sejak program sosial BI yang berjumlah 190 juta lebih ini kita kucurkan ke Kepahiang pada tahun 2013 lalu. Alhamdulillah tadi kita sudah lakukan panen perdana pada satu keramba dari total delapan keramba yang ada disini,\" ujar Wakil Pimpinan BI Bengkulu HM A Achlusyadi kemarin. Disampaikannya, dengan melihat langsung budidaya ikan keramba jaring apung ini, pihaknya merasa cukup puas sekali. Karena program CSR yang disalrkan pihaknya ini bisa dipergunakan sepenuhnya oleh masyarakat dan kelompok budidaya ikan di Danau Suro. \"Dari evaluasi kita tadi pengelolaan ikan keramba apung ini sudah bagus dan rapi. Faktor sumber daya alam (SDA) Danau Suro juga mendukung, begitu juga dengan cara budidaya ikan sangat telaten dilakukan oleh SDM disini,\" jelasnya. Menurutnya, dengan keseriusan pengembangan keramba jaring apung yang dilakukan kelompok budaya ikan dan Pemkab Kepahiang melalui Disnakan ini, besar kemungkinan pihaknya akan kembali menyalurkan bantuan serupa ditahun 2014 ini kepada Kepahiang. \"Nanti hasil evaluasi kita ini akan dilaporkan langsung ke Jakarta dan dari hasil evaluasi kita tadi, tidak menutup kemungkinan Kepahiang kembali akan mendapat program sosial BI ini kembali ditahun 2014 ini. Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran dukungan dari Pemda dan instansi terkait dalam hal ini Disnkan Kepahiang,\" tegasnya. Sementara, Kepala Tim Pelaksana Bantuan Sosial BI Jakarta, Karsono menilai budidaya ikan di Danau Suro yang dilakukan Pokdakan Mina Tirta I ini sudah masuk kategori berhasil. \"Dengan keberhasilan itu kita cukup bangga, karena nantinya program tersebut dapat berpengaruh positif bagi masyarakat. Nantinya usaha budidaya ikan ini akan kita serahkan langsung kepada Pemkab Kepahiang,\" jelasnya. Terpisah, Kadisnakan Kepahiang Ir Romlan A Ghani MSi menyampaikan jika pemamfaatan danau Suro untuk pengembangan keramba jaring apung masih terbuka lebar untuk dimamfaatkan oleh masyarakat Kepahiang. Disampaikannya dari luas 100 hektar Danau Suro yang diberikan ijin pemamfaatan bagi Pemkab Kepahiang, saat ini yang baru tergarap untuk keramba jaring apung baru sekitar 2 hektar atau sekitar 300 keramba jaring apung. \"Aritinya kita masih mengharapkan adanya bantuan sosial seperti dari pihak Bank Indonesia ini kepada masyarakat Kepahiang. Tentunya harapan kita jika pada tahun 2014 ini jumlahnya bisa bertambah dari 8 keramba menjadi lebih,\" jelasnya. //Kesulitan Pakan Sementara itu, Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Mina Tirta I di Danau Suro Desa Suro Ilir Kecamatan Ujan Mas Kepahiang mengaku kesulitan untuk mendapatkan pakan ikan yang dibudidayakannya, sehingga pakan harus didatangkan dari luar kabupaten. \"Kami merupakan satu-satunya Pokdakan yang mendapatkan bantuan dari program CSR dari Bank Indonesia. Sejauh ini bisa dikatakan budidaya ikan kelompok kami ini berjalan sesuai dengan harapan, hanya saja untuk pakan kami harus mendatangkan dari luar daerah yakni dari Lubuklnggau,\" ujar Ketua Pokdakan Mina Tirta I, Saparudin dalam kegiatan panen perdana kemarin. Dikatakannya, dari total 8 keramba jaring apung dengan ukuran 6 meter x 6 meter yang dimiliki kelompoknya, paling tidak membutuhkan sebanyak 4 ton pakan ikan. Pakan tersebut untuk memenuhi keseluruhan bibit ikan nila jenis Gibs yang berjumlah sebanyak 1,2 ton. \"Untuk pakan sampai dengan satu musim panen terhitung 3 bulan sudah menghabiskan 4 Ton pakan ikan. Untuk hasil panennya sendiri berkisar 700 Kg per kolamnya,\" jelasnya Sementara itu, Kadisnakan Kepahiang, Ir Romlan A Gani MSi dikonfirmasi soal kesulitan pakan ikan ini menyampaikan memang tidak dipungkiri jika pakan merupakan salah satu kendala utama dalam pengembangan budidaya ikan oleh kelompok pembudidaya ikan di danau Suro. \"Memang karena produksi ikan kita yang besar saat ini menyulitkan para kelompok untuk mendapatkan pakan,\" katanya. Dikatakannya, dengan kondisi ini sebenarnya pihaknya sudah berinovasi dengan membuat produksi pakan ikan sendiri melalui kelompok tani (poktan), hanya saja produksi dari pakan hasil produksi sendiri ini hanya mampu memenuhi pakan ikan dikelompoknya saja. \"Beberapa kelompok sudah mampu memproduksi pakan sendiri, tapi itu hanya cukup bagi kelompoknya saja. Kita belum berani mengembangkan pembuatan pakan karena komposisi pakan belum bisa dipastikan apakah mengandung protein atau tidak,\" jelasnya. (505)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: