\"Kita harus membandingkan dengan negara lain, agar tidak semakin tertinggal. Semakin tahun, siswa harus dituntut memiliki kemampuan yang lebih tinggi sehingga mampu menyelesaikan Unas yang kesulitannya semakin tinggi pula,\" ungkap Kharil di Jakarta, kemarin (19/4). Menurutnya, penambahan paket soal juga sudah pernah diungkapkan Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh. Alasannya, selain untuk meningkatkan mutu juga untuk menekan praktik kecurangan dalam pelaksanaan ujian.
Tidak hanya itu, kata Khairil, percetakan juga akan diperbaiki. Beberapa percetakan yang kurang akan diberikan teguran. Hal tersebut dibuat untuk menentukan percetakan berikutnya. Saat ini ada 4 daerah mencetak naskah, yaitu Surabaya, Kudus, Semarang, dan Riau. Khairil menegaskan, data peserta Unas yang dibuat Kemendikbud sudah akuran. Sejak dikumpulkan, sudah dilakukan verifikasi sebanyak 3 kali hingga Februari. Kemudian, Februari data diberikan ke percetakan. Setelah selesai mencetak pun, akan verifikasi ulang. Contohnya percetakan di Surabaya data dicek selama 1 bulan.
Sementara itu, Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Aman Wirakartakusumah mengatakan, masyarakat jangan terlalu khawatir dengan rencana pemerintah menambah jumlah paket dan tingkat kesulitan pada soal Unas tahun depan. Pasalnya, semua akan dilakukan sesuai dengan pedoman yang berlaku, dan semua siswa akan dibiasakan dengan soal-soal tertentu dalam bentuk kisi-kisi soal ujian. \"Kalau bisa mengerjakan kisi-kisi, mestinya masyarakat tak perlu khawatir. Bayangkan, Malaysia itu standar kelulusannya 7, sedangkan kita masih 5,5. Maka kita harus menaikkan nilai tukar pendidikan kita,\" tegasnya. (jpnn)