Oknum Dokter RUSD Buka Apotek Ileggal
ARGA MAKMUR, BE - Terkait permasalahan yang tengah mencuat di kalangan rumah sakit daerah (RSUD) kabupaten Bengkulu Utara saat ini, anggota komisi I DPRD BU Slamet Waluyo Sucipto, SH sangat menyayangkan kondisi itu. Pasalnya selama ini dewan sering mendapatkan laporan dari warga yang mengadu ke DPRD.\"Permasalah yang terjadi mengakibatkan timbul indikasi warga menjadi enggan berobat ke rumah sakit karena pelayanan yang kurang, kebersihan kurang, dan dokter yang memberi resep obat terlalu mahal,\" kata Slamet.
Kondisi ini semestinya bisa disikapi oleh jajaran manajemen RSUD Arga Makmur untuk melakukan perubahan dan perbaikan pelayanan. Sehingga disarankan lakukan pembenahan, evaluasi dan inventalisir, mengambil langkah tegas terhadap izin praktek apotek yang diduga terjadi kongkalikong dengan dokter.\"Saat ini timbul pertanyaan besar, kenapa ada dokter yang membuka apotik di rumah dinas? yang kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan besar,\" jelasnya.
Sementara itu, Kadinkes H Ikhsan SKm MKes mengatakan akan mengevaluasi untuk tindakan kinerja RSUD atas ulah oknum dokter yang membuka apotik ilegal di rumah dinasnya.\"Dia (dokter) tidak ada izinnya dan tindakan kami dalam waktu dekat ini kami akan panggil direktur RSUD itu dan menyelesaikannya, jika yang bersangkutan salah maka ada sanksi tegasnya,\" tegas Ikhsan.
Dinkes menyayangklan ada dokter yang berbuat seperti itu, mengingat mengenai peran dokter yang bertugas di rumah sakit maupun puskesmas harus full melayani pasien dan bukan membebani konsumen dengan harga obat yang begitu mahal dan anehnya obat yang dijual itu hanya ada dirumahnya. Sehingga menindaklanjuti hal itu Ikhsan mengatakan seorang dokter haruslah fokus dengan tugas yang diembannya.
Sementara saat ditemui salah seorang pasien di RSUD yang enggan menyebutkan namanya ini mengaku pelayanan dirumah sakit kurang begitu baik, para perawat sering kali pilah pilih dalam hal menangani pasien dan dokter juga jarang berada ditempat jikalau dibutuhkan, ia juga mengaku harga obat mahal bagi kalangan ekonomi menengah kebawah. (117)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: