Produktivitas Kopi Bengkulu Rendah
BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Produktivitas kopi robusta di Provinsi Bengkulu masih rendah, yakni dalam setahun hanya mampu menghasilkan 700 Kilogram setiap hektarenya. Bahkan, angka tersebut masih kalah dibandingkan dengan kopi di provinsi lain yang bisa menghasilkan 1,5 hingga 2 ton per hektarenya.
\"Produktivitas kopi Bengkulu masih rendah, sehingga perlu memiliki strategi yang jelas terkait pengembangan tanaman kopi robusta,\" ujar Dosen Pertanian Universitas Bengkulu, Prof Ir Nanik Setyowati MSc PhD, kemarin (2/10).
Ia menjelaskan, saat ini luas lahan perkebunan kopi robusta di Provinsi Bengkulu mencapai 86 ribu hektare dengan angka produksi berkisar 60 ribu tonkopi kering per tahun. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kopi robusta merupakan komoditas perkebunan potensial di Bengkulu, karena menduduki peringkat ketiga setelah kelapa sawit dan karet.\"Meski menjadi tanaman perkebunan yang potensial akan tetapi produktivitasnya belum begitu maksimal,\" tambah Nanik.
Belum maksimalnya produksi kopi di Bengkulu disebabkan permasalahan bibit dan kurangnya perawatan oleh petani. Hal ini secara otomatis menyebabkan rendahnya angka produktivitas kopi, sedangkan di wilayah lainnya, produksi kopi robusta bisa mencapai 1-1,5 ton per hektare dalam setahunnya.\"Agar produksi kopi di Bengkulu bisa sama maksimal dengan daerah lain, perlu upaya pengembangan bibit unggul dan perawatan secara berkala,\" ujarnyaUntuk itu, pemerintah harus berupaya mengembangkan bibit secara baik dan mengajak petani untuk dapat mengintensifkan perawatan tanaman kopi agar angka produktivitasnya meningkat.
\"Pola peremajaan tanaman kopi robusta melalui sistem sambung, seperti yang dilakukan petani di Kepahiang, dalam setahun mampu menghasilkan dua ton per hektare. Teknik semacam ini yang mesti diperbanyak lagi oleh pemerintah,\" ungkapnya.
Strategi lain yang juga dapat meningkatkan produktivitas kopi adalah pengelolaan tanaman kopi melalui sistem organik, baik itu pemupukan ataupun pemberantasan hama.\"Dengan sistem organik, tak hanya produktivitasnya saja yang meningkat, tetapi juga nilai jual kopi juga akan bertambah,\" tutupnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Kopi Bengkulu, Herry Supandi mengaku, meski produktivitas kopi di Bengkulu rendah, tetapi harga jual kopi Bengkulu tinggi di market dalam negeri dan luar negeri. Kopi robusta dengan kualitas premium mampu dihargai sekitar Rp 50 ribu perkilogramnya. Mahalnya harga kopi robusta Bengkulu disebabkan teknik pola petik buah merah yang sudah diterapkan petani.\"Kalau produktivitas rendah itu tidak seberapa, karena harga kopi kita saja sudah mahal, jadi kalaupun provinsi lain produktivitasnya tinggi namun kualitas masih buruk, jelas masih kalah dengan Bengkulu yang memiliki kualitas premium,\" tutupnya.(999)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: