Ini yang Harus Anda Ketahui Soal Medical Check Up Karyawan!

Medical check up karyawan merupakan salah satu program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang perlu dilakukan oleh tiap perusahaan untuk mengetahui kondisi terkini dari kesehatan karyawan atau calon karyawannya.--
Pemeriksaan fisik
Dokter akan mengawali pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah bagian tubuh, yang meliputi:
- Pemeriksaan kepala dan leher
Pasien akan diminta membuka mulut dengan lebar agar dokter dapat memeriksa kondisi tenggorokan dan amandel. Dokter juga akan memeriksa kondisi gigi dan gusi, telinga, hidung, mata, kelenjar getah bening, dan kelenjar tiroid.
- Pemeriksaan paru
Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mememeriksa suara abnormal yang mungkin terjadi di organ paru.
- Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa detak jantung yang tidak beraturan atau tanda lain yang menunjukkan adanya gangguan pada jantung dengan menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan perut
Pada pemeriksaan ini, dokter akan menekan perut pasien untuk memeriksa ukuran hati dan keberadaan cairan perut, serta mendengarkan bunyi usus dengan menggunakan stetoskop.
- Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pada kulit dan kuku.
BACA JUGA:Ini Dia Tips Cara Berkenalan dengan Orang Baru di Media Sosial
- Pemeriksaan saraf
Tujuan pemeriksaan saraf adalah untuk mengukur kekuatan otot, refleks tubuh, serta keseimbangan yang mungkin terganggu. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik tambahan kepada pasien jika dirasa perlu. Pemeriksaan fisik tambahan yang dilakukan akan sesuai dengan keluhan pasien.
Pemeriksaan mental
Pemeriksaan mental dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan umum dan spesifik terkait kesehatan mental karyawan, seperti:
- Maksud melamar kerja dan tujuan bila diterima kerja
- Kepuasan mengenai diri dan lingkungan kerja
- Motivasi untuk bekerja
Pemeriksaan penunjang
Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, ada beberapa jenis pemeriksaan penunjang dalam medical check up karyawan, yaitu:
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan mengambil sampel darah, urine, atau tinja. Ketiga sampel ini akan dinilai berdasarkan penampilan fisik, zat kimia yang terkandung, dan secara mikroskopik dengan bantuan mikroskop. Berikut adalah penjelasannya:
- Tes darah
Tes darah dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah, zat kimia penanda fungsi organ, gula darah, kolesterol, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
BACA JUGA:Punya Suami Tapi Merasa Sendiri? Bisa Jadi Ini Alasannya
- Tes urine (urinalisis)
Tes urine bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan atau infeksi saluran kemih. Tes urine juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit lain, seperti diabetes.
- Tes tinja
Feses atau tinja mengandung bakteri dan zat lain yang ada di dalam sistem percernaan. Melalui analisis kadar zat dan bakteri dalam tinja, kondisi sistem percernaan pasien dapat diketahui. Hal ini dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit, seperti gastroentritis dan radang usus.
- Foto Rontgen dan USG
Foto Rontgen dan USG dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh secara detail. Hasil Rontgen dapat menunjukkan dengan jelas kondisi tulang dan sendi serta menunjukkan gambaran umum kondisi jantung, paru-paru, dan usus. Sementara itu, USG biasanya dilakukan untuk melihat kondisi organ dengan lebih detail, seperti hati, ginjal, pankreas, usus, dan kandung kemih. USG juga dapat mendeteksi infeksi atau peradangan yang mungkin terjadi pada organ tubuh.
- Elektrokardiografi (EKG)
Pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat aktivitas listrik pada jantung dan mendeteksi gangguan jantung. Dokter akan menempelkan setidaknya 10 elektroda di bagian dada, lengan, dan tungkai pasien. Selama pemeriksaan, pasien akan dibaringkan di atas meja, sementara mesin EKG akan merekam aktivitas jantung pasien. EKG terkadang juga dilakukan ketika pasien melakukan aktivitas, seperti berjalan atau berlari di atas
- Spirometri
Spirometri adalah tes untuk memeriksa fungsi paru menggunakan alat spirometer. Alat ini akan mencatat jumlah udara yang dihirup dan diembuskan, serta mengukur kecepatan napas pasien. Spirometri dapat mendeteksi kondisi, seperti asma, COPD, dan penyakit paru restriktif (misalnya fibrosis paru interstisial).
BACA JUGA:Rahasia Hubungan Suami Istri! Ini Cara Berhubungan Intim Tahan Lama Tanpa Obat
- Tes buta warna
Metode Ishihara adalah jenis tes buta warna yang paling umum digunakan. Pada metode ini, pasien akan diminta untuk menyebutkan angka berwarna yang disisipkan di antara titik-titik warna. Jika pasien salah melihat, kesulitan, atau tidak dapat melihat angka tersebut, ada kemungkinan pasien menderita buta warna.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jenis pemeriksaan yang dilakukan pada karyawan akan disesuaikan dengan usia, jenis pekerjaan, dan risiko atau bahaya yang ada ada di lingkungan kerjanya.
Contohnya, bagi karyawan yang bekerja di lingkungan yang bising, dapat dilakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala dengan tes pendengaran (audiometri). Sementara, bagi karyawan yang bekerja dengan zat kimia tertentu, dapat dilakukan monitoring kadar zat kimia tersebut dalam darah. Tak hanya jenis pemeriksaan, seberapa sering medical check up dilakukan juga ditentukan oleh bahaya yang ada di lingkungan kerja dan usia dari karyawan itu sendiri.(bee)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: