Kartini Rasyid, SP
Mengabdi Untuk Masyarakat Kartini Rasyid, SP memilih terjun kedunia masyarakat. Menjadi Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) pada program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Hal ini dilatari sejak lulus kuliah, Kartini hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, melayani suami dan menjaga anak-anaknya. Putri pasangan Rahima dan Rasyid, memiliki kemampuan mengkoordinir orang banyak telah dimiliki sejak duduk dibangku SD, Ia diminta untuk mengajar adik-adik tingkatnya, hingga ia duduk dibangku SMA tetap mengajar les di sekolah ayahnya. \"Saya memang senang berpidato didepan umum, pulang sekolah, sorenya tiga hari sekali ngajar les ada SD dan MIN,\" katanya. Dia mengatakan, ayahnya mendidik keluarganya selalu mengajarkan dalam kehidupan ini agar selalu berbagi, iklas dan tidak menuntut imbalan dengan apa yang dikerjakan. Lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di UNIB, Fakultas Pertanian, sangat aktif dalam organisasi, bahkan ia ditunjuk sebagai tutor PKBI. Saat itu Pondok Pesantren Pancasila dan Darussalam sebagai binaanya. Kesibukanya justru mempertemukan jodohnya, Edy Tiawarman yang berprofesi dosen di Unib, hingga akhirnya pada semeter 5 menikah muda. Pun begitu ia tetap menyelesaikan kuliahnya. Kesibukan sebagai ibu rumah tangga menyita waktunya, apalagi anak-anaknya masih kecil, ia hanya fokus mengurusi anak dan sebagai pelayan suami. Nasibnya berubah hingga 180 derajat berawal dari tawaran pekerjaan sang kawan, yang diminta untuk bergabung menjadi pendamping dalam program direktoran pertanian pada tahun 2005. Sebagai istri yang baik, Kartini meminta izin dari suaminya, \"Pekerjaan ini seperti panggilan bagi saya, dan ini sesuai dengan harapan saya, \"ujarnya seraya mengatakan izin bekerja itupun diperolehnya. Tawaran itupun langsung diambil, dan pertamakalinya bekerja dan ditugaskan sebagai fasilitator di Pemkab Seluma, pekerjaannya cukup menyita waktu, ia yang saat itu meninggalkan anak balitanya terpaksa harus meninggalkan beberapa hari, \"Pekerjaan itu biasanya dilakukan malam, dan terpaksa harus nginap di daerah 3-6 hari, dan baru hari libur saya pulang, \" ungkapnya. Iapun terus berkomunikasi atas beban kerjanya yang kian menumpuk, \"Suami sangat mengsuport saya. Dan sepenuhnya pengasuhan anak-anak dijaga sama papa, \" katanya. Dukungan suami justru membuat Kartini semakin semangat, kemampuanya menjadi fasilitator pada tahun 2006, ia masuk pada Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya dalam penanggulangan kemiskinan sebagai pendamping dilapangan, kinerjanya ini sejalan dengan hatinya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang kurang beruntung. sehingga apa yang diberikan kepada masyarakat mengalir begitu saja. \"Bergabung disini karena pas dengan selera, dan seperti panggilan jiwa saja, \" ungkap istri Edy Tiawarman itu. Pekerjaan di Pemkab Seluma, selama dua tahun itupun sukses, dan tahun kemudian ia dipindahtugaskan ke Manna Bengkulu Selatan, pada tahun 2009. Kemudian pada tahun 2010 ia dipindahkan menjadi asisten kota sigi kota Bengkulu, kariernya kian gemilang saat ia ditarik sebagai asisten trainer, bekerja satu bulan Kartini dipromosikan menjadi tenaga ahli yang saat ini dipercayakan menjadi konsultan P2KP. \"Sebelum terjun di fasilitator, saya juga pernah ikut tes CPNS, tak tanggung-tanggunng tes CPNS itu sampai 10 kali, namun tidak ada yang lolos. Allah maha tahu apa yang kita perbuat, disinilah cocoknya karier saya, \" katanya. Pekerjaan dalam PNPM, terangnya sangat berat, apalagi yang dihadapkan mereka-mereka yang tidak semuanya mengenyam pendidikan, justru pekerjaan ini menjadi tantangan dirinya untuk membangkitkan semangat masyarakat yang tidak beruntung untuk bangkit dari perekonomiannya. \"Justru saya sangat terpanggil kemerosotan moral selama ini, dimana kepedualian sesama justru menjadi kesengjangan dimasyarakat,\" katanya seraya mencontohkan, dulu masyarakat ringan tangan dalam membantu dan bergotong royong. Saat ini justru berubah dengan gaya matrealistis, disini kita teroanggil bagaimana membangkitkan dan menanggani moral mereka ini. Karena ia yakin, manusia itu dibentuk dari dasar yang baik, namun perkembanganya dipengaruhi sisi lingkungan. Harusnya ada gerakan moral, dengan pengendalian spiritual, jika ini tidak dibangkikan maka dampaknya akan luar biasa. Dan dengan sentuhan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ini, dengan pola pendekatan, maka pemberdayaan penaggulangan kemiskinan bekerja dengan membentuk tim dengan memberikan pelatihan berupa kerajinan. Melalui pendekatan yang persuaif, dan apa yang telah dilakukan diakuinya belum memberikan dampak yang luas, namun telah berusaha untuk membuat seseorang lebih maju dan lebih baik dari sebelumnya, \"Ukuran pergerakan moral itu memang sulit diukur dan dilihat secara massal,\" terangnya. Kartini mengajak masyarakat Bengkulu terkhusus Perempuan, agar tidak berpangku tangan, karena jika kita bisa dengan apa yang kita usahakan, Allah akan memberikan jalan keluar asalkan tidak mudah putus asa, dan selalu bersyukur dengan apa yang diberikan Allah. Ia juga mengatakan bahwa semua orang yang dilahirkan di Bumi, \"Allah memberikan potensi untuk menjadi orang yang baik, dan sukses lebih baik asalkan mau bekerja keras dan berpikir positif serta selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki, \" terangnya.(endang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: