Pertarungan Sengit Kalanjaya Kalantaka melawan Pandawa

Pertarungan Sengit Kalanjaya Kalantaka melawan Pandawa

Kalanjaya dan Kalantaka sedang sibuk melatih pasukan perang Kurawa di Astina--

Memang Bima dari sejak kecil telah menjadi seorang yang gagah berani.. telah banyak peristiwa yang dilalui oleh Bima dan peristiwa peristiwa itu menjadikannya manusia yang kuat perkasa dan sakti mandraguna. Arjuna hanya tersenyum saja menyaksikan Kakaknya yang tinggi besar itu.

“Bima adikku, jangan tergesa-gesa menuruti amarahmu kepada Kurawa…Dinda, menurutku sebaiknya Adinda Arjuna yang maju terlebih dahulu untuk mengukur seberapa besar kekuatan mereka… setelah itu barulah engkau boleh maju …” Ujar Yudhistira dengan suara tetap lembut.

Bima tidak menjawab namun ia mengangguk-anggukkan kepala dan mengelus jenggotnya yang tebal.
“Ya Kakang biarlah aku maju dulu…nanti kakang akan tahu sendiri kapan saat yang tepat untuk maju…” Kata Arjuna.
“Sekalian Kakanda Prabu .. aku mohon diri dan restu untuk menghadapi kedua raksasa itu…”
“Ya.. ya bersiaplah segera jangan membuang waktu lagi… dan Kau Bima siapkanlah pasukan Indraprasta secepat mungkin untuk menjaga segala kemungkinan yang akan terjadi mengingat kita tidak mengenal lawan kita kali ini…”

BACA JUGA:Agar Pernikahan Menjadi Berkah, Pengantin Baru Bisa Amalkan Doa-doa Berikut

Arjuna segera bangkit berdiri dan menuju kearah tempat dimana kereta perangnya diletakkan. Dia memberi petunjuk kepada pegawai istana yang mengurusi kereta perang agar mempersiapkan kuda dan persiapan senjatanya. Setelah selesai memberi petunjuk Arjuna masuk kedalam hendak memohon restu pada Ibunya, Dewi Kunti.

Dewi Kunti memberi restu sambil menangis..benar-benar mengharukan..peristiwa itu sungguh sangat terlihat cinta seorang Ibu yang akan kehilangan anaknya… Setelah Sadewa.. Kemudian Nakula sekarang Arjuna…nanti Bima dan akhirnya Yudistira… seolah Dewa telah mengurutkan kehilangan anak-anaknya dari yang termuda ke yang paling tua…oh ibu mana yang tidak sedih menghadapi peristiwa semacam ini…Matanya menjadi buram saat dilihatnya anaknya yang tampan si Permadi itu melangkah tegap .. memeluk isteri dan anak-anaknya kemudia berjalan pasti menuju kereta perang…. dalam hitungan singkat ia telah siap berada di belakang kendali keretanya dan terdengar ringkikan suara kuda yang seperti mengajak secepatnya menghadang kedua musuh besar itu..

Dengan hilangnya pandangan Dewi Kunti dari Kereta Arjuna.. para menantunya bergantian menghiburnya.. Drupadi yang cantik dengan rambut yang selalu terurai.., Arimbi yang sedang menggandeng anak Bima si Gatotkaca.. dan Srikandi yang sejak tadi menggandeng tangannya .. dapat dirasakan kesedihan menantunya itu.. namun ia pantang menangis karena Srikandi adalah seorang Satria wanita.

BACA JUGA:Beragam Khasiat Putih Telur yang Bisa Didapatkan Tubuh

Sepeninggal Arjuna Bima memerintahkan beberapa prajurit berkuda untuk mengejar dan menemani Arjuna menghadapi Kalanjaya dan Kalantaka. Prajurit pilihan yang berjumlah dua belas orang itu rata-rata ahli mamanah dan menggunakan senjata sambil menunggang kuda. Dua belas prajurit pilihan itu siap dengan segera dan tidak lama kemudian kelepak suara kuda mereka begitu riuhnya..berlari mengejar arah yang dituju Arjuna..rakyat Indraprasta menyemangati mereka dan semua mengelu-elukan mereka untuk berani maju mempertahankan negeri mereka.

Setelah itu Bima mempersiapkan diri sendiri untuk segera membantu Arjuna..disamping itu ia memberi petunjuk semua kepala pasukan untuk mempersiapkan pasukan secepat mungkin dan akan segera diberangkatkan..Pasukan ini adalah pasukan pejalan kaki dengan senjata dan tameng lengkap sebagai pasukan penutup pada pertempuran nanti.

Beberapa waktu kemudian terjadilah hal yang sama ketika Bima meminta ijin dan restu dari ibundanya…kali ini kejadian yang lebih mengharukan terjadi ketika Gatotkaca yang masih bisa dibilang anak-anak ikut mempersiapkan diri dan seperti hendak menemani anaknya… tentu saja Bima melarang karena hal ini sangat berbahaya.. Gatotkaca menangis meminta ijin kepada ayahnya namun ayahnya berkeras.. Dewi Arimbi dan Dewi Kunti menahan Gatot Kaca dan memberi penghiburan dan pengertian akan besarnya bahaya yang sedang dihadapi ayahnya dan mungkin seluruh rakyat Astina.

BACA JUGA:Agar Pernikahan Menjadi Berkah, Pengantin Baru Bisa Amalkan Doa-doa Berikut

Bima kini telah bersiap untuk memimpin barisan jalan kaki dengan suara yang sangat keras Bima memberi aba-aba pasukannya untuk mulai jalan…suara keras itu disambut gemuruh pasukan yang telah mempersiapkan diri masing-masing. Disepanjang jalan para istri pasukan dan satria yang berjalan kearah medan perang mengelukan,, ada yang menangis ada yang berteriak-teriak memanggil suaminya.. ada yang terdiam sedih …semuanya larut dalam pemikiran masing-masing apakah kali ini negeri mereka bisa selamat?

Bima mulai berjalan kaki dengan tegap memang dia tidak pernah mau naik kereta atau kuda … dia tidak suka.Mengingat itu dia jadi malu sendiri ketika tadi ia mengusulkan untuk maju sendiri lebih dulu, pastilah akan sangat lama untuk bertemu dengan Kalanjaya dan Kalantaka … memang lebih baik si Arjuna yang menghadapi lebih dulu.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: