IAIN Hadirkan Ahli Studi Islam Internasional

IAIN Hadirkan Ahli Studi Islam Internasional

\"gerbangBENGKULU, BE - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu terus menggelorakan kegiatan akademis. Kali ini seminar internasional bertajuk International Conference on Islamic Studies and Contemporary Issues akan dihelat 20-22 Oktober mendatang. Sejumlah narasumber ahli studi Islam dari berbagai negara seperti Malaysia, India, Brunei, Australia, Penang dan Indonesia akan hadir membahas isu-isu kontemporer keislaman. \"Peserta yang hadirpun baik dari perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Kita juga menghadirkan sejumlah ahli studi islam dari berbagai negara. Kesemuanya itu kami lakukan untuk mempertegas komitmen untuk menjadi pusat unggulan dalam kajian keislaman yang tidak hanya berskala nasional melainkan juga berskala international,\" terang Rektor IAIN Bengkulu Prof Dr Sirajuddin M MAg MH. Adapun narasumber tersebut Prof Dr H Nasaruddin Umar MA (Indonesia), Prof Dr Nur Syam MSi (Indonesia), Dr H Abdul Halim Bin H Ismail Ibnu Syaid Dinaa Albar (Penang), Dr H Nadirsyah Hosen LLM MA(Hons), PhD (Australia), Prof Dr Mohd Aslam Islahi (India), Prof Dr Abdul Mujib MAg MSi (Indonesia), Prof Dr H Rohimin MAg(Indonesia), Prof Dr Azharuddin Sahil (Malaysia) dan Prof Dr Mulyadi Kartanegara MA (Brunei Darussalam) Kegiatan ini akan dipusatkan di Kampus IAIN Bengkulu dan Hotel Horizon Bengkulu. Penyelenggaraan ini bertujuan menjawab persoalan-persoalan aktual, menggali dan mengembangkan ilmu-ilmu Al-Qur’an dan hadis secara komprehensif. Selain itu menggali dan mengembangkan wawasan pendidikan keagamaan progresif serta menggali  mengembangkan khazanah keilmuan agama Islam dalam bidang keilmuan  psikologi Islam. Kasubag Humas IAIN Bengkulu Drs. Matsuri mengungkapkan melalui kegiatan ini mampu menjadikan IAIN Bengkulu sebagai pusat unggulan yang berskala International. \"Paradigma pendidikan yang mengintegrasikan antara nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan perlu dikembangkan di Indonesia. Sedangkan pengembangan pendidikan yang komprehensif perlu dibangun berdasarkan ilmu-ilmu dasar agama Islam, yaitu ilmu-ilmu Alqur’an dan hadis,\" tuturnya. Disamping itu, persoalan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang kompleks memerlukan jawaban yang tidak hanya bersifat rasional-empiris, tetapi juga religius. Oleh sebab itu, penggalian dan pengembangan ilmu-ilmu psikologi Islam yang sudah dikembangkan oleh kaum Muslim masa lalu perlu digali untuk membangun wawasan keilmuan psikologi Islam. Dengan begitu terwujud keseimbangan pembangunan kecerdasaran spiritual, emosional dan intelektual yang pada akhirnya akan melahirkan generasi bangsa yang progresif dan sehat baik secara jasmani maupun rohani. Akibatnya, kajian normatif kini tidak lagi menjadi perspektif dominan dalam kajian akademik atas Islam, namun terdapat perkembangan yang menarik dalam dunia akademik dengan melihat Islam dari berbagai perspektif. Spektrumnya pun semakin meluas.(cik8/prw).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: