Manajer BMT, Andriadi menuturkan, kelompok binaannya tersebar di Kota Bengkulu. Mereka mendapat pinjaman modal dengan besaran bervariasi, mulai Rp 5 juta hingga puluhan juta. Mereka dikenakan simpanan pokok Rp 500 ribu/tahun dan simpanan wajib Rp 50 ribu/bulannya. \"Tingginya permintaan jamur tiram itu, BMT Kota Mandiri akan meningkatkan pinjaman modal hingga Rp 45 juta kepada kelompok pembudidaya jamur,\" kata Andriadi.
Pengembangbiakan jamur tiram mendukung program pemerintah dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan. Tepatnya pemanfaatan lahan lingkungan sebagai tambahan penghasilan. Apalagi budi dayanya tidak sulit, hanya membutuhkan ketelatenan dengan modal kecil bisa meraih keuntungan yang berlipat. \"Banyak keuntungan membudidayakan jamur, membuka lapangan kerja, serta mengasah generasi muda untuk berwirausaha, \" katanya.
Produksi jamur tiram dalam satu kelompok bisa memproduksi hinga 20 kg, dan itu kebanyakan dijual di pasar tradisional, dan permintaan cukup banyak, bahkan kita kekurangan. \"Kelompok binaan kami telah menguasai budidaya jamur, dan saat ini telah berproduksi. Untuk produksi jamur tiram putih mencapai 5 sampai 20 kg perhari dengan harga jual mencapai Rp 20.000 perkilo,\" jelasnya.
Melalui pemanfaatan lahan pekarangan ini, akan mendongkrak pendapatan, dan mampu sebagai penghasilan tambahan. Kedepannya BMT kota Mandiri akan terus berupaya mendapatkan penambahan modal.\"Tidak hanya permodalan saja, nantinya juga akan merancang bagaimana proses pemasaran dan pengemasanya,\" tukasnya. (247)