MTA Ditolak Warga
PENARIK, BE – Warga Kecamatan Penarik menolak keberadaan Majelis Taklim Alquran (MTA) yang ada di wilayah tersebut. Penolakan itu, sudah ditindak lanjuti masyarakat dengan melaporkan ke dinas dan instansi terkait. “ Ya kami menolak keberadaan MTA diwilayah kecamatan penarik dan sekitarnya,” tegas warga Penarik sekaligus Koordinator Pelapor, Miftahul Huda Al Hakimi, saat dikonfirmasi Bengkulu Ekspress, kemarin. Ia menerangkan MTA yang disiarkan langsung oleh radio Army FM, kata Miftahul menilai tutor pembimbing dalam MTA itu terindikasi cenderung menamankan kebencian/ provokasi ditengah masyarakat. Menyinggung tradisi yang berkembang di masyarakat. Seperti yasinan, tahlil, salawat dan ziarah kubur. Sebelum adanya kelompok pengajian MTA, warga hidup damai dan saling menghormati perbedaan. “Semenjak kedatangan kelompok MTA itu dan disiarkan di radio, masyarakat menjadi resah,”bebernya. Untuk menghindari benturan sosial ditengah masyarakat, lanjut Miftahul, pemerintah dan pihak terkait mengevaluasi izin operasional kelompok pengajian MTA perwakilan Mukomuko. Termasuk segala bentuk aktifitasnya demi menjaga keamanan di masyarakat. Serta mencabut izin hak siar radio Army FM karena telah menyiarkan pengajian yang meresahkan masyarakat.\"Laporan sudah dikirimkan ke Kapolres, FKUB, Pakem, Kesbangpol, MUI dan sejumlah pihak terkait lainnya,\" jelasnya. Sementara itu, Ketua Kelompok Pengajian MTA Perwakilan Mukomuko, Irianto ketika dihubungi Bengkulu Eskpress, membantah keras atas tudingan tersebut. Menurutnya kelompok pengajian yang ia ketuai itu terbuka untuk umum. Siapapun boleh hadir dimasjid Al Muhajirin, Desa Mekar Mulya “ Pengajian kita ini memang disiarkan di radio secara on line. Namun apa yang telah ditudingkan itu tidak benar,” ujarnya. Ia menilai semua itu hanya miss komunikasi. Untuk membuktikan ketidakbenaran itu, ia bersama pengurus MTA dalam waktu dekat akan melakukan kegiatan pengajian akbar. Pengajian itu nantinya akan mengundang seluruh pejabat, dinas dan instansi serta masyarakat. “ Intinya kelompok pengajian yang kita jalani saat ini tidak ada mengarah hal –hal yang negatif. Apalagi hingga memprovokasi masyarakat,” demikian Irianto. (900)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: