Pilih Premix Rp 7.000 atau Bensin Naik Jadi Rp 6.000?
Pemerintah tengah menyiapkan skema penghematan anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) dengan mengeluarkan bahan bakar jenis baru RON 90 atau lebih populer disebut dengan Premix. BBM baru ini memiliki kandungan oktan di atas Premium yang sebesar 88 dan di bawah Pertamax 92. \"Ada opsi juga untuk membuat variasi baru produk, BBM RON 90, dengan harga sekitar Rp 7.000,\" ungkap staf ahli presiden bidang ekonomi Firmanzah di Istana Negara. BBM jenis baru ini nantinya tetap akan mendapat subsidi dari negara, namun dengan besaran yang lebih kecil sehingga anggaran tetap dapat dijaga kesinambungannya. Selain itu, dari sisi teknis, banyak negara sudah jarang menggunakan RON 88 atau sejenis Premium. \"Kualitasnya jadi lebih baik. Masih dibahas ini,\" jelasnya. Rencana ini mendapat respons yang beragam dari masyarakat. Banyak yang mendukung namun ada pula yang menolaknya. Salah seorang pegawai swasta, Dwininta (23), memberikan dukungannya atas rencana pembuatan BBM jenis baru ini. Sebab dengan harga yang tidak terlalu mahal, kendaraannya sudah bisa mendapat BBM dengan kualitas yang lebih baik. Penggunaan BBM dengan oktan yang lebih tinggi membuat proses pembakaran menjadi sempurna dan mesin tidak cepat rusak. \"Ini menekan biaya perawatan dan onderdil si gendut (panggilan untuk mobilnya),\" ujarnya di Jakarta, Jumat (5/4). Hal senada disampaikan Aryo Nugroho juga seorang pegawai swasta berusia 28 tahun. Dia lebih memilih BBM jenis baru dibandingkan kenaikan Premium. Ini didasari pertimbangan bahwa Premium masih bisa digunakan oleh angkutan umum. Jika angkutan umum terkena dampak penyesuaian harga BBM maka akan diikuti oleh kenaikan komoditas lainnya sehingga dampaknya menjadi buruk untuk masyarakat. \"Kalau harga yang lain naik juga itu yang bikin pusing,\" ucapnya. Opsi lain yang disiapkan pemerintah ialah penyesuaian harga BBM atau dengan kata lain kenaikan harga. Skema ini pernah disiapkan pemerintah tahun lalu. Menteri Keuangan, Agus Martowardoyo menegaskan akan melakukan penyesuaian harga BBM jenis Premium sebesar Rp 1.500 per liter atau dengan kata lain harga jual akan sebesar Rp 6.000 per liter. Angka ini masih dapat berubah mengikuti harga Indonesian Crude Price (ICP). \"Kami mohon kalau situasi berubah, apakah penyesuaian itu dalam bentuk kenaikan harga BBM subsidi atau memasuki skema subsidi tetap,\" katanya Menteri Keuangan di DPR beberapa waktu yang lalu. Pilihan kenaikan harga ini lebih dipilih oleh Gea (26). Menurutnya, harga Rp 6.000 per liter masih lebih murah jika dibandingkan BBM jenis RON 90. Pegawai swasta yang kesehariannya beraktivitas menggunakan mobil jebolan Jepang ini, merasa pemerintah harus tetap melindungi masyarakat dengan memberikan harga jual BBM bersubsidi yang terjangkau. \"Presiden juga kan pernah berpesan, dompet negara boleh kering tapi dompet rakyat jangan,\" tegasnya. Namun saat ini pemerintah belum memikirkan opsi untuk menaikkan harga BBM dalam waktu dekat. \'\'Itu pilihan terakhir, bahwa kami sebisa mungkin menghindari kenaikan harga, bukan kenaikan tapi pengaturan harga,\" kata juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha beberapa waktu yang lalu. Sejauh ini, pemerintah hanya menerima beberapa rekomendasi terkait pengendalian harga BBM. Namun, belum ditentukan opsi seperti apa yang akan diambil. \"Kita menerima rekomendasi dari KEN, apa yang harus diambil terkait pengendalian dan pembatasan,\" ungkapnya.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: