Dra Hj Evriza MPd
Organisasi -Pengurus Nasyatul Aisiyah tahun 1990-1995 -Ketua Umum Daerah Nasyatul Aisiyah tahun 1995-2000 -Ketua Umum PW Nasyatul Aisiyah tahun 2000-20004 -Sekretaris Majelis Tabligh PW Aisiyah tahun 2005-2010 -Ketua Umum Pimpinan Wilayah Aisiyah tahun 2010-2015 -Anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan di MUI Bengkulu -Kajur Koperasi dan pembina Kopel tahun 2000-2008 -Ketua Pokja Praktek Kerja Industri SMK tahun 2009 dan tahun Wakil humas SMKN 1 Kota Bengkulu tahun 2011 Prestasi -Juara I baca puisi pada Penataran Pengelolaan Toko di -Jakarta -Harapan 3 MTQN antar mahasiswa di Kalimantan Barat -Juara I Koriah di provinsi Bengkulu Hidup Harus Tegar Dra Hj Evriza MPd terlahir dalam keluarga sederhana. Orang tuanya, Muhktar Sutan Muda (Alm) dan Djawani (Alm) mewarisi jiwa berbisnis. Waktu dia kelas 3 Sekolah Dasar, telah menjadi anak yatim karena ditinggal pergi ayahnya. Sehingga dia harus bekerja keras untuk bertahan hidup bersama tiga saudaranya, dengan membantu usaha konveksi yang digeluti ibunya saat itu. Dia juga berjualan kue, hingga akhirnya menamatkan kuliah. Setelah itu, Evrizal ditemukan jodohnya, yaitu Syafrizal pernikahan dilakukan pada 27 januari 1991. Merasa sudah digenapkan setengah dien (Agama)nya, ia merantau ke Kota Bengkulu demi, pertarungan sebuah nasib yang lebih baik. Ia melanjutkan berjualan kue dengan gerobak. Sedangkan suaminya penyulam kasur catur, dengan penghasilan pas-pasan \"Saya ke Bengkulu karena ingin ikut MTQ Nasional, tiba di Bengkulu mencari himpunan koriah di Bengkulu tapi kala itu belum ada\", terangnya. Tak berhenti disana, ia mulai menekui koriah dengan belajar di TPA Kebun Dahri diasuh Ustadzah Nurjanah Ismail, dialah sosok perempuan yang menempa dirinya hingga sukses. Pada tahun 1992 mengikuti lomba koriah di tingkat provinsi berhasil menyabet juara I. Namun gagal di tingkat nasional, pembelajaran tak berhenti disana, kemanapun ustazah Nurjanah pergi dan mengajar selalu diikutinya, hingga pada tahun 1994, ia dikirimkan menjadi kodirah MTQN di Riau, kemampuannya mendapatkan penghargaan, \"Setiba dari MTQ Nasional saya ditawarkan menjadi PNS, kala itu di usulkan Dinas sosial provinsi ke tingkat pusat dan Maret 1995, keluarlah Surat Keputusan (SK) Pegawai Negeri Sipil (PNS),\" katanya. Ia ditugaskan menjadi Guru SMKN 1 kota Bengkulu. Penghasilannya sebagai guru, tak membuat perempuan berdarah minang lupa diri, hatinya cukup dermawan, Ia menyekolahkan anak-anak yang tidak beruntung dengan hidup serumah, \"Hidup ini harus berbagi, dan kebahagiaan itu ketika kita sudah bisa memberikan yang terbaik dan bermanfaat kepada orang lain, \" katanya. Sikap keibuan dan belas asih itu membuat salah seorang muridnya beragama nasrani mengaguminya, hingga sang murid rela beralih agama Islam, \"banyak percobaan yang dihadapi, bahkan saat memualafkan sang anak, harus berhadapan dengan keluarga, mirisnya lagi sang anak harus rela kehilangan matanya karena berpindah agama, \" katanya. Usaha Susu Kedelai Menjadi pegawai negeri sipil (PNS) tidak membuat Evriza berhenti menekuni usaha. Dia justru menggagas penjualan susu kedelai. Dia menjadi salah satu promotor lahirnya wirausaha ekonomi kerakyatan di Bengkulu. Perempuan dilahirkan di Batu Tebang 10 juli 1964 tahun silam, memiliki prinsip \"maju dan setara dengan kaum laki-laki, \". Dia mengtakan, perempuan tidak boleh lemah, harus memiliki jiwa enterpreneur dan mampu mencari peluang untuk berusaha,\" ujarnya. Wanita berjilbab itu sangat yakin perempuan akan maju dengan usaha kerasnya jika usaha itu disertai dengan keridhoaan dan berada di jalan Allah maka, ia akan dibantu untuk bisa mengembangkan usaha, dengan begitu perempuan akan berdikari sehingga tidak selalu menunggu penghasilan pemberian dari sang suami. \"Hidup ini harus tegar, kuat dan selalu meminta petunjuk serta bekerja kara Allah \" ungkap perempuan yang akrab disapa Ummi Icha itu. Usaha susu kedelai yang saat ini menjadi salah satu penghasilanya itu tidak besar begitu saja, penuh perjuangan dan tantangan. Membuka peluang usaha susu kedelai awalnya tak pernah terbayangkan, usaha yang saat ini menjadi penghasilan keluarga itu diawali dari penyakit mag yang sudah kronis, ia divonis dokter untuk endoskopy, ketakutanya membuat otaknya di putar, sebagai seorang guru wirausaha jelas banyak mengenyam asam garam, iapun memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Dia berselancar dunia maya akan manfaat kedelai terhadap penyakitnya sembuh.(endang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: