Bengkuluku Religius, Kajari Usulkan Wisata Rohani
BENGKULU, BE - Kajari Bengkulu, H Suryanto SH, ikut serta angkat bicara mengenai program Bengkuluku Religius yang digagas Walikota H Helmi Hasan SE. Meski tidak ikut serta dalam program rajin salat berhadiah mobil, namun Suryanto memiliki beberapa gagasan untuk menjalankan Bengkuluku Religius di Kota Bengkulu. Diantaranya, digiatkannya kembali lembaga zakat Badan Amil Zakat (BAZ) untuk dapat menekan kemiskinan di Kota Bengkulu. Disamping itu, ia mengusulkan agar Pemerintah Kota memperjuangkan penambahan kuota haji bagi warga kota. \"Saya juga mengusulkan agar dalam program Bengkuluku Relegius itu Pemerintah Kota mensosialisasikan mengenai pentingnya busana muslim dan muslimah. Kalau ini berhasil, pastinya nanti akan terlihat munculnya Kota Bengkulu sebagai kota yang berkomunitas muslim,\" sampainya. Disamping itu, Suryanto juga mengusulkan agar amar ma\'ruf nahi mungkar juga direalisasikan dengan melakukan penertiban terhadap seluruh panti pijat dan hotel yang tidak memenuhi standar yang memadai. Suryanto juga mengusulkan agar Pemerintah Kota menjadikan makam para wali Allah sebagai kawasan wisata rohani dalam bentuk ziarah kubur. \"Misalnya kayak makam Imam Bonjol dan makam Imam Ghulam. Ini saja direnovasi sebagai tempat ziarah kubur. Karena dalam ajaran agama kita, ketika kamu ziarah kubur, maka kamu akan ingat mati,\" urainya. Lebih jauh, Suryanto mengharapkan, seluruh masjid di Kota Bengkulu dapat menjadi pusat informasi dan komunikasi. Menurutnya, masjid dapat dijadikan sebagai tempat untuk membahas persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat Kota Bengkulu. Dengan dijadikan masjid sebagai tempat seperti itu, pria berdarah Jawa ini yakin bahwa masyarakat Kota Bengkulu akan hidup dengan guyub, rukun dan bersatu dalam semangat persaudaraan dan kekeluargaan. \"Hidayah itu datangnya dari Allah. Karenanya ketika kita menjalankan ibadah salat, kita niatnya harus demi mengharap petunjuk. Tetap peluang godaan selalu ada. Dan ini perlu diwaspadai. Harus sering-sering diingatkan bahwa pahala salat lebih besar dari mobil,\" paparnya. Sebelumnya, Direktur Pascasarjana Unihaz, Dr Yanto Sufriadi SH MHum, mengatakan, sebenarnya tidak masalah apabila unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) terlibat dalam kegiatan Bengkuluku Religius atau salat berjamaah. Namun, ia mengapresiasi ketidakterlibatan Kajari Bengkulu terhadap program ini dengan alasan agar dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Kajari tidak dipengari oleh kepentingan tertentu. \"Kalau salatnya tidak ada masalah. Tapi kalau untuk ikut serta memutuskan programnya apa, dia harusnya memang tidak terlibat. Dia harus memisahkan diri dari urusan yang memicu kontroversi,\" sampainya. (009)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: