Miris, Bantuan Siswa SLB Dipotong

Sabtu 27-08-2016,11:00 WIB

MANNA, BE - Para wali murid di Pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kelurahan Kayu Kunyit Kecamatan Manna, Bengkulu Selatan (BS) resah. Pasalnya pihak sekolah kembali berencana hendak memotong bantuan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah ini. Padahal bantuan tersebut untuk meringankan beban orang tuanya, namun oleh pihak sekolah digunakan untuk membayar gaji guru honor di sekolah. \"Sebenarnya pemotongan bantuan untuk siswa SLB ini selalu dilakukan setiap tahun, namun yang sangat saya sesalkan uang tersebut digunakan untuk membayar gaji guru honor,\" keluh Sukarto perwakilan wali murid yang juga pensiunan guru di SLB Manna ini. Menurut Sukarto, pada tahun 2015 lalu, jumlah siswa yang mendapat bantuan ada 150 siswa dengan besaran Rp 1,15 juta per siswa pertahun. kemudian ditahun 2016 ini, ada 111 siswa yang mendapat bantuan, masing-masing siswa menerima Rp 1,48 juta pertahun. Sehingga ditahun 2016 ini jumlah bantuan dana dari luar untuk bantuan siswa ditahun 2016 ini totalnya Rp 164,280 juta. Lalu oleh pihak sekolah, dana tersebut dipotong hingga masing-masing siswa hanya menerima uang bantuan rata-rata kurang dari Rp 500 ribu per siswa. \"Bayangkan dengan besarnya potongan dari sekolah dengan berbagai macam potongan, setiap siswa hanya menerima bantuan antara Rp 250 ribu hingga Rp 450 ribu per siswa,\" ujarnya. Dijelaskan Sukarto, adapun rincian pemotongan tersebut yakni Rp 11,1 juta untuk gaji guru honorer sebanyak 8 orang, dengan ketentuan masing-masing siswa dipotong Rp 100 ribu. Kemudian Untuk pembelian pakaian sebesar Rp 72 juta dengan rincian beli baju Rp 200 ribu persiswa, beli sepatu Rp 300 ribu persiswa dan beli tas Rp 150 ribu persiswa. \"Untuk beli baju, tas dan sepatu ini, kok harus setiap tahun, padahal belum tentu pakaian, tas dan sepatu mereka sudah rusak dalam satu tahun, tapi ini sepertinya wajib dibeli,\" imbuhnya. Ditambahkan lagi oleh Sukarto, pemotongan bantuan siswa SLB tersebut untuk uang trasportasi usulan sebesar Rp 27,75 juta, Kemudian untuk pengembangan bakat Rp 1 juta. Untuk tata boga sebesar Rp 10 juta dan untuk lain-lain Rp 11,1 juta. Sehingga Sukarto menilai adanya bantuan siswa ini dimanfaatkan pihak sekolah untuk kepentingan tertentu tanpa memperhatikan kondisi dari siswa SLB itu sendiri. \"Saya hanya sedih, kok bantuan untuk siswa yang cacat, malahan disimpangkan, saya tidak mau anak-anak cacat ini dimanfaatkan pihak sekolah untuk kepentingan tertentu,\" terangnya. Sementara itu, kepala SLB BS, Mangku Raharjo Spd tidak menampik adanya pemotongan tersebut. Dirinya beralasan, untuk pembelian pakaian, sepatu dan tas, itu sudah dipotong dari atas, sehingga sekolah hanya menerima dalam bentuk barang, bukan lagi uang. Sedangkan untuk gaji guru honor, dirinya beralasan, di SLB ada 15 guru honor, sehingga 8 guru gajinya ditanggung dari dana bantuan itu dan sisanya dari dana Bantuan operasional sekolah (BOS). \"Sebenarnya itu bukan potongan, tapi untuk pakaian, sepatu dan tas, kami hanya menerima barang saja, bukan lagi uang, sedangkan untuk guru honor, memang kami ambilkan dari dana bantuan itu sebagian, sebab guru honor di SLB banyak dan tidak cukup kalau dari dana BOS semua,\" kilahnya. (369)

Tags :
Kategori :

Terkait