Angka Kelahiran Tinggi, di Pedesaan
BKKBN Sosialisasikan SDKI
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu mensosialisasikan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Dari hasil survei tersebut jumlah kelahiran hidup tertinggi ada di pedesaan yaitu 2,6 persen. Sementara di wilayah perkotaan angkanya menurun yaitu 2,3 persen dibanding hasil survei tahun 2012 lalu.
\"Namun secara umum, jumlahnya menurun yaitu 2,4 persen anak,\" ujar Peneliti Pusat Kependudukan BKKBN, M Dawam MPA dalam sosialisasi hasil SDKI 2017 di Bengkulu, Selasa (2/4) lalu.
Tidak hanya itu, jika dilihat berdasarkan pendidikan, kelahiran lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan rendah. Masyarakat tidak sekolah sebesar 2,7 persen, tidak tamat SD 2,8 persen dan masyarakat yang dengan pendidikan tamat SD sebesar 2,9 persen. \"Sementara kelahiran pada kelompok kuantil kekayaan terbawah 2,9 persen, kuantil kekayaan menengah bawah 2,6 persen,\" tuturnya.
Di depan 75 orang peserta sosialisasi, tampak hadir juga Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu Dyah Anugrah Kuswardani MA, Narasumber Dr Heri Sunaryanto MA PhD dan Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Busmar Edisyaf SP MM itu, Dawam mengatakan, dari data tersebut dapat dijadikan sebagai peta dalam pelaksanaan programKependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
\"Ke depan, hasil ini bisa menjadi acuan untuk menentukan kebijakan dalam sebuah program,\" tambahnya. Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Bengkulu, Busmar Edisyaf mengatakan, tentunya data SDKI dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan analisis lanjutan bagi peneliti kependudukan.
\"Termasuk dapat menjadi masukan bagi pemangku kebijakan dalam menyusun strategi dan kebijakan dalampelaskanaan pembangunan kependudukan,\" tutur Busmar.
Seperti diketahui, SDKI) memiliki tujuan, antaralain untuk mengumpulkan data mengenai tingkat fertilitas, mortalitas dan prevalensi keluarga berencana (KB). Termasuk Mengumpulkan informasi tentang kesehatan ibu dan anak, seperti perawatan ibu hamil, imunisasi, pemberian ASI, dan pengetahuan tentang AIDS/IMS lainnya. Hasil SDKI menjadi masukan bagi stake holder terkait dalam menyusun strategi dan kebijakan kedepan, data hasil SDKI 2017 perlu disosilaisasikan. \"Sehingga dapat juga menjadi bahan kajian dan analisis lanjutan,\" tutup Busmar. (151/prw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: