Impian Petani Kopi
Harapkan Harga Stabil
KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress – Jelang musim panen kopi tahun 2019, petani di Kabupaten Kepahiang mengharapkan harga jual tidak anjlok atau stabil. Sehingga, hasil panen yang didapat bisa memenuhi kebutuhan pokok untuk satu tahun kedepan.Selain itu, petani tidak mengalami paceklik atau masa krisis setiap akhir tahun pasca panen selesai.
“Ya, kalau biasanya sebelum kopi panen harga tinggi dan bahkan di atas Rp 20.000/kg, tetapi setelah masyarakat panen harga mendadak turun dan bahkan bisa dibawah harga Rp 20.000,” ujar Suharman (54), petani kopi Rimbo Donok Kecamatan Tebat Karai, Minggu (13/1). Ia mengharapkan, harga bisa stabil setidaknya diharga Rp 20.000 perkilogramnya. Sehingga hasil panen yang didapat akan bisa mencukupi kebutuhan. Sebab diakhir panen biasa masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih mengingat memasuki tahun ajaran baru.
“Kalau kita biasanya tidak bisa menyimpan kopi yang dipanen, karena kebutuhan. Karena kalau sudah musim itu banyak kebutuhan, terutama anak-anak sekolah,” sebutnya.
Harapan serupa diungkap Darul (44), petani kopi Air Selimang Kecamatan Seberang Musi. Menurutnya, karena di tahun ini anak bungsunya akan masuk Sekolah Dasar (SD) yang tentunya membutuhkan biaya.“Jika harga bisa di atas Rp 20.000/kg sudah cukup gembira bagi kami, jangan saja kalau sudah panen harga jatuh hingga dibawah Rp 20.000,” ucapnya. Ia mengatakan, tahun lalu harga kopi cukup rendah, bahkan dirinya menjual kopi dengan harga Rp 16.000 perkilonya. Kondisi tersebut sangat memberatkan terlebih lagi hasil panen kopi cukup sedikit. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: