Sarasehan Perekonomian Bengkulu: Sinergi Moneter dan Fiskal Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Sarasehan perekonomian Bengkulu dalam rangka mewujudkan ekonomi yang berkelanjutan -foto: tri yulianti-
BENGKULUEKSPRESS.COM - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu bersama dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu menggelar Sarasehan Perekonomian Bengkulu, Senin (9/12/2024) di Hotel Mercure Bengkulu.
Sarasehan ini mengusung tema, Sinergi Moneter dan Fiskal: Transformasi Ekonomi Bengkulu Untuk Ketahanan Ekonomi Masa Depan.
Kepala Perwakilan BI Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi kebijakan moneter dan fiskal demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu melahirkan strategi pembangunan yang memperkuat ketahanan ekonomi Bengkulu.
"Kita berharap melalui kegiatan ini akan terbentuk sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang melahirkan strategi untuk mempercepat pembangunan di Bengkulu sehingga bisa mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," ujar Wahyu.
BACA JUGA:Bengkulu Hibahkan Lahan untuk Pembangunan Stasiun Bakamla RI, Tonggak Baru Keamanan Maritim
BACA JUGA:Jelang Nataru, PLN Pastikan Kesiapan Infrastruktur dan Layanan Kelistrikan Andal
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada 2024 diproyeksikan berada di kisaran 4,5-4,9 persen, dengan inflasi terkendali di angka 2,5 persen plus minus 1 persen.
"Ketahanan ekonomi yang baik menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan dan inflasi,” imbuhnya.
Senada dengan Wahyu, Kepala DJPb Bengkulu, Mohamad Irfan Surya Wardana, menekankan pentingnya transformasi ekonomi yang inklusif dan kolaboratif.
"Transformasi ekonomi harus dilakukan dengan pendekatan inklusif, melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat," jelas Irfan
Disisi lain, Plt Gubernur Bengkulu yang diwakili Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA Denni, mengungkapkan bahwa transformasi ekonomi telah menunjukkan hasil positif.
Pada triwulan III 2024, pertumbuhan ekonomi Bengkulu tercatat sebesar 4,57 persen. Meskipun sedikit melambat dibanding triwulan sebelumnya (4,70 persen), Denni optimis target tahunan dapat tercapai berkat langkah-langkah strategis, seperti program pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Selain itu, TPID juga aktif mempercepat tanam pangan, mendistribusikan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta memperkuat kerja sama antar daerah, seperti antara Mukomuko dan Solok, Sumatera Barat, dalam penyediaan beras.
"TPID berhasil menekan inflasi hingga 0,82 persen (yoy) pada November, lebih rendah dibandingkan Oktober yang sebesar 1,34 persen," ungkap Denni.
Chief Economist PT Bank Permata, Josua Pardede, yang hadir sebagai narasumber dalam sarasehan ini menilai, Bengkulu memiliki potensi besar untuk menarik investasi dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan dan konektivitas wilayah.
Josua juga menekankan pentingnya hilirisasi produk unggulan daerah, seperti kelapa sawit, untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
Melalui kegiatan ini, semua pihak berharap sinergi moneter dan fiskal yang terjalin dapat mendorong transformasi ekonomi Bengkulu menuju ketahanan ekonomi yang tangguh di masa depan.
"Transformasi ekonomi tidak hanya bergantung pada kebijakan, tetapi juga keterlibatan aktif masyarakat dan pelaku usaha," tandas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: