300 Tenaga Kesehatan Psikotes

300 Tenaga Kesehatan Psikotes

MUKOMUKO, BE – Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi MKes meminta kesiapan sekitar 300 orang tenaga pelayanan kesehatan dijajarannya mengikuti psikotes. Pelaksanaan psikotes itu pada Bulan September mendatang. Psikotes ini dilaksanakan terkait banyaknya tenaga kesehatan yang tak maksimal dalam memberikan pelayanan pada pasien di RSUD Mukomuko tersebut. Bagi yang tidak lulus psikotes bakal dipindahkan atau dipecat. “ Sekitar 300 lebih tenaga yang ada di RSUD ini semuanya diikut sertakan mengikuti psikotes,” ujarnya. Tim penilai psikotes ini melibatkan Universitas Bengkulu (Unib). “ Tidak ada campur tangan manajemen RSUD maupun Pemda dalam penilain, melainkan murni dari Unib,” kata Direktur RSUD Mukomuko, Syafriadi MKes. Bagi tenaga yang dinilai belum maksimal dalam memberikan pelayanan  siap – siap  dipindahkan atau keluar dari RSUD Mukomuko.  Sejauh ini, lanjut Syafriadi masih ada bawahannya yang belum maksimal. “Inilah salah satu tujuan dilakukan psikotes, untuk mengetahui dengan tepat dan benar siapa saja oknum tenaga yang belum memberikan pelayanan maksimal kepada pasien,” bebernya. Selain tim khusus penilai dari Unib, lanjut Syafriadi psikotes juga melibatkan SKPD terkait.  Intinya psikotes yang segera dilaksanakan tersebut untuk kebaikan dan kemajuan bersama, khususnya dalam memberikan pelayanan yang maksiamal kepada seluruh pasien. Syafriadi juga menyampaikan menerapkan satu ruangan satu perawat. Artinya tidak ada lagi keluarga pasien yang menunggu didalam ruang perawatan. Ini dilakukan untuk kebaikan bersama dan tidak menjadi beban RSUD.  Maksudnya agar keluarga yang menunggu pasien yang sakit tersebut tidak tertular, kebersihan terjaga, tidak menghabiskan air dan listrik di RSUD. Karena digunakan para keluarga pasien. “ Kita hitung saja, jika satu pasien keluarga yang menunggu lebih dari 5 orang. Berapa total beban yang harus ditanggung RSUD,\'\' imbuhnya. Intinya pasien yang rawat inap sudah menjadi tanggung jawab RSUD. Keluarga yang menunggu  hanya satu atau dua orang saja, itupun harus menunggu diluar ruangan. PEraturan ini sudah mulai diterapkan. Namun RSUD masih kesulitan dalam memberikan pengertian kepada keluarga pasien. Kendati demikian manajemen RSUD terus berupaya semaksimal mungkin dan diharapkan keluarga pasien bisa mengerti dan mengikuti aturan yang ada. (900)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: