Cegah Radikalisme, dan Terorisme

Cegah Radikalisme, dan Terorisme

BNPT Libatkan Perempuan

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bengkulu menggelar kegiatan Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dengan mengangkat tema “Perempuan Agen Perdamaian” yang dilaksanakan di Grage Hotel Bengkulu, Kamis (21/3).  Kegiatan ini karena perempuan memiliki peran besar dalam menanamkan nilai-nilai damai dan toleransi, khususnya dalam keluarga dan lingkungan untuk membentuk prespektif yang positif.

Ketua Bidang Perempuan dan Anak FKPT Provinsi Bengkulu, Dra. Hj. Nurul Fadhillah, M.Pd mengatakan, terorisme dan radikalisme saat ini tidak hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, tetapi juga dapat dilakukan oleh para kaum perempuan, seperti kejadian sebelumnya di Surabaya.  Ia menjelaskan, berbagai penelitian kaum perempuan sudah menunjukan tindakan aksi ekstremis, terorisme dan radikalisme.

\"Oleh sebab itu tujuan dilakukan kegiatan ini untuk menjadikan perempuan agen perdamaian dan untuk memberikan pengetahuan tentang paham radikalisme dan terorisme dalam pencegahannya khususnya perempuan di Provinsi Bengkulu,\" ujar Nurul.

\"Sebagai Kabid Perempuan dan Anak, saya berharap setelah kegiatan ini para peserta juga dapat berbagi ilmu untuk diteruskan mulai dari rumah tangga, masyarakat, dan organisasi-organisasi lainnya bahwa perempuan bisa menjadi agen perdamaian dalam pencegahan radikalisme dan terorisme,\" tambahnya. Menurutnya, mencegah radikalisme dan terorisme adalah tanggung jawab bersama, oleh karena itu sudah sepatutnya semua pihak menggandeng dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat, ormas perempuan, perempuan lintas agama, perkumpulan TNI/Polri, camat perempuan, dan guru bimbingan konseling (BK).

\"Kemudian tindakan selanjutnya dari kegiatan ini kita akan berkoordinasi dengan Gubernur Bengkulu untuk membuat kader-kader Perempuan Agen Perdamaian di Provinsi Bengkulu,\" tutupnya.

Sementara itu, Kasubbag Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Ahadi Wijayanto, SE menjelaskan sesuai fakta perempuan bukan semata-mata sebagai simpatisan, melainkan sudah ditemukan adanya keterlibatan aktif sebagai pelaku.  \"Contoh terdekat kasus di Sibolga, suaminya digelandang ke Lapas, istri bersama anaknya memilih untuk meledakkan dirinya,\" ungkapnya.

Ia melanjutkan, di beberapa kasus terorisme lainnya perempuan adalah sebagai korban, karena mereka harus menanggung beban kehidupannya dan keluarga ketika pasangan atau orang terdekatnya tertangkap akibat keterlibatan di dalam jaringan pelaku. \"Oleh karena itu, kami mengundang para peserta sebagai tokoh perempuan di masyarakat untuk bersama-sama mencegah perkembangan terorisme dan radikalisme,\" tutupnya. (Cik13/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: