Petani Tomat Merugi
KEPAHIANG, BE - Petani tomat apel di Kepahiang kini terpaksa merugi. Ini setelah tanaman tomat yang dibudidayakan setelahberbuah diserang hama jamur dan ulat buah. AKibatnya, tanaman terancam mati dan buah tomat oun membusuk. Ketua Gapoktan Serunting Sakti Desa Karang Indah Kepahiang, H Syaiful menuturksn, jika seluas 1 hektar lahan tomat apel yang ditanam petani di desanya sebagian besar terserang hama ulat buah dan jamur. \"Sejauh ini kami sudah berupaya mengatasi serangan hama dan penyakit itu, baik melakukan penyemprotan dengan menggunakan insektisida ataupun fungisida. Sayangnya belum mampu mencegah serangan hama dan penyakit,\" katanya. Dikatakannya, serangan hama jenis jamur menyerang pada bagian bunga dan daun, sedangkan ulat menyerang pada bagian buah tomat. \"Kondisi awal serangan, daun tanaman tomat tampak memutih dan beberapa hari kemudian menjadi kuning. Padahal tanaman tomat kami itu baru saja berbuah dan tidak lama lagi akan panen. Akibat serangan ulat ini buah tomat menjadi busuk dan otomatis tidak bisa dipanen,\" jelasnya. Menurutnya, dengan kondisi ini produksi tanaman tomat petani menjadi kurang. Sehingga menyebabkan petani terpaksa mengalami kerugian. \"Padahal saat ini pemasaran tomat apel itu terbilang lancar dan harganya cukup menjanjikan yakni Rp 4 ribu per Kg. Biasanya buah tomat itu kami jual baik di dalam kabupaten kita ini dan juga di kabupaten lain seperti Linggau dan Kota Bengkulu,\" tandasnya. Terpisah, Hendri (38) petani di desa Daspetah Kecamatan Ujan Mas juga mengatakan, serangan hama berupa jamur dan ulat sudah mulai terjadi sejak awal musim hujan lalu. \"Pada musim hujan seperti ini memang tanaman tomat petani memang lebih rentan terserang hama dan penyakit. Kalau sudah terserang seperti ini otomatis pasti para petani akan merugi, padahal harga tomat apel tersebut saat ini sangat mampu mendongkrak pendapatan petani mengingat harga jualnya cukup tinggi,\" katanya. (505)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: