Aktivitas Tambang IBP Tutup Sementara
BENGKULU, Bengkulu Ekspress–Aktivitas pertambangan dikelola PT Inti Bara Perdana (IBP) harus dihentikan sementara. Pasalnya, tambang yang telah berdiri dan produksidi Desa Lubuk Sini, Kecematan Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) Blok 4, mengalami longsor pada bulan lalu.
Akibatnya, PT IBP harus mengalami kerugian mencapai Rp 50 miliar, untuk mengevaluasi aktivitas pertambangan, agar bisa berproduksi kembali. Direktur PT IBP Bengkulu, Sutarman Masrun mengatakan, luas lahan yang longsor mencapai 3 hektar, dari total lahan tambang dengan luas 10 hektar. “Keputusan ini sangat sulit, karena akan mempengaruhi kebijakan roda bisnis kita,” ujar Sutarman kepada Bengkulu Ekspress, kemarin (3/7).
Dijelaskannya, dari hasil tim teknis PT IBP, lokasi tanah longsor yang berada tepat lumbung batu bara itu terjadi karena ada retakan batuan dasar tambang. Retakan tersebut menjadi wadah penampungan air hujan. Sehingga air hujan tersebut merangsang zona gelincir terjadinya longsor. “Zona longsor itu jatuh pada zona sesar atau patahan. Sehingga terjadinya retakan yang membuat tanah menjadi longsor,” ungkapnya.
Akibat longsor yang cukup besar itu, pihaknya harus melakukan evaluasi, melalui tim teknis demi mengembalikan pertambangan menjadi normal kembali. Untuk proses evaluasi tersebut membutuhkan waktu cukup lama, sampai 3 bulan lebih untuk kajian. “Membutuhkan waktu yang panjang dan modal yang tidak sedikit untuk mengembalikan semuanya,” terangnya.
Akibat dari berhentinya sementara aktivitas pertambangan itu, dampak luasnya PT IBP harus memberhentikan secara dini pekerja yang sudah ada. Ada ribuan pekerja yang harus diputus kontrak, untuk tidak lagi bekerja seperti biasa. Tidak hanya pekerja yang berhenti, semua pihak yang bekerjasama seperti kontraktor, unit alat berat, kendaraan angkut juga harus diberhentikan. “Saya harap, karyawan juga memahami kondisi seperti ini,” tambah Sutarman.
Keputusan menghentikan aktivitas pertambangan, menjadi hal yang berat untuk dilakukan oleh pihak perusahaan. Namun PT IBP tidak bisa memiliki pilihan lain, untuk mengembalikan posisi tambang seperti semula.“Pilihan untuk menghentikan sebuah tambang itu, sebenarnya bukan pilihan baik itu pilihan terburuk. Karena menghentikan aktivitas tambang itu efeknya panjang, ada karyawan, ada kontraktor, ada leasing, utang piutang dan sebagainya. Ini bukan hal yang kami senangi, karena memang kondisi,” ujarnya.
Ketika memang nantinya dari hasil kajian teknis internal tambang bisa dilanjutkan, maka aktivitas tersebut bisa dilanjutkan kembali. Sebab, PT IBP juga akan melihat berapa banyak material yang akan diangkat akibat dari tanah longsor tersebut. Termasuk perhitungan lainnya. Mengingat potensi batu bara di lokasi tersebut sangat besar untuk bisa diproduksi. “Kita kaji terlebih dahulu. Secara potensi sangat besar, untuk bisa dilanjutkan kembali aktifitasnya,” pungkas Sutarman. (151)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: