Daging Beku untuk Hajatan
CURUP, Bengkulu Ekspress - Hingga saat ini Sub Divre Bulog Rejang Lebong masih menjual daging beku bagi masyarakat di Kabupaten Rejang Lebong, Lebong dan Kepahiang. Dimana saat ini pembelinya mayoritas adalah masyarakat yang akan melakukan kegiatan hajatan.
\"Selama ini, memang yang banyak membeli daging beku yang kita miliki adalah masyarakat yang akan melaksanakan hajatan seperti pesta pernikahan,\" terang Kepala Sub Divre Bulog Rejang Lebong, Rudi Adlyn Damanik saat dikonfirmasi Rabu (5/9/2018) kemarin.
Untuk jumlahnya menurut, Rudi beragam mulai dari 20 Kg hingga 80 Kg. Untuk harganya sendiri, masih harga lama yaitu Rp 80 ribu per Kg. Hanya saja untuk mereka yang membeli untuk acara hajatan, mereka harus melampirkan undangan bahwa mereka membeli daging beku tersebut untuk hajatan.Untuk penjualan daging kerbau beku sendiri, Rudi mengaku Sub Divre Bulog Rejang Lebong dalam satu bulannya bisa menjual daging beku sebanyak 3 sampai 5 ton di tiga kabupaten.
\"Kalau dari Januari hingga Agustus, jumlah yang sudah kita jual sebanyak 14,405 ton,\" paparnya.
Masih Kesulitan Menjual Daging Beku
Di sisi lain, Rudi mengaku saat ini pihaknya masih mengalami kesulitan untuk menjual daging beku kepada perorangan. Karena menurutnya kemasan daging beku yang ada saat ini cukup besar yaitu paling kecil ukuran 2,4 Kg. Berbeda dengan sebelumnya yaitu ukuran 1 Kg.
\"Karena sekarang ukuran dagingnya besar, sehingga untuk membeli harus beberapa orang dulu secara bersama-sama,\" paparnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Rudi mengaku saat ini Bulog Sub Divre Rejang Lebong tengah memesan alat pemotong daging beku tersebut. Sehingga nanti, daging beku ukuran besar tersebut akan mereka potong-potong dalam ukuran 1 Kg sehingga masyarakat bisa dengan mudah membeli daging beku tersebut.
Untuk lokasi penjualan sendiri, Rudi juga mengaku baru sebatas di kantor Bulog Sub Divre Rejang Lebong. Mereka belum memasok daging beku ke RPK yang dimiliki Bulog, karena RPK belum memiliki freezer tempat penyimpanan daging beku ini sendiri.\"Kalau ada masyarakat ingin membeli lewat RPK, biasanya mereka membeli secara kolektif, nanti RPK yang mengambil di sini,\" tutup Rudi.(251)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: