Legenda Bandit yang Dianggap Pahlawan Oleh Rakyat Jelata
pemberontakan Villa dan pasukannya berhasil menggulingkan Huerta dan Carranza diangkat sebagai presiden--
BACA JUGA:Dark Web! Sisi Lain Kawasan yang Menyimpan Dunia Gelap Internet
Karenanya kenangan akan kemuliaan hati kelompok bandit gunung ini tetap hidup hingga kini. Kisah-kisah mulia terus berkembang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga hari ini. Kalau suatu ketika anda berkesempatan berkunjung ke desa-desa di kawasan ini, maka tak perlu heran, kalau menemukan kaum tua-tua desa masih suka memuju-muji mereka. Meski berasal dari kaum miskin, Salvatore giat belajar. Dia adalah anak yang cerdas, yang terbiasa sejak kecil bersekolah juga bekerja. Waktunya benar-benar dimanfaatkan untuk hal positif, termasuk belajar agama. Ia dikenang sebagai pria yang baik yang mempergunakan ilmu yg dimilikinya untuk membantu sesama..
Sebagaimana kebanyakan orang, ia terjun ke dunia bandit karena keterpaksaan hidup. Ayahnya meninggal, kakak tertuanya dipanggil berperang, otomatis ialah menjadi kepala keluarga yang harus member makan keluarganya. Saat itu Salvatore berusia 20 tahun. Di usia muda dia harus memikul beban sangat berat , menjadi tulang punggung keluarga. Salvatore memang tidak berumur panjang, Ia tewas usia 28 tahun. Namun kenangan akan perbuatan baiknya tetap hidup di hati rakyat. Dia sempat terjun ke dunia politik. Sikapnya jelas dan tegas, dia anti komunis, anti-mafioso, dia juga salah satu pemimpin pemberontak di Sicilia. Sikapnya yg kerap dan anti Mafioso ini justru menghantarnya pada maut. Ia dibunuh pada 5 Juli 1950 oleh sepupunya sendiri yang telah dibayar oleh Don, pemimpin mafia dari Palermo.
BACA JUGA:Rekomendasi 10 Merk Sepatu Lokal Terbaik! Kualitas Bersaing dan Harga Terjangkau
Ishikawa Goemon
Goemon, yang adalah nama lengkap Ishikawa Goemon (1558-1594). Ia pahlawan bagi rakyat miskin, mencuri emas dan barang-barang berharga dan membagikannya pada orang miskin. Salah satu kisahnya yang paling menghebohkan adalah ketika ia berupaya membunuh Toyotomi Hideyoshi, penguasa juga orang kaya pada masa itu. Cerita menyebutkan, tindakan Goemon ini dilatarbelakangi balas dendam karena istri dan anaknya dibunuh oleh Toyotomi. Namun usaha percobaan pembunuhan ini gagal karena bel berdering yg membangunkan para samurai penjaga istana. Dia pun ditangkap dan dieksekusi secara sadis yakni direbus hidup-hidup dalam ketel besi.
Juraj Janosik
Karier Juraj Janosik sebagai seorang perampok terbilang singkat, yakni mulai dari 1711 sampai dengan 1713. Namun kisahnya terus menerus tersebar dalam berbagai media seperti puisi, novel, balada, lagu rakyat, dongeng dan film. Lahir pada 1688 di Slovakia, Janosik bergabung dengan pemberontak Kuruc di usia 15 tahun. Tak lama, ia pun masuk dalam tentara kekaisaran.
Ketika bertugas sebagai penjaga penjara, Janosik bertemu dengan narapidana bernama, Tomas Uhorcik dan ia pun memutuskan untuk menjadi bagian dari komplotan bandit itu. Dalam waktu relatif singkat, ia diangkat menjadi pemimpin kelompok penjahat itu. Bersama komplotannya ia menjelajahi gunung, dan lembah di Slovakia, Polandia, bahkan Moravia Janosik merampok bangsawan dan saudagar kaya lalu membagikan hasil rampokannya kepada warga miskin.
Sebagai perampok, ia dikenal cukup santun dalam setiap aksinya ia memastikan tidak ada korban tewas atau terluka. Nasibnya berakhir pada 17 Maret 1713, ketika itu ia dihukum mati dengan cara tragis badannya ditusuk kail dan ia pun dibiarkan tergeletak sampai maut menjemputnya.
BACA JUGA:Selain Indonesia, Inilah Negara dan Wilayah yang Dulunya Dijajah oleh Belanda
Johny Indo
Sosok bos gangster sekaligus penjahat budiman ala Robin Hood Indonesia ini memiliki nama lengkap Yohanes Herbertus Eijkenboom atau populer dengan sebutan ‘Johny Indo’. Lahir di Garut, 6 November 1948. Spesialisasi Johny Indo beserta kelompoknya merampok toko emas milik orang asing yang kaya raya dan semuanya dilakukan pada siang hari.
Aksi paling menggegerkan adalah saat dia bersama komplotannya merampok toko emas di Cikini. Saat itu, dia bersama kelompoknya melakukan perampokan dengan bersenjata lima pucuk pistol, sebuah granat, dan puluhan butir peluru.
Selama kurun waktu 10 tahun dia beraksi, mulai dari tahun 1970 – 1980, Johny Indo berhasil mengumpulkan sekitar 129 kilogram emas dan membagi-bagikannya ke masyarakat miskin. Hal inilah yang membuat dirinya mendapatkan julukan Penjahat Budiman atau Robin Hood.
Johny Indo akhirnya tertangkap di Sukabumi dan divonis hukuman 14 tahun penjara. Selain itu ia dijebloskan ke penjara dengan keamanan super ketat di pulau Nusakambangan. Kisah fenomenal Johny Indo tidak berhenti sampai disitu. Bersama 14 tahanan lainnya, Johny Indo sempat mecoba untuk melarikan diri dari Nusakambangan. Namun Nusakambangan masih mampu menjaga reputasinya sebagai penjara paling ‘mematikan’ di Indonesia. Johny Indo menyerah setelah bertahan 12 hari di alam liar Nusakambangan.
BACA JUGA:Doa Meminta Rezeki, Agar Rezeki Lancar, Melimpah dan Berkah
Selain itu, 11 tahanan yang ikut melarikan diri bersama dengannya, tewas dan sisanya berhasil ditangkap tidak jauh dari area Nusakambangan. Kisah pelarian ini sempat diangkat pula ke layar lebar dalam film Johny Indo pada 1987, Johny Indo sendiri menjadi pemeran utamanya.
Dalam melakukan aksinya, Johny Indo sangat pantang untuk melukai korbannya. Hidup dipenjara membuat dirinya banyak belajar dan mengevaluasi diri. Setelah bebas, Johny Indo menjadi seorang mualaf dan tinggal bersama keluarganya di daerah Sukabumi, Jawa Barat. Ia pun menjalani kehidupannya dengan berdakwah, sebuah jalan hidup yang hampir mirip dengan kisah Sunan Kalijaga yang dia baca saat masih kecil. Johny Indo menghembuskan nafas terakhirnya pada 07.45 WIB, Minggu (26/1/2020). Johny Indo meninggal di usia 72 tahun.(**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: