Stok Kedelai untuk 2 Minggu
RATU SAMBAN, BE - Tingginya harga kedelai menjadi perhatian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bengkulu. Kemarin, Disperindag Kota Bengkulu bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke distributor. Sidak dilakukan ke CV Abadi yang berada di Jl Hibrida Ujung kota Bengkulu. Perusahaan ini merupakan distributor kedelai terbesar di Bengkulu. Sidak yang berlangsung pukul 11.00 Wib itu cukup membuat kaget Kepala Gudang CV Abadi, Indra. Rombongan Sidak diterima karyawan CV Abadi itu, dan mereka langsung menunjukkan stok dan kualitas kedelai impor yang didistribusikan dari Lampung itu. Dikatakan Indra, stok kedelai hanya tinggal 3,5 ton, stok itu hanya bisa memenuhi kebutuhan selama setengah bulan atau dua pekan lamanya. Soal harga, ia mengaku tidak tahu persis, karena hanya penyuplai. Sedangkan penentu harga langsung kebijakan atasannya. Sejak terjadi lonjakan dolar menyebabkan harga kedelai naik, saat ini 1 zak berisikan 50 kg kedelai seharga Rp 430 ribu, dan setiap bulannya dipasok 40 ton. Sejak harga naik, permintaan pun turun mencapai 50 persen, dari 20 ton yang dipasok dari Lampung, masih tersisa 3,5 ton. Sementara itu Kepala Disperindag Kota, Rahmansyah SH saat dikonfirmasi mengatakan, Sidak berkaitan dengan keluhan pedagang terkait tingginya harga kedelai, hal ini juga dikaitkan dengan Peraturan Menteria Perdagangan No 23/M-DAG/5/2013 tentang stabilitas harga kedelai dilakukan melalui pembelian dari kelompok tani impor dan penjualan dilakukan oleh Bulog. Dan dalam Permendag No 25/M-DAG /6/2013 HPP pembelian di petani Rp 700/kg namun realitanya harga kedelai naik. Kemarin pada posisi Rp 9.900/kg dari harga sebelumnya Rp 7.700/kg, bahkan stok yang ada di gudang distributor terbatas, yakni 3,5 ton atau cukup untuk 2 pekan ke depan. Untuk itu berdasarkan kondisi ini Disperindag akan meminta pemerintah kota untuk mengirimkan surat ke Divre Bulog Bengkulu dan meminta untuk pemberian subsidi terhadap harga kedelai. \'\'Kita juga mengusulkan untuk melakukan Operasi Pasar, karena jika tidak dilakukan banyak pengrajin tahu dan tempe akan mati,\'\' tukasnya. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: