Lobster Benteng Diekspor ke Hongkong
PONDOK KELAPA, BE - Salah -satu produk hasil perairan di Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), udang Lobster. Hewan laut di kawasan perairan pesisir Pondok Kelapa ini bernilai jual tinggi. Para nelayan menjual Lobster itu ke penampung mencapai Rp 300 ribu perkilogram. Harga jualnya ke penampung induk bisa meneembus Rp 400 ribu perkilogram. Bahkan Lobster ini dieskspor ke mancanegara seperti Hongkong, Cina, Korea, Thailand, Singapura dan Malaysia. Warmen Safri toke Lobster tetap di Desa Pekik Nyaring, mengaku mahalnya harga lobster jenis ekspor sesuai dengan kesulitan untuk mendapatkannya. Mendapatkan Lobster sekilo saja sangat sulit. “Sekali berangkat melaut, nelayan jarang bisa mendapatkan Lobster ekspor dalam jumlah banyak. Paling banyak 3 hanya sekitar ons saja. Kalau musim tiba baru 1 kilo maksimal,” kata Warmen. Diungkapkan Warmen, hanya negara luar yang sanggup menerima atau membeli lobster dengan harga tinggi. Untuk dipasar lokal seperti wilayah Bengkulu atau kota besar tidak. Udang lobster bisa bertahan sampai 3 hari dalam perjalanan. Supaya tetap hidup Lobster dibungkus dengan rapat. “Ada pasir halus yang digunakan untuk membungkus Lobster, dengan pasir itu Lobster bisa bertahan hidup dan terhindar dari pembusukan,” paparnya. Menurutnya, penyaluran lobster ekspor dikirim secara kilat ke negara tetangga via pesawat terbang. Harga jualnya dengan kurs dollar. Kalau harga dollar meningkat dan tinggi, harga lobster juga mahal. “Lobster sangat disukai oleh WNA, rata-rata orang asia cina. Ada cara khusus memasak Lobster, hingga penyalurannya lancar,” ungkap Warmen. (111)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: