10 PNS Dimutasi
RATU SAMBAN, BE - Setelah dilantik, Walikota H Helmi Hasan SE dan Wakil Walikota Ir Patriana Sosialinda, menggelar mutasi pertama. Kemarin, sebanyak 10 pegawai eselon III dan IV dimutasi. Rinciannya 2 eselon III dan 8 eselon IV (lihat grafis). Mutasi ini menampik informasi yang berkembang selama ini bahwa walikota dan dan wakil walikota tidak akan melakukan mutasi dalam waktu dekat, pasca mutasi besar-besaran yang dilakukan Caretaker Walikota, Drs H Sumardi, beberapa waktu lalu.
Mutasi berlangsung siang sekitar pukul 11.30 WIB ini terkesan mendadak. Pasalnya undangan baru disebar satu jam sebelum acara pengambilan sumpah jabatan. Pun begitu, acara pengambilan sumpah yang dilakukan Sekkot Drs Yadi di aula gedung C berlangsung lancar.
Mereka yang dimutasi ada yang dipromosikan, tukar tempat dan dipindahkan. Beberapa PNS yang dimutasi diantaranya Dra Lia Kamalia Heryati Kabid Perencanaan DPPKA bertukar tempat dengan Zulherman S.Sos sebagai Kabag Umum dan Protokoler pada Sekretariat Kota Bengkulu. Sri Hartati SP merupakan orang yang dipercaya mengelola bagian rumah tangga pada bagian umum dan protokoler di sekretariat daerah kota Bengkulu dimutasi menjadi Kasubag Umum dan Kepegawaian pada Sekretariat Disnakerpora. Sedangkan posisi yang ditinggalkan Sri Hartati diisi oleh Gita Gama Raniputera SE yang sebelumnya hanya staf biasa di Bagian Humas.
Dalam sambutanya Sekkot Drs Yadi menegaskan, mutasi dilakukan berdasarkan kebutuhan. Hal ini untuk mencapai visi dan misi walikota dengan tiga visi yakni bekerja ikhlas, bekerja keras dan bekerja cerdas, serta bersikap tegas. Agar visi dan misi itu tercapai, maka PNS bisa mengikuti seluruh instruksi serta membaca gerak-gerik yang disampaikan walikota.
PNS sebagai pengabdian kepada masyarakat, sudah banyak melupakan Tupoksinya, semuanya sudah memakai perhitungan. \"Dari catatan BPKP, bahwa tugas PNS dapat dilaksanakan tanpa mengeluarkan anggaran kegiatan, dan itu sudah aturan,\" katanya.
Yadi juga menegaskan dengan tiga visi itu akan banyak honor yang akan terpangkas. Hal ini bukan karena ada hal-hal lain dari walikota, namun lebih pada penegakan aturan. PNS, kata Yadi, dituntut untuk loyalitas terhadap pimpinan, dengan visi bekerja ikhlas tanpa adanya tendensius apapun, seperti tidak ada maksud lain dan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok, bekerja sesuai dengan Tupoksi.
Sedangkan bekerja cerdas, bukan dikarenakan PNS bekerja setelah melalui instruksi dari walikota atau asisten. \"Kita bekerja itu jangan selalu diketok dulu dari walikota dan asisten. Kalau seperti ini, kapan kita bisa bekerja dengan cerdas,\" katanya. Kelemahan ini diakui Yadi sebagai pembina karier tertinggi di pemerintah kota. Hal itu terjadi karena masih banyak pejabat lingkungan kota yang dipaksakan, dan akan dievaluasi. \"Ada beberapa pejabat yang dipaksakan. Padahal dia sudah senior.
Makanya kita akan melakukan evaluasi jabatan,\" katanya seraya menambahkan evaluasi itu akan dilaksanakan di masing-masing SKPD dengan penunjukan pembinannya. Saat ini yang terpenting bagaimana kita melaksanakan tugas sesuai dengan apa yang disampaikan Pak Wali dan sesuai dengan aturan.
Dalam kesempatan itu, Sekkot juga akan mengurangi berbagai kegiatan menggelar rapat di sekretariat Pemkot. Yadi juga mengajak seluruh PNS untuk melaksakan pekerjaan dengan baik dengan bertanggungjawab dan sesuai dengan wewenang yang dipegang. Jangan gunakan jabatan sebagai aji mumpung, jangan gambaran pejabat harus paham Tupoksi dan berkoordinasi dengan pimpinan. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: