Hari Anak Nasional dan Tantangan Kendali Stunting

Hari Anak Nasional dan Tantangan Kendali Stunting

Ilustrasi - Empat siswa Sekolah Dasar berjalan bersama sepulang sekolah di Kampung Hedam, Kec. Heram, Kota Jayapura, Papua. -(FOTO ANTARA/Anang Budiono/Koz/Spt).-

Belum lagi isu keberpihakan anggaran kesehatan di tengah tahun politik, di mana perhatian dan sumber daya tersedot ke aktifitas yang terkait dengan kontestasi politik.

Tjandra mengemukakan sejumlah pendekatan yang bisa dipakai agar penurunan stunting tahun ini dan tahun depan dapat terus ditingkatkan, mulai dari komitmen politik penentu kebijakan publik untuk tetap memberi porsi penting bagi kesehatan, dalam hal ini stunting.

Selain itu, bentuk program secara ilmiah dan jelas terkait intervensi stunting sebelum dilaksanakan di lapangan. Politisi juga dapat menggunakan isu keberhasilan penanggulangan stunting sebagai salah satu bahan kampanye mereka dalam konteks yang positif, karena merupakan kegiatan nyata demi kesehatan anak bangsa.

Masyarakat madani dan juga media massa perlu terus mendorong penentu kebijakan publik untuk melakukan kegiatan nyata di lapangan tentang pengendalian stunting, selain kegiatan langsung oleh masyarakat di lapangan.

Gerakan Anak Sehat

Kementerian Kesehatan RI membangun kolaborasi sosial melalui "Gerakan Anak Sehat" untuk mengatasi stunting di 50 kabupaten/kota yang tersebar di lima provinsi penyumbang 51 persen kasus nasional, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara.

DKI Jakarta terpilih sebagai titik awal gerakan sebab dinilai memiliki komitmen yang kuat secara SDM maupun potensi anggaran pada upaya menekan laju stunting pada 798.107 balita rawan gizi di wilayah setempat.

Gerakan Anak Sehat akan melibatkan semua komponen masyarakat, mulai dari kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, swasta, komunitas, hingga keluarga, untuk memastikan seluruh intervensi stunting tidak salah arah.

Sasaran utama dari gerakan itu adalah mencegah anak tidak mengalami stunting akibat kekurangan asupan gizi yang seimbang.

Gerakan Anak Sehat dimulai dengan menimbang bobot bayi untuk mengukur kelompok rawan gizi yang memerlukan asupan protein hewani, seperti ikan, telur, daging, dan sebagainya.

Kolaborasi dengan swasta ditujukan untuk menjadi alternatif pendanaan bagi program intervensi stunting melalui peran orang tua asuh.

Sedangkan partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk memastikan asupan gizi seimbang dan makanan berprotein hewani masuk ke mulut balita sasaran.

"Anak Terlindungi, Indonesia Maju" merupakan tema yang selaras dengan isu kesehatan terkait stunting di peringatan Hari Anak Nasional ke-39 tahun ini. Semoga beragam ikhtiar menyambut momentum bersejarah Generasi Emas di 2045 tercapai.(**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: