Pasien Pembengkakan Rongga Leher Meninggal
KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress – Dua hari menjalani perawatan di RSUD Kepahiang, pasien penderita pembengkakan rongga leher, Suroso (51) meninggal dunia. Warga Gang Raflesia 8 Desa Kutorejo Kecamatan Kepahiang dinyatakan meninggal sekitar pukul 14.30 WIB Rabu (2/1).
Wakil Bupati (Wabup) Kepahiang, Netti Herawati SSos dikonfirmasi Bengkulu Ekspress membenarkan warga yang sebelumnya dibawa ke RSUD Kepahiang tersebut sudah meninggal dunia. Ia mengajak, agar semua pihak tidak saling menyalahkan terkait dengan kematian Suroso.
“Pasien di ruang bangsal karena memang ruang khusus untuk penyakit itu tidak ada, kalau ruang VVIP mungkin penuh,” ucap Wabup.
Wabup mengelak, untuk menanggapi informasi jika korban tidak mendapatkan penanganan dokter, sebab dokter tengah libur tahun baru. Meskipun demikian tidak membantahnya, sebab didalam standar penanganan RSUD dihari libur tetap ada dokter piket.
“Yang saya harapkan itu bidan desa, dan perangkat desa harus aktif jangan hanya sekedar menyarankan saja ke RSUD tetap haru ditunjukkan jalannya. Apalagi pasien dari keluarga tidak mampu, saya harap kedepan tidak ada Suroso-Suroso yang lainnya,” sebut Wabup.
Sebelumnya, Suroso sudah menahan sakitnya sejak 6 bulan terakhir. Bahkan penyakit mematikan tersebut sudah menggerogoti leher dan mulutnya hingga menyebabkan pembengkaan sangat besar. Pihak keluarga pasein tidak membawa ke RSUD Kepahiang, karena tidak memiliki BPJS Kesehatan.
Suroso baru dilarikan ke RSUD Kepahiang, Senin (31/12) lalu setelah kisahnya viral diberbagai media sosial. Sehingga Wabup mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang turut melakukan penjemputan pasien dan dilarikan ke RSUD Kepahiang.
Sementara Humas RSUD Kepahiang, Tajri Fauzan SKM MKes membantah jika pasien Suroso lamban mendapatan penanganan medis. Sebab, sesuai dengan standar medis, pasien sudah diberikan penanganan secara baik sehingga menjalani rawat inap di RSUD Kepahiang.
“Untuk diketahui pasien tersebut sudah parah, atas usulan secara lisan ibu Wabup bagaimana pasien tersebut karena BPJS tidak punya sedangkan pasien tersebut miskin. Inisiatif manajemen RS pasien dirawat di rumah sakit kita,” kata Tajri.
Tajri mengatakan, pasien mendapatkan pertolongan semampu RSUD Kepahiang, karena seharusnya yang menangani RS Kanker. “Dan untuk diketahui semua biaya itu menjadi tanggungan RS. Jadi kalau RS masih salah, ya nggak tau lagi. Perkara libur, RS tidak libur karena dokter piket tetap ada,” tutur Tajri. (320)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: