Pungutan Siswa Luar Dihapus
RATU SAMBAN, BE- Khabar gembira bagi siswa luar Kota Bengkulu yang ingin bersekolah di Kota Bengkulu. Bila ditahun sebelumnya setiap siswa luar baik dari luar Provinsi Bengkulu atau dari luar Kota seperti dari kabupaten diwajibkan membayar sejumlah uang untuk bersekolah di Kota. Untuk SMA Rp 3 juta, SMP 2 juta dan SD 2 Juta. Mulai tahun ajaran baru 2013 ini semua pungutan yang berlaku diera Walikota Ahmad Kanedi ini dihapuskan. Rencana penghapusan pungutan ini terkuak dalam rapat evaluasi hasil Ujian Nasional (UN) dan persiapan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru), yang digelar oleh Komisi III DPRD kota Bengkulu dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Bengkulu pada Rabu (5/6) lalu. \'\'Dispendik tengah berupaya membuat draf peraturan walikota, dengan melibatkan dewan Pendidikan, PGRI, kalangan masyarakat untuk memberikan masukan terkait pelaksanaan PPDB tahun ini,\'\' ujar Kadispendik Kota Bengkulu Marjon yang didampingi kabid perencanaan Drs Gianto. Rancangan PPDB itu, berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada tahun ajaran baru ini Dinas Pendidikan Kota Bengkulu mengratiskan para siswa luar daerah yang mendaftar ke kota Bengkulu. \"Kalau dulu siswa luar daerah harus bayar, saat ini tidak diberlakukan lagi, siswa yang telah dinyatakan memenuhi persyaratan masuk dan lulus on line, langsung masuk disekolah yang menerimanya tanpa membayar pungutan lagi,\'\' katanya. Masih menurut Marjon, penarikan biaya masuk yang selama ini diberlakukan dengan dasar Peraturan Walikota, cukup memberatkan walimurid dan akan menghambat bibit potensial dari daerah yang mau belajar di Kota Bengkulu. \" Khusus SMK, kita tetap adakan seleksi terlebih dahulu, \" terangnya. Hanya saja untuk teknis penerimaan, Dispendik masih melakukan sistem seleksi yang berbeda, karena biasanya nilai siswa daerah lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang ada di Kota Bengkulu, untuk itu kemungkinan akan dilakukan pengurangan nilai / yang juga dilakukan untuk lebih selektif memasukkan siswa, sesuai dengan potensi akademis. Ditanya kuota yang akan diterima, Marjon belum bisa menguraikan, namun tetap disesuaikan dengan jumlah ruang belajar , biasanya setiap tahun ajaran baru sekolah biasanya membuka untuk 3 ruang belajar dengan jumlah siswa di masing-masing kelas 32 orang. \"Kuota keseluruhan penerimaan di masing-masing sekolah tingkat SD, SMP, SMA belum ada kepastian dan baru disusun sesuai kebutuhan masing-masing sekolah, \" tukasnya. Dalam rapat itu, Dispendik dan DPRD Kota juga membahas mengenai anjloknya nilai UN Siswa di Kota Bengkulu dan banyaknya pungutan yang diberlakukan sekolah menjelang UN berlangsung. Mulai dari uang les, uang buku LKS dan lainnya. Rapat itu dipimpin sekretaris komisi III, Ali Kasman dan diikuti Anggota lainya Sofyan Hardi, H Adhar, Awaludin, dan Ujang Putra. Perdebatan terjadi saat membahas pungutan liar mulai uang masuk sekolah, hingga kegiatan les sekolah yang selama ini dikeluhkan walimurid. \"Kita mau tahu mengapa nilai UN anjlok. Lalubagaimana persiapan PPDB, peraturan walikotanya bagaimana ? Kok belum disampaikan ke dewan, dan selama ini masyarakat tahunya gratis tapi masih ada praktek pungutan, \" terang Awaludin. Dalam kesempatan itu, Kadispendik Marjon yang didampingi kabid perencanaan Drs Gianto memaparkan, anjloknya nilai ujian nasional disebabkan beberapa faktor yakni dari 150 siswa yang dinyatakan tidak lulus diketahui sebanyak 62 sudah Drop Out (DO). Kemudian sisanya masih ada siswa yang nillainya bermasalah. Karena belum menyampaikan nilai sekolahnya, untuk itu sekolah diminta untuk menyampaikan nilai tersebut kepanitia UN provinsi. Namun UN itu tidak membuat terburuk untuk kota. Karena secara kualitas kota masih tetap bagus, dibanding daerah lain. Kalau untuk provinsi memang iya karena jumlahnya sebanyak 700 orang siswa tidak lulus \" katanya. Sementara terkait dengan Pungli les, Marjon mengatakan les itu boleh dilakukan, asalkan tidak melakukan pungutan terhadap siswa yang tidak mampu. \'\'Mari kita lakukan dan teggakan aturan yang telah ditetapkan,\'\' ajak Marjon. (247)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: