Hubungan Pendidikan Dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan Di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang

Hubungan Pendidikan Dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan Di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang

Oleh Helmi Johan (KEPALA SMK N 2 KEPAHIANG)  

ABSTRAK Hubungan Pendidikan Dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang. Jenis penelitian ini tergolong Deskriptif Korelasional (Corelational Studies) yang bertujuan mencari korelasi variabel bebas dengan variabel terikat. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja yang ada di kecamatan Kepahiang. Sampel penelitian diambil secara proporsional random sehingga diperoleh 73 responden. Hasil penelitian ini menemukan: (1) terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara Pendidikan Formal dengan kepedulian remaja terhadap lingkungan di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang sebesar 12,9%, (2) Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara Pendidikan Informal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan sebesar 14,2% dan (3) Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara Pendidikan Formal dan Pendidikan Informal secara bersama-sama dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan berkontribusi sebesar 27,4%.

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. A.    Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, karena itu tidak terlepas dari banyak masalah yang dihadapi, salah satunya adalah masalah lingkungan. Masalah lingkungan cenderung meningkat apabila tidak ada peran serta kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang memandang lingkungan sebagai tempat kelangsungan hidup. Timbulnya bencana lingkungan disebabkan sikap manusia yang tidak bertangung jawab terhadap keseimbangan hubungan antara manusia dengan lingkungannya, sehingga lingkungan menjadi rusak, hal ini dapat menghambat pembangunan dan kelangsungan hidup. Dengan demikian diupayakan agar lingkungan tetap dapat mendukung kehidupan yang berlanjut melalui pendidikan lingkungan, penerimaan berbagai informasi dan partisipasi remaja, diharapkan dapat dikembangkan perubahan sikap dan perilaku baru dalam bertindak terhadap lingkungan.  

1

Remaja merupakan kehidupan generasi sekarang dan masa yang akan datang. Peran remaja dalam mengelola lingkungan dapat bermula dari linkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal, misalnya menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya, menjaga pekarangan agar tetap bersih, manjaga saluran air limbah agar tetap lancar. Tindakan remaja dalam menjaga, memelihara dan mengelola lingkungan seharusnya didasari pada pendidikan terutama tentang pendidikan lingkungan, berbagai informasi tentang lingkungan maupun pengalaman nyata. Setiap individu mempunyai perbedaan pendapat ada yang bersifat positif dan sebaliknya ada yang bersifat negatif. Pada kenyataannya masih banyak remaja yang belum menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan dalam artian tidak mencintai kebersihan, tidak menjaga keindahan lingkungan sekitar, tidak memelihara bahkan merusak linkungan sekitarnya. Berdasarkan pengamatan di kecamatan Kepahiang, diduga sebagian besar remaja masih banyak yang merusak seperti mengotori lingkungan dengan membuang sampah sembarangan dan tidak memelihara dan menjaga kebersihan linkungan. Ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan yang ada di Kecamatan Kepahiang, sesuai dengan hasil observasi di lapangan dan data yang peneliti dapat dikantor Kecamatan ada 3 kategori kondisi lingkungan yaitu: kondisi lingkungan yang K3 nya baik, Kondisi lingkungan yang K3 nya sedang dan kondisi lingkungan yang K3 nya sangat kurang sekali. Untuk lebih jelasnya urutan kondisi lingkungan dilihat dari K3 nya dapat dilihat tabel berikut:         Tabel   1.1      Urutan Dusun di Kecamatan Kepahiang sesuai dengan tingkat K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban) lingkungan berdasarkan hasil Lomba K3 tahun 2010.

No. Urut

Dusun

Keterangan

1

2

3

WeskustTebat Monok 0Kepahiang Baik Sedang Kurang
Sumber : Kantor Camat Kepahiang, 2013 Dalam rangka penanggulangan masalah lingkungan pemerintah telah malakukan berbagai usaha yang mendorong tercapainya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat seperti mengadakan perlombaan dibidang kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3) lingkungan. Usaha ini merupakan bagian integral dari usaha pemerintah dalam memelihara dan meningkatkan kualitas lingkungan. Usaha ini tidak akan berhasil apabila masyarakat terutama remaja itu tidak aktif dalam usaha penanggulangan permasalahan lingkungan. Kemudian mengengenai lingkungan  yang telah rusak atau terganggu keseimbangannya perlu direhabilitasi agar kembali berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. Pembinaan dan penegakan hukum untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan ditingkatkan. Dalam upaya pengendalian pencemaran dapat digunakan berbagai perangkat ekonomi dengan pemanfaatan teknologi yang sesuai agar kualitas lingkungan dapat dipertahankan. Pada saat ini media masa semakin banyak dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat, yang  fungsi utamanya adalah sebagai pengawasan lingkungan, tranmisi warisan-warisan budaya, pemberian informasi, dan interpretasi yang membantu pemahaman dan pembentukan nilai-nilai serta simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat (Laswell dalam Donis 1987). Dengan seringnya masalah lingkungan dibahas dalam media masa akan membentuk sikap dan kepedulian positif remaja. Remaja merupakan kelompok individu yang penuh potensi. Menurut Sunarto (1995), rentang usia remaja secara umum berada dalam usia 13- 22 tahun, bla dihubungkan dangan pendidikan formal yang ditempuh oleh remaja maka usia ini berada pada jenjang pendidikan SMP, SMTA dan perguruan tinggi. Masa remaja merupakan masa yang sangat sulit dan labil karena masa ini merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, pada tahap ini marupakan masa mencari jati diri dan pengakuan diri bagi remaja sehingga pada masa ini remaja sering bertindak antisipasi terhadap kehudupan atau kehilangan sifat-sifat baik (bertindak negatif dan menyimpang Hurlock, 1992). Masa remaja sangat penting hubungannya dengan masa yang akan datang, sehingga kita selalu ingat bahwa mereka memerlukan contoh dan bimbingan. Untuk mempertinggi kesadaran lingkungan suatu sistem pendidikan lingkungan harus dimantapkan agar dapat menjangkau penduduk yang besar jumlahnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal diperlukan untuk menjamin keikutsetaan khalayak ramai, dan tanpa usaha ini hal yang berkenaan dengan lingkungan tidak mungkin dapat berhasil. Dalam upaya kepedulian remaja terhadap lingkungan di Kecamatan Kepahiang, maka pengaruh pendidikan lingkungan remaja perlu dikaji sehingga segala kebijaksanaan lingkungan tempat tinggal yang ada akan menjadi tolak ukur kepedulian remaja terhadap lingkungan. Berdasarkan pemikiran diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian, yang diberi judul dengan : “Hubungan Pendidikan dengan Kepedulian Remaja terhadap Lingkungan di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang”.
  1. B.     Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat di identifikasikan masalah penelitian sebagai berikut :
  1. Apakah pendidikan formal remaja mempunyai hubungan dengan kepeduliannya terhadap kebersihan  lingkungan.
  2. Apakah pendidikan informal mempunyai hubungan dengan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan.
  3. Apakah motifasi keluarga mempunyai hubungan dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan.
  4. Apakah kondisi sosial lingkungan mempunyai hubungan dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan.
  5.  Apakah latar belakang perekonomian keluarga mempunyai hubungan dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan.
  6. Apakah latar belakang pendidikan orang tua mempunyai hubungan dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan.
   
  1. C.    Batasan dan Rumusan Masalah
1.   Batasan masalah Berdasarkan latar belakang  dan identifikasi masalah, penelitian ini di batasi variabelnya yaitu aspek pendidikan formal dan pendidikan informal remaja. Kepedulian terhadap lingkungan dibatasi pada remaja teradap linkungan, partisipasi remaja dalam pemeliharaan lingkungan, sikap dan tanggung jawab remaja terhadap lingkungan. Jelasnya penelitian ini mengkaji hubungan antara pendidikan formal dan informal dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan di Kecamatan Kepahiang, Kab Kepahiang. 2.   Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal remaja dengan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan ?
  2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan informal dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan ?
  3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan formal remaja dan pendidikan informal secara bersama-sama dengan kepeduliannyaterhadap kebersihan lingkungan ?
   
  1. D.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi, manganalisis dan membahas data tentang :
  1. Hubungan yang signifikan antara pendidikan formal remaja dengan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan di kecamatan Kepahiang, kabupaten Kepahiang.
  2. Hubungan  yang signifikan antara pendidikan informal remaja dengan kepedulian remaja terhadap kebersihan lingkungan di kecamatan Kepahiang, kabupaten Kepahiang.
  3. Hubungan yang signifikan antara pendidikan formal remaja dan pendidikan informal dengan kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan di kecamatan Kepahiang, kabupaten Kepahiang.
 
  1. E.     Manfaat penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk :
  1. Sebagai salah satu syarat bagi panulis dalam memperoleh gelar sarjana Strata  satu (S1) pada jurusan Geografi Universitas Negeri Padang.
  2. Sebagai informasi bagi remaja sekolah maupun non sekolah tentang kpedulian terhadap lingkungan yang mudah dimengerti dan dipahami.
  3. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah- sekolah dan masyarakat yang berada disekitar Kecamatan Kepahiang.
 

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN  

  1. A.    Kajian Teori
Kajian teori merupakan bahasan yang berisi tentang teori-teori, asumsi atau hasil penelitian sebagai hasil dari studi kepustakaan. Dalam kajian teori ini di bahas tentang variabel penekitian yang berhubungan antar variabel. Adapun variabel yang akan dibahas dalam kajian ini adalah :
  1. Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan
Kepedulian adalah suatu sikap atau tingkah laku dalam upaya pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan (Yunesni 2000). Pengertian remaja menurut Piagat dalam Elizabet (1996), menyebutkan secara psikologis remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, mempunyai banyak aspek efektif termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok, trensformasi intelektual yang khas dari cara berfikir sehingga memungkinkan untuk mencapai integtasi dalam hubungan sosial dengan oreng dewasa.  

8

Menurut Sunarto (1993), remaja adalah tingkat perkembangan anak  yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, dimana kebutuhan yang cukup komplek, cakrawala interaksi sosial dan pergaulannya telah cukup luas, mempunyai rentang usia dalam usia 13-22 tahun. Sedangkan pengertian lingkungan mula-mula secara umum diartikan hanyalah tanah sekitar tempat tinggal, tetapi pengertian lingkungan sebenarnya mempunyai  makna  lebih luas. Lingkungan atau lingkungan hidup meliputi segala apa saja, baik berupa benda mati maupun benda hidup yang ada di sekitar tempat kita, baik secara langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi hidup maupun kehidupan { Beratha dalam Yusneni 2000 }. Menurut UU RI No. 4/1982, lingkungan hidup merupakan ruang dan sumber daya manusia dan makhluk hidup termasuk di dalamnya perilakunya yang mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup lainnya. Menurut Emantri dalam Yusneni {2000} Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan bertujuan untuk :
  1. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan manusia dengan lingkungan.
  2. Terkendalinya pemamfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
  3. Terwujudnya manusia sebagai peranan lingkungan hidup.
  4. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
  5. Terlindungnya negara terhadap dampak kegiatan yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.
Manusia merupakan bagian dari sistem lingkungan hidup, dimana terjadinya hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungan. Manusia diberi kelebihan berupa akal dan pikiran untuk mengembangkan  dan melestarikan lingkungan. Hubungan ini sering tanpa disadari mendatangkan kerugian pada menusia itu sendiri begitu juga dengan lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia, oleh sebab itu lingkungan merupakan tanggug jawab bersama termasuk remaja.  
  1. Pendidikan lingkungan remaja
Pendidkan merupakan kebutuhan dasar manusia, setiap manusia membutuhkan pendidikan baik formal maupun non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung di sekolah- sekolah yang mempunyai tingkatan atau jenjang , sedanggkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang berlangsung diluar lingkungan keluarga dan sekolah, kemudian pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung di lingkungan keluarga (Togatorop dalam linda 1999). Menurut UU RI No. 20 / 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, kepedulian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negaranya. Menurut Yusuf dalam Asnidar (1989), pendidkan hendaklah diwujudkan untuk pengembangan kepribadian secara keseluruhan mencakup pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap mental serta aspirasi. Sehingga tahu diri, sadar akan kemampuan dan dapat berkomunikasi dengan lingkungan. Pendidkan lingkungan remaja dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan tujuan memberukan dan menambah kadar pengetahuan lingkungan, pembentukan dan pengembangan sikap dan tingkah laku remaja dalam bertindak terhadap lingkungan baik yang diselenggarakan dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sumber alam adalah, segala sesuatu yang memungkinkan organisme hidup untuk meningkatkan pengubahan energi. Ada empat belas azaz ilmu lingkungan adalah sebagai berikut:
  1. Energi tak pernah hilang, hanya berubah
  2. Semua proses pengubahan energi tidak cermat
  3. Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman adalah kategori sumber alam.
  4. Mengenai kejenuhan dan ketidakjenuhan
  5. Peningkatan pengadaan suatu sumber alam mungkin dapat merangsang penggunaan sumber alam tersebut.
  6. Ketunaan (genotip) dengan daya pembiakan tertinggi akan sering dijumpai pada generasi berikutnya.
  7. Keanekaragaman yang kekal lebih tinggi pada lingkungan yang stabil
(Rosenzweig)
  1. Tingkat makanan atau takson menjadi jenuh oleh keanekaragaman, dengan kecepatan yang ditentukan oleh sifat nicia, diferensiasi
  2. Keaneka ragaman sebanding dengan biomasa  atau produktifitas
  3. Biomasa atau produktifitas meningkatkan dalam lingkungan yang stabil
  4. Sistem yang mantap (mantap) mengekploitasi sistem yang belum dewasa
  5. Kesempurnaan adaptasi tiap tabiat atau sifat bergantung kepada kepentingan relatifnya dalam suatu lingkungan tertentu
  6. Lingkungan fisik yang stabil memungkinkan keanekaragaman biologi berlaku dalam ekosistem mantap, yang kemudian menggalakkan stabilitas populasi lebih jauh lagi
  7.  Derajat pola keteraturan flukstuasi populasi bergantung kepada pengaruh sejarah populasi itu sebelumnyas.
 
  1. Pengembangan  kesadaran masyarakat
Pasal 9 berbunyi sebagai berikut: “Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan tanggung- jawabnya  dalam pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan dan penelitian tentang lingkungan hidup”. Adapun penjelasan pasal tersebut adalah: “ Pendidikan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat dilaksanakan baik melalui jalur pendidkan formal mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, maupun melalui pendidikan nonformal. Sungguhpun masalah lingkungan hidup sudah terdapat lama di tanah air kita, namun penanganannya menurut pendekatan ekosistem masi baru. Sedangkan kunci berhasilannya program pengembangan lingkungan hidup berada ditangan manusia dan masyarakat. Karena itu sangat penting menumbuhkan pengertian, penghayatan dan motivasi di kalangan masyarakat untuk ikut serta dalam pengembangan lingkungan hidup. Untuk ini diperlukan dua jalur ikhtiar:
  1. Mengembangkan pengertian dan penghayatan kesadaran lingkungan melalui pendidikan formal dan nonformal.
  2. Mengajak serta kelompok – kelompok masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan pengembangan lingkungan hidup seperti: Pimpinan agama, wanita, pemuda, dan organisasi masyarakat lainnya.
Pendidikan dan pengembangan kebudayaan perlu memberikan  sumbangan pada sistem nilai dan sikap hidup seperti:
  1.  Mampu memelihara keseimbangan antara pemenuhan kepentingan diri dengan kepentingan lingkungan sosial dan kepentingan alam.
  2.  Memiliki kadar solidaritas sosial dan solidaritas alam yang besar
  3.  Mampu menempatkan diri sebagai bagian dari peri kehidupan kosmos yang tumbuh berkembang dengan keeutuhan pertumbuhan keseimbangan ( equilibrium ).
  4.  Bisa melihat dalam perspektif dan horison transgenerasi, sehingga sikap laku pribadi mengindahkan keadaan masa dan kepentingan generasi depan.
  5. Sistem nilai masyarakat yang memandang pelestarian sumber alam,mencegah kerusakan alam,menghindarkan pencemaran lingkungan dan mengelola sumber alam secara bijaksana.
Penanaman pengertian tentang manfaat yang diperoleh dari pengembangan keserasian dan keseimbangan lingkungan hidup dapat disalurkan melalui berbagai jalur pendidikan seperti pedidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal         :  di sekolah- sekolah dasar, menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan nonformal   :  di kursus- kursus dan kegiatan- kegiatan lainnya yang diselenggarakan di luar lembaga- lembaga pendidikan formal. Pendidikan informal      :  di dalam keluarga dan kehidupan sehari – hari dalam masyarakat.  
  1. B.     Kajian Penelitian yang relevan
Dibawah ini dikemukakan hasil-hasil sebagai studi yang rasanya relevan dangan penelitian penulis :
  1. Studi Farra Marta (1999) yang berjudul “Sikap remaja terhadap kelestarian lingkungan hidup”, manyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal terhadap sikap remaja terhadap kelestarian lingkungan, hal ini berarti semakin tinggi pendidikan formal dan pendidikan non formal yang ditempuh remaja maka sikapnya terhadap kelestarian lingkungan hidup cenderung semakin baik.
  2. Studi Gustina Yesi (2005) yang berjudul “Hubungan pendidikan lingkungan remaja dan penerimaan informasi melalui media massa dengan kepedulian ramaja terhadap lingkungan di kecamatan Nanggalo kota padang”, menyatakan terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara penerimaan  informasi melalui media massa dangan kepedulian remaja terhadap lingkungan di kecamatan Nanggalo kota Padang.
 
  1. C.    Kerangka Konseptual
Pembangunan yang sedang dilaksanakan memebawa berbagai perubahan baik dalam kehudupan sosial maupun pada lingkungan. Sasaran penelitian ini adalah pada remaja, maka kajiannya dibatasi pada pendidikan formal dan informal remaja. Dalam rangka memberikan pengetahuan lingkungan, maka peranan pendidikan sangat penting, yang merupakan pemikiran meju serta sikap dan prilaku yang bertanggug jawab. Untuk mengembangka sumber daya yang tinggi salah satunya adalah melalui pendidikan, bila pendidikan dan pemahaman berkembang dengan baik maka aspek lainnya juga akan turut berkembang. Kepedulian remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu pandangan, perhatian, partisipasi, sikap dan tingkah laku remaja dalam memelihara, menjaga dan mengelola lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian bahwa pendidikan formal dan informal remaja diduga mempunyai hubungan yang signifikan dengan Kepedulian remaja terhadap lingkungan.  

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptul  

  1. D.    Hipotesis 
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian ini adalah:
  1. Terdapat hubungan yang signifikasi dan positif antara pendidikan formal remaja dengan Kepedulian remaja terhadap lingkungan  .
  2. Terdapat hubungan yang signifikasi dan positif antara pendidikan informal remaja dengan kepedulian remaja terhadap lingkungan.
  3. Terdapat hubungan yang signifikasi dan positif antara pendidikan formal remaja dan pendidikan informal secara bersama- sama dengan kepedulian remaja terhadap lingkungan.
     

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN  

  1. A.    Jenis Penelitian
Berdasarkan judul dan batasan masalah, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi. Arikunto dalam Sumanto {1995}, menyatakan jenis penelitian desktiptif korelasi, merupakan salah satu bentuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendepenelitiankan variabel- variabel penelitian dan mencari hubungan kontribusi antar variabel, menerangkan variabel-variabel yang telah diajukan dengan maksud memberikan gambaran mengenai keadaan pada daerah penelitian.  
  1. B.     Populasi dan sampel
  1. Populasi
Semua individu yang menjadi objek penelitian. Berdasarkan pengertian diatas maka sesuai dengan ruang lingkup penelitian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang ada di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang yang berjumlah 8.748 jiwa yang terdiri dari kelompok umur 13-23 tahun yang terdiri dari remaja SMP, remaja  SMA/SMK  dan mahasiswa.berdasarkan hal diatas, maka populasi yang diambil berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: a)      Berumur 13-23 tahun b)      Belum berkeluarga c)

17

Bertempat tinggal secara administrasi diwilayah penelitian Untuk lebih jelasnya besar populasi dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini : Tabel 3.1 Populasi Penelitian (Jumlah Remaja di Kecamatan  Kepahiang )

No

Dusun

Jumlah penduduk

Jumlah remaja

123 KepahiangTebat MonokWeskust 11.81925.3795.689 2.4115.1671.170
Jumlah 42.887 8.748
Sumbar : BPS (Kepahiang dalam angka 2007) Sedangkan populasi daerahnya adalah seluruh desa yang ada di Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang.  
  1. Sampel
a)      Sampel wilayah Mengingat luasnya wilayah penelitian, maka sampel wilayah penelitian diambil berdasarkan tingkat kebersihan lingkungan yang termasuk kategori baik, maka ada 1 kategori yaitu lingkungan yang tingkat kebersihannya baik. Berdasarkan kriteria tersebut maka ada 1 dusun yang mewakili wilayah penelitian. dusun itu adalah dusun Weskust dan Kepahiang. b)      Sampel responden Berdasarkan daerah yang ditunjuk pada 2 sampel wilayah, maka sampel responden ditentukan dengan teknik “proporsional random sampling” maksudnya responden ditentukan proporsi yang sama tiap wilayah. Besarnya proporsi sampel ditentukan sebanyak 2 % untuk setiap wilayah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Sampling Responden (Remaja) di Kecamatan Kepahiang

No

Dusun

Jumlah Remaja

Proporsi

Responden

1

Kepahiang

2411

2 %

48

2

Weskust

1170

2 %

25

Jumlah

73

 
  1. C.    Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini dapat dua jenis variabel yaitu variabel bebeas dan veriabel terikat. Variabel bebas adalah pendidikan formal remaja( X1) dan pendidikan informal remaja (X2). Sedangkan veriabel terikatnya adalah kepedulian remaja terhadap lingkungan di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang ( Y ).  
  1. D.    Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara wawancara berencana dengan menggunakan angket terhadap responden penduduk sekitar wilayah penelitian. Sedangkan beberapa hal yang tidak mungkin di peroleh dengan wawancara dapat dilakukan dengan teknik observasi langsung.        

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian

No

Variabel

Indikator

Item

1

Pendidikan formal
  • Tingkat  pendidikan

2

2

Pendidikan informal
  •  Pengetahuan mengenai lingkungan di keluarga

3  

3.

Kepedulian terhadap lingkungan.
  • Kebersihan lingkungan sekolah
  • Kebersihan lingkungan rumah
  • Kebersihan lingkungan masyarakat

10

10

10

Jumlah

35

 
  1. E.     Jenis data, sumber data, teknik dan alat pengumpulan data
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian, maka jenis data, teknik dan alat pengumpulan data secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Jenis data, Sumber data, teknik dan alat pengumpulan data

No

Jenis data

Sumber data

Teknik pengumpul data

Alat pengumpul data

1 Data primera.Kepedulian                                           remajab.Pendidikan formalc.pendidikan informal RespondenResponden   Responden Wawancara berencanaWawancara berencanaWawancaea berencana AngketAngket   Angket
2 Data sekundera.Kondisi fisik wilayahb.Kondisi sosial wilayah penelitian BPS, kantor camat, kantor kelurahanBPS, kantor camat, kantor kelurahan Observasi  Observasi Pencatatan  Pencatatan
     
  1. F.     Teknik Pengambilan Data
Adapun teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
  1. Observasi
Dalam observasi peneliti akan langsung turun ke lapangan atau lokasi penelitian. Peneliti akan mengamati linkungan di sekitar wilayah penelitian salama berada di lapangan.
  1. Wawancara
Peneliti akan melakukan wawancara dengan penduduk di lokasi penelitian untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas dan murni.
  1. Dokumentasi
Untuk memperjelas dan memperkuat data penelitian maka peneliti juga mengambil beberapa dokumentasi.  
  1. G.    Teknik Analisis Data
Sesuai dengan jenis data yang akan di kumpulkan dan hipotesis yang telah di ajukan maka setiap hipotesia dilakukan dengan pengujian statistik. Adapun analisis statistik yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Analisis statistik deskiptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan maksud melihat kecenderungan distribusi data pada masing-masing variabel. Adapun formula yang digunakan adalah :   P = x 100%   Dimana : P = Persentase f = Frekuensi n = Jumlah sampel   Untuk menunjang keperluan yang dimaksud juga perlu du tentukan kisaran rata-rata (Mean) dan standar deviasi.    
  1. Analisis statistik inferensial
    1. Uji Persyaratan Analisis
      1. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksud untuk memeriksa apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini diperlukan untuk persyaratan penggunaan teknik analisis jalur. Uji normalitas menggunakan teknik uji Kolmogorov Smirnov (Uji KS)
  1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari variasi yang sama (homogen). Uji homogenitas pada prinsipnya bertujuan untuk menguji apakah sebuah group data mempunyai varians yang sama diantara anggota grup. Uji homogenitas menggunakan Uji levence, dengan melihat nilai Sig pada tabel Levene’s Test Equaliyof Error Variances dan kriteria pengujian sebagai berikut: -          Jika nilai Sig. > 0.05 berarti data penelitian berasal dari variansi yang sama (homogen) -          Jika nilai Sig. < 0,05 berarti data penelitian berasal dari variansi yang tidak sama (tidak homogen) Uji homogenitas dapat juga menggunakan scatter plot nilai residual variabel endogen (Idris, 2007:88). Pengambilan kesimpulan diketahui dari memperhatikan sebaran plot data pada scatter plot, jika sebaran data tidak mengumpul di satu sudut/bagian maka dapat disimpulkan tidak terkena persoalan heteroskedastisitas sehingga data dikatakan homogen.  
  1. Uji Hipotesis
    1. Hipotesis pertama dan hipotesis kedua dianalisis dengan analisis regresi linier sederhana dan korelasi product moment.
Untuk korelasi hubungan formula yang di gunakan adalah sebagai berikut: rxy = Dimana : rxy = koefisien korelasi antara x dan y n    = Jumlah sampel
  1. Hipotesis ketiga ( Ganda) di analisis dengan regresi linier ganda, uji F dan uji t.
Uji F adalah uji hipotesis untuk membuktikan tingkat keberartian model regresi dan linieritas. Digunakan rumus : f = Dimana:   k = Banyak variabel n  = Banyak sampel Uji t digunakan untuk menguji tingkat keberatian masing-masing koefisien korelasi, dengan rumus :   t = Dimana : r  = Koefisien korelasi n  = banyak sampel

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  A.  Depenelitian Daerah Penelitian Topografi daerah Kecamatan Kepahiang, berbukit-bukit sebagai perpanjangan dari Bukit Barisan, dengan tinggi dari permukaan laut berkisar antara 2-15 meter. Keadaan suhu tidak dapat diketahui dengan pasti karena alat yang digunakan dalam kedaan rusak. Banyaknya hari hujan tahun 2006 di Kecamatan Kepahiang rata-rata 15 hari tiap bulannya. Rata-rata curah hujan adalah 215,9 mm. Hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu 527,7 mm. Jika dilihat dari sudut penggunaan lahan, Kecamatan Kepahiang, sampai saat ini masih diliputi oleh kawasan hutan. Luas hutan mencapai 68,21 persen dari luas wilayah. Lahan untuk pertanian meliputi 20,78 persen dari luas daerah. Lahan yang digunakan untuk bangunan tempat tinggal adalah 1,31 persen. B.   Depenelitian Data  

25

Dalam mendepenelitiankan data peneliti akan melihat satu persatu variabel yang akan mendukung dan untuk menyelesaikan permasalahan  peneliti yang telah diajukan dalam penelitian ini. Pada bagian ini akan dilakukan pengolahan data dari informasi yang diperoleh dari lapangan/responden, yang akan dilakukan dengan menggunakan analisis statistik deskriptif guna untuk melihat kecenderungan penyebab data. Penelitian ini membahas 3 variabel yaitu terdiri dari satu variabel terikat (Y) dan 2 variabel bebas (X). Variabel terikat adalah Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan (Y), variabel bebas adalah: Pendidikan Formal (X1),  Pendidikan Informal (X2).
  1. 1.       Distribusi Data Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan (Y)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan didapat rentangan skor terendah 103 sampai  tertinggi 142 dan nilai rata-rata sebesar 126,84 dan standar deviasi sebesar 7,23. Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Data Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan

No.

Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1.

103 - < 108

1

1.37

2.

109 - < 114

3

4.11

3.

115 - < 120

8

10.96

4.

121 - < 126

22

30.14

5.

127 - < 132

24

32.88

6.

133 - < 138

11

15.07

7.

139 - < 144

4

5.48

Total

73

100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 Berdasarkan perhitungan yang tertera pada Tabel 4.1 diatas 32,88% dari jumlah responden memperoleh skor kelompok rata-rata dari skor Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan, 46,58% responden yang memperoleh skor di bawah harga kelompok rata-rata, dan 20,55% responden memperoleh skor di atas harga kelompok rata-rata. Histogram yang menunjukkan kelompok skor Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1  : Histogram Distribusi Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan  
  1. 2.       Distribusi Data Pendidikan Formal (X1)
Dari data yang di kumpulkan di lapangan mengenai Pendidikan Formal, diperoleh skor terendah 5 dan skor  tertinggi 10 dan standar deviasi sebesar 1,417. Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Data Pendidikan Formal

No.

Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1.

5 -<  5.6

4

5.48

2.

5.7 -< 6.3

12

16.44

3.

6.4 -< 7

19

26.03

4.

7.1 - < 7.7

0

0.00

5.

7.8 - < 8.4

9

12.33

6.

8.5 -< 9.1

23

31.51

7.

9.2 - < 10

6

8.22

Total

73

100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013   Berdasarkan perhitungan yang tertera pada Tabel 4.2 diatas 31,51% dari jumlah responden memperoleh skor kelompok rata-rata dari skor Pendidikan Formal responden, 60,27% responden yang memperoleh skor di bawah harga kelompok rata-rata, dan 8,22% responden memperoleh skor di atas harga kelompok rata-rata. Histogram yang menunjukkan kelompok skor Pendidikan Formal responden dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini:   Gambar 4.2 :Histogram Distribusi Data Pendidikan Formal Responden  
  1. 3.       Distribusi Data Pendidikan InFormal (X2)
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tentang Pendidikan Informal didapat skor terendah 4 sampai  tertinggi 15 dan nilai rata-rata sebesar 9,39 dan standar deviasi sebesar 2,46. Untuk lebih jelasnya data tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4.3

Distribusi Data Pendidikan Informal

No.

Kelas Interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1.

4 - < 5.5

4

5.48

2.

5.6 - < 7.1

12

16.44

3.

7.2 - < 8.7

12

16.44

4.

8.8 - < 10.3

19

26.03

5.

10.4 - < 11.9

11

15.07

6.

12 - < 13.5

13

17.81

7.

13.6 -< 15.1

2

2.74

Total

73

100,00

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 Berdasarkan perhitungan yang tertera pada Tabel 4.3 diatas 26,03% dari jumlah responden memperoleh skor kelompok rata-rata dari skor Pendidikan Informal, 38,36% responden yang memperoleh skor di bawah harga kelompok rata-rata, dan 35,62% responden memperoleh skor di atas harga kelompok rata-rata. Histogram yang menunjukkan kelompok skor Pendidikan Informal dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:   Gambar 4.3 : Histogram Distribusi Pendidikan Informal   Jika angka-angka statistik dari tiga variabel tersebut disajikan secara    keseluruhan maka diperoleh tabel rekapitulasi seperti pada tabel di bawah ini : Tabel   4.4    :  Rekapitulasi Angka Statistik  data Penelitian Responden di Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang  

No

Variabel

Rentang Skor

Rata-rata

Simpangan Baku

1

X1 (Pendidikan Formal)

5 – 10

7,73

1,42

2

X2 (Pendidikan Informal)

4 – 15

9,39

2,46

3

Y (Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan)

103 – 142

126,84

7,23

Sumber: Pengolahan Data Primer 2013     C.  Pengujian Persyaratan Analisis Uji hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis korelasi. Analisis korelasi dapat dilakukan bila data yang dianalisis memenuhi beberapa persyaratan, yaitu: (1) data berdistribusi normal, (2) data berasal dari populasi yang homogen dan (3) tidak terjadi multikolinearitas. Untuk melihat apakah persyaratan tersebut dapat terpenuhi atau tidak, maka perlu dilakukan uji persyaratan analisis.
  1. Uji Normalitas
Dari hasil pengolahan data melalui uji normalitas Kolmogorov- Smirnov diperoleh angka normalitas distribusi data seperti pada Tabel 4.5 berikut :

 

 

 

 

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Data

Variabel

Kolmogorov-Smirnov

Statistic

Sig.

Keterangan

X1 (Pendidikan Formal)

0,083

0,095

Normal

X2 (Pendidikan Informal)

0,099

0,074

Normal

Y (Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan)

0,077

0,200

Normal

          Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel Pendidikan Formal sebesar 0,095 > 0,05 yang berarti bahwa distribusi frekuensi data variabel Pendidikan Formal adalah normal. Untuk variabel Pendidikan Informal diperoleh angka signifikansi sebesar 0,074 > 0,05 yang berarti bahwa data variabel Pendidikan Informal berdistribusi normal. Dan variabel Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,077 > 0,05, hal ini berarti distribusi data variabel Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan adalah normal. Berdasarkan uraian di atas, maka seluruh  data yang dikumpulkan pada setiap variabel penelitian berdistribusi normal. Hal ini berarti bahwa distribusi jawaban responden telah normal sehingga dapat digunakan dalam pengujian selanjutnya.  
  1. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat apakah data penelitian memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak. Hasil analisis data diperoleh homogenitas pada tabel 4.6 sebagai berikut :

 

 

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Data

No

Variabel

Penelitian

Levene

Statistic

Df1

Df2

Sig.

Keterangan

1.

X1 (Pendidikan Formal)

1.714

17

44

0.077

Homogen

2.

X2 (Pendidikan Informal)

1.352

17

44

0.082

Homogen

  Hasil analisis di atas terlihat bahwa nilai signifikansi probability pada setiap variabel lebih besar dari 0,05, dengan demikian berarti bahwa data penelitian ini adalah homogen, sehingga dapat dilanjutkan untuk analisis pengujian hipotesis.  
  1. Uji Multikolinearitas
Analisis ini bertujuan melihat korelasi atau hubungan sesama variabel bebas. Berdasarkan pengolahan data yang menggunakan bantuan program SPSS 15.0, untuk mendeteksi adanya multikolinearitas sesama variabel bebas dapat dilihat dari besarnya hubungan atau korelasi antara variabel bebas yang kemudian dibandingkan dengan r tabel. Adapun besarnya angka multikolienaritas setiap variabel bebas adalah sebagai berikut:

       Tabel 4.7

Uji Multikolinearitas Antar Variabel Bebas

Variabel

X1 (Pendidikan Formal)

X2 (Pendidikan Informal)

X1 (Pendidikan Formal)

1

0,919

X2 (Pendidikan Informal)

0,919

1

Sumber : Pengolahan Data Primer 2013

  Dari data di atas  dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan sesama variabel bebas yaitu Pendidikan Formal dengan Pendidikan Informal dengan ?= 0,05, yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.   D.  Pengujian Hipotesis Berikut ini disajikan hasil pengujian terhadap hipotesis penelitian yang diajukan :

  1. 1.      Hubungan Antara Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan
Hipotesis kerja yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan. Dari hasil regresi linier sederhana terhadap data penelitian, hasil analisis hubungan antara Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan diperoleh hasil seperti tabel berikut ini: Tabel 4.8   :  Hasil Analisis Regresi Sederhana Antara Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan

Variabel

Koefesien Regresi

Standar

Error

T

Hipotesis

Hitung

Tabel

H0

H1

?=0,05

?=0,01

X1

1,832

0,565

3,240

1,67

2,39

-

ü

Constanta                           = 112,684
Standar Error Of Est          = 4,439 r Squared                            = 0,129 r                                          = 0,359 Sumber : Pengolahan Data Primer 2013 Berdasarkan analisis regresi sederhana dari data penelitian diperoleh koefesien regresi 1,832 dan konstanta 112,684 dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi  ? = 112,684 + 1,832X1 hasil pengujian melalui uji t diperoleh thitung sebesar 3,240 sedangkan Ttabel pada taraf kepercayaan = 0,01 sebesar 2,39 kekuatan hubungan sebesar 0,129 antara variabel Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan. Kekuatan hubungan tersebut menunjukkan bahwa Pendidikan Formal memberikan kontribusi sebesar 12,9%. Dengan demikian terbukti bahwa koefesien korelasi tersebut berarti atau hipotesis yang diajukan diterima. Selanjutnya diuji menggunakan uji F adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9   :  Analisis Varians Variabel Pendidikan Formal dengan Kepedulian Remaja Terhadap Lingkungan

Source

Sum Of Square

DF

Mean Square

Fo

Ftabel

? = 0,05

? = 0,01

Regresion Residual

484,863

3279,165

1

71

484,863

46,185

10,498

3,98

7,01<

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: