PROFIL ZULKARNAIN DALI (3); PEMURAH DAN CINTA ORANG-ORANG SALEH

PROFIL ZULKARNAIN DALI (3); PEMURAH DAN CINTA ORANG-ORANG SALEH

Zulkarnain Dali dan istri-(foto: istimewa/bengkuluekspress.disway.id)-

“Waktu Pilpres kita berbeda. Jadi di kalangan masyarakat Lembak sempat bingung juga waktu itu. kita ini mau ikut Udo Zul (panggilan akrab Zulkarnain Dali), atau ikut Mahyudin,” kenang Mahyudin sambil tertawa. 

Zulkarnain Dali paham betul bahwa perbedaan adalah warna-warni kehidupan. Kalau Tuhan ingin menciptakan semuanya menjadi satu, tentu sangat mudah bagi Yang Maha Kuasa. Tapi Tuhan menciptakan perbedaan. 

“Dan persahabatan kami tetap. Walaupun ada yang berbeda dalam beberapa segi. Misalnya, beda saat Pilpres,” tambahnya.

Support Politik untuk DPD

Mahyudin mengakui Zulkarnain Dali punya hasrat organisasi dan politik cukup tinggi. Karena itu, dia sangat mensupport kawan, keluarga ataupun kolega yang punya potensi. Hal ini dialami sendiri oleh Mahyudin. 

Ceritanya waktu itu menjelang Pemilu 2004. Mahyudin yang nota bene seorang pebisnis, tidak pernah terpikirkan untuk terjun ke politik. Kalau dia mau terjun ke politik, maka Mahyudin lah bendahara pertama DPW PAN Bengkulu pada masa-masa awal reformasi. Tapi dia menolak tawaran dari Ahmad Kanedi cs yang memegang mandat pembentukan PAN di Bengkulu. 

“Saya ikut politik, banyak peran beliau (Zulkarnain Dali,” ujar Mahyudin. 

Suatu hari, berkumpul para tokoh masyarakat Lembak. Obrolan nyerempet urusan politik. Kebetulan saat itu, untuk pertama kali Pemilu memilih senator atau anggota DPD. Masyarakat Lembak yang berjumlah cukup besar di Provinsi Bengkulu dianggap punya potensi suara lumayan.

“Kami kan sering ngumpul, saya pebisnis, beliau ustad. Sekali ini kami ngumpul, ngajak sayo nyalon DPD. Waktu itu sayo tidak terpikir. Sayang lah, suaro kito orang Lembak kata mereka. Kato sayo, nyalon itu butuh biaya,” Mahyudin mencoba mengelak secara halus. 

Tapi Zulkarnain dkk tetap mendorong agar Mahyudin maju. Alasan biaya dianggap bukan sesuatu penghalang. Sebab Mahyudin sendiri dikenal sebagai pengusaha sukses dan dikenal salah satu orang berduit di Bengkulu. 

Menjelang pendaftaran DPD, Mahyudin masih fifty-fifty. Sampai menjelang pendaftaran ditutup, Mahyudin yang sedang berada di Jakarta disuruh pulang. “Sayo ado di Jakarta, sayo disuruh balik. Untuk daftar. Setelah itu sayo balik lagi ke Jakarta,” katanya.

Rupanya sejak pertemuan awal, semua tokoh sudah bergerak mengumpulkan semua persyaratan pencalonan DPD. Mahyudin tinggal daftar. “Waktu itu sayo betul-betul dibantu. Ado pakai kendaraan sendiri. Mereka cuma minta minyak,” tambah Mahyudin.

Dukungan Zulkarnain Dali bersama para tokoh masyarakat Lembak tidak sia-sia. Mahyudin akhirnya terpilih sebagai anggota DPD periode 2004 – 2009. Dia menjadi tokoh Lembak pertama menjadi senator. (**)

Catatan Zacky Antony, Penulis adalah wartawan senior di Bengkulu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: