2 Kapal Perang Siaga
Sambut HPN dan Amankan SBY BENGKULU, BE - Rencana kehadiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Hari Pers Nasional (HPN) di Provinsi Bengkulu dijaga ketat. TNI Angkatan Laut (AL) pun ikut siaga. Kemarin (3/1), dua kapal perang jenis Fast Patrol Boat (FPB) merapat di Pelabuhan Pulau Baai. Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal), Letkol Laut (P) Horas Wijaya Sinaga mengungkapkan kedatangan kapal tersebut merupakan bagian tindakan nyata dari Lanal Bengkulu untuk mensukseskan acara HPN. \"Pada dasarnya, ini dalam rangka untuk mendukung dan mensukseskan HPN,\" ungkapnya. Selain itu, rencananya saat Presiden SBY mengunjungi Pelabuhan Pulau Baai juga akan melihat langsung kapal tersebut. \"Dijadwalkan, Presiden SBY akan berkunjung ke kapal ini,\" jelasnya Dia mengatakan, dua kapal tersebut dikomandani oleh Letkol Laut (P) Khadafi dan Mayor Laut (P) Andike. Selain itu, kapal tersebut juga dibuka untuk umum. \"Jadi, siapapun bisa berkunjung ke kapal tersebut, bagi yang mau,\" tambahnya. Lanal juga berencana untuk mengajak semua sekolah untuk turut berkunjung ke kapal rancangan Jerman tersebut. Dia juga mengatakan kapal yang dibangun dengan tujuan untuk melakukan patroli di sekitar pantai tersebut, hanya bertahan selama kegiatan HPN. \"Open ship kami buka selama HPN ini berlangsung,\" pungkasnya. Tanam Pohon dan Lepas Penyu Hari ketiga pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) kemarin, diisi dengan kegiatan penanaman seribu pohon dan pelepasan 150 ekor penyu. Penanaman pohon ini dilaksanakan di kawasan lapangan Sport Center, sedangkan pelepasan penyu dilaksanakan di Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang, Kota Bengkulu. Acara ini dihadiri Direktur Jenderal Kehutanan Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan RI, Ir Soni Partono mewakili Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan. Selain Dirjen KPHKA, acara ini juga dihadiri beberapa bupati/walikota di Provinsi Bengkulu, Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (FKPD), Ketua PWI Bengkulu dan pejabat serta PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Dalam sambutannya, Dirjen KPHKA Ir Soni Partono mendukung penuh penanaman pohon dan pelepasan penyu tersebut. Karena selain keduanya merupakan program pemerintah pusat, juga memberikan manfaat yang besar untuk menjaga kelestarian alam dan binatang. \"Menanam pohon dan pelepasan penyu merupakan program yang memiliki dampak besar, seperti pohon bisa mengurangi efek rumah kaca, menyegarkan udara dan berbagai manfaat lainnya. Demikian halnya dengan pelepasan penyu agar satwa langka itu bisa dikembang biakkan kembali,\" katanya. Untuk itu, Toni berharap agar kegiatan tersebut terus digalakkan pemerintah maupun pihak swasta yang ada di Bengkulu dan Indonesia. \"Harapan kami, selain ditanam dan dilepas, pohon dan penyu itu juga bisa dijaga agar bisa tumbuh menjadi besar,\" ujarnya. Sementara itu, Gubernur Bengkulu H Junaidi Hamsyah menyatakan pentingnya peran pohon dalam menjaga lingkungan membuat pantia HPN memutuskan salah satu kegiatan HPN adalah menanam pohon. \"Dalam menjaga kelestarian lingkungan, saat ini pengelolaan kawasan hutan telah bergeser dari hanya fokus pada stok sumber daya hayati dan spesies terancam punah, termasuk dalam hal ini adalah upaya pengelolaan yang memperhatikan pembangunan ekonomi masyarakat lokal,\" kata gubernur. Menurutnya, 42 persen dari kawasan hutan di dunia berada di negara berkembang dan pengelolaannya dihadapkan banyak persoalan. seperti keterbatasan anggaran, semakin berkurangnya manfaat ekonomi langsung, rendahnya pemasukan dari kegiatan pariwisata alam dan lainnya. Di sisi lain, lanjutnya, kawasan hutan merupakan satu-satunya alat penting yang dapat memastikan daya hidup kebanyak spesies flora dan fauna dalam jangka panjang. Oleh karena itu, pengelolaan hutan di Bengkulu harus menjangkau keluar batas kawasan hutan dan menunjukkan adanya keterkaitan dan sinergi dengan pembangunan dimana kawasan hutan itu berada. \"Kehidupan penyu juga terancam, baik oleh pelaku manusia maupun binatang dan alam. Namun ancaman terbesarnya berasal dari prilaku manusia, seperti mengambil dan memperdagangkan telur penyu, membuang sampah di laut yang bisa mematikan penyu,\" bebernya. Ia juga meminta kepada instansi terkait untuk merawat dan menjaga pohon yang sudah ditanam tersebut sehingga pohon tersebut bisa tumbuh dengan baik. \"Menanam itu mudah. Yang berat adalah menjaganya, jangan seperti kejadian beberapa waktu lalu pohon sudah tumbuh tapi malah dibakar,\" sindirnya.(cw5/400)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: