Bank Indonesia Desiminasikan Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu, Proyeksi Ekonomi 2025 Tumbuh Positif

Bank Indonesia Desiminasikan Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu, Proyeksi Ekonomi 2025 Tumbuh Positif

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yunawa Hidayat-foto: tri yulianti-

BENGKULUEKSPRESS.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bengkulu melaksanakan desiminasi laporan perekonomian provinsi yang mengulas tentang kondisi ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan ketiga tahun 2024. 

Kepala Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yunawa Hidayat, menyampaikan bahwa laporan triwulan ketiga telah selesai disusun pada November dan kini diseminasi dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada masyarakat dan pengambil kebijakan.

Kegiatan ini sambung Wahyu, turut dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan pihak perbankan. 

"Dalam kegiatan ini kami bekerja sama dengan Kementerian Keuangan, karena Bank Indonesia fokus pada kebijakan moneter, sementara Kementerian Keuangan menangani kebijakan fiskal. Keduanya seperti dua sisi mata uang yang saling terkait," ujar Wahyu Yunawa Hidayat.

BACA JUGA: Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Meningkat

BACA JUGA:Sarasehan Perekonomian Bengkulu: Sinergi Moneter dan Fiskal Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Wahyu menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal dalam mendorong stabilitas ekonomi daerah. Dalam kesempatan tersebut, Bank Indonesia menghadirkan Josua Pardede, seorang ekonom dan Chief Economist Permata Bank, untuk memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi global, nasional, termasuk ekonomi Provinsi Bengkulu. 

Kehadiran Pardede diharapkan dapat memperkaya pemahaman masyarakat, terutama para pengambil kebijakan, pelaku usaha, serta teman-teman dari sektor perbankan.

"Melalui pemahaman kondisi ekonomi global, nasional, dan daerah, kita bisa melangkah bersama dengan lebih mudah dan fokus pada upaya pertumbuhan ekonomi. Jika kita tahu kondisi terkini, kita bisa bersama-sama merencanakan langkah-langkah strategis,"sambungnya

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan ketiga 2024 tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan kedua, yang dipengaruhi oleh faktor musiman seperti libur lebaran dan libur sekolah.

Tak hanya itu,  Wahyu juga  menjelaskan bahwa ekonomi Bengkulu banyak didominasi oleh kondisi rumah tangga. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga, seperti harga komoditas, sangat berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

"Pendapatan rumah tangga sangat bergantung pada harga-harga komoditas seperti batu bara, CPO, kopi, dan teh. Fluktuasi harga-harga tersebut akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga, yang merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi kita," tambahnya.

Meskipun ada penurunan ekonomi pada triwulan ketiga 2024, Bank Indonesia optimis bahwa pada triwulan keempat 2024, kondisi ekonomi akan membaik. Faktor-faktor yang diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi adalah adanya Pilkada dan hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga. 

Bank Indonesia juga optimis terhadap proyeksi ekonomi 2025, yang diprediksi tumbuh positif. Meski begitu, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah mengendalikan faktor eksternal seperti harga komoditas global dan memastikan perekonomian daerah tetap inklusif dan berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: