Usaha Rumahan Gelamai dan Lepat Binti Bengkulu Tembus Pasar Luar Negeri
Ida Rahayu pemilik usaha rumahan gelamai dan lepat binti.-(foto: nur meissuary/bengkuluekspress.disway.id)-
"Saya ikut program dan mengikuti pertemuan rutin BTPN Syariah per dua minggu, dalam pertemuan tersebut dirinya dilatih seorang bankir merencanakan usaha, manajemen keuangan dan lain-lain. Sehingga saya tertarik dan ikut ajukan proposal," ujar Ida.
Usai mengajukan pinjaman tersebut, dirinya menerima modal pinjaman awal sebesar 2 juta tanpa agunan. Bermodalkan uang tersebut, dirinya mampu meningkatkan hasil produksi miliknya dan mampu memperkerjakan satu orang karyawan, sedangkan pada hari-hari tertentu seperti bulan Ramadhan ia bisa memperkerjakan empat karyawan untuk memenuhi pesanan.
Sementara itu, untuk memenuhi permintaan ekspor ke Malaysia dan Singapura, Ida telah memiliki reseller sehingga setiap bulannya dirinya melakukan ekspor, bahkan pada bulan Ramadhan kegiatan ekspor Lepek Binti dan Gelamai dapat meningkat hingga dua kali lipat.
"Sekarang saya punya reseller di Malaysia dan Singapura dengan pesanan rutin per bulan dan akan bertambah setiap bulan puasa," jelas Ida.
Secara terpisah, Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Area Provinsi Bengkulu, Haspan Fikri mengatakan, BTPN Syariah memberikan modal usaha kepada setiap masyarkat Bengkulu yang ingin di dibina melalui program Bankir Pemberdaya untuk mengembangkan usaha.
“Jadi kita memberikan pinjaman itu sesuai kemampuan dari nasbah kita, bukan berapa yang mereka minta, agar pinjaman itu memang dapat digunakan untuk membuka usaha dan memperbaiki perekonomiannya. Karena kita memberikan pinjaman tanpa angunan,” uja Haspan,
Pinjaman yang diberikan mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 200 juta bahkan lebih. Jumlah tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan dari para nasabahnya untuk pengembangan awal.
Ia juga mengatakan, pihaknya juga akan selalu mengevaluasi dan memberikan pelatihan dalam pengelolaan dan pengembangan usaha kepada nasabah. Hal itu dilakukan agar dapat mengangkat perekonomian dari para nasabah BTPN Syariah.
“Memang di awal kita berikan sesuai kemampuan. Tapi kedepannya pinjaman teresebut akan nambah besar sesuai yang mereka butuhkan,” pungkas Haspan.
Bentuk pelatihan yang diberikan, berupa manajemen keuangan, dan pengembangan usaha. Pelatihan tersebut akan rutin dilakukan oleh BTPN setiap dua minggu satu kali yang dilakukan para Bankir Pemberdaya.
“Kita rutin lakukan pelatihan agar modal yang kita berikan tidak terbuang sia-sia, yang tujuannya agar perkonomian dari nasbah bisa membaik,” ucap Haspan.
Dikatakannya, persyaratan yang harus dipenuhi para nasabah agar mendapatakan pinjaman dari BTPN Syariah sangatlah mudah. Pertama memiliki kelompok, dan kedua bersedia ikut pertemuan setiap dua Minggu satu kali.
“Syaratnya tidak sulit dan kita jamin tanpa agunan, jaminanya cukup ikut pertemuan dua Minggu sekali,” terang Haspan.
Haspan juga menjelaskan, pihaknya memberikan program Bankir Pemberdayaan yang inovatif dengan membuka akses digital kepada semua orang yang dapat terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat inklusi melalui program Bankir Pemberdaya.
“Ini menjadi bagian dari langkah-langkah Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sehingga memiliki dampak berkelanjutan untuk kehidupan yang lebih baik bagi nasabah inklusi dan komunitasnya,” tutup Haspan. (Suary)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: