Korlap Dibawa ke Polres, Demo Batal

Selasa 02-08-2016,11:00 WIB

KOTA MANNA, BE - Rencana warga Kecamatan Seginim untuk menggelar demo penolakan normalisasi Sungai Air Nipis yang berlokasi di Desa Darat Sawah, Seginim, Senin (1/8) gagal. Pasalnya dua warga yang merupakan koordinator lapangan (korlap) aksi demo dibawa ke Polres Bengkulu Selatan (BS). Mereka diajak ke Mapolres BS oleh Wakil Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM untuk menerima penjelasan Wabup mengenai normalisasi.

\"Kami mau demo karena khawatir akibat normalisasi hamparan sawah di dataran rumah tidak bisa digarap, kemudian jembatan di Kota Baru ambruk serta rumah warga di Desa Pasar Baru dan sekitarnya terancam, namun setelah ada penjelasan Wabup, kami tidak jadi demo,\" kata Yahudin didampingi Asdin, yang merupakan korlap demo tersebut.

Ditambahkan Asdin, rencana demo tersebut lantaran selama ini antara warga dengan pelaku normalisasi serta dengan Pemda BS terjadi miss komunikasi. Sebab informasi yang berhembus adanya normalisasi Sungai Air Nipis tersebut merugikan masyarakat Seginim karena material diangkut ke luar Seginim. Warga khawatir, ketika material sungai habis, air tetap menghantam rumah warga.

\"Kami minta Pak Wabup menjelaskan apa yang disampaikan kepada kami ini kepada warga, sehingga warga mengetahui tujuan dari normalisasi tersebut,\" ujar Asdin.

Sementara itu, Wakil Bupati BS, Gusnan Mulyadi SE MM menjelaskan, tujuan normalisasi sungai itu untuk mencegah rumah warga dihantam Sungai Air Nipis, karena selama ini alur sungai sudah mendekati pemukiman. Ia juga mengatakan, meskipun ada normalisasi tidak akan mengganggu sumber pengairan sawah warga, kemudian pemukiman warga aman dari amukan Air Nipis.

\"Saya pastikan adanya normalisasi ini, rumah dan usaha pertanian warga aman tidak akan terganggu,\" ujarnya. Hanya saja sambung Wabup, jika material diangkut oleh pihak ketiga yang melakukan normalisasi yakni PT Pesona Karya Abadi suatu kewajaran. Pasalnya dalam kegiatan tersebut Pemda BS tidak mengeluarkan biaya karena untuk melakukan normalisasi, harus membutuhkan biaya hingga Rp 11 M. Sedangkan Pemda BS tidak ada dana sebesar itu begitu juga saat mengajukan ke pemerintah pusat.

Anggaran dari pusat juga belum tersedia. Padahal, jika terus dibiarkan, maka rumah warga Desa Darat Sawah akan tenggelam. Oleh karena itu Pemda BS menggandeng pihak ketiga yang bersedia melakukan normalisasi tanpa dibayar.

\"Untuk diketahui, biaya normalisasi itu minimal Rp 11 M, sedangkan Pemda BS sendiri tidak ada anggaran, beruntung pihak PT Pesona Karya Abadi bersedia tanpa dibayar, sehingga sangat wajar material dari alur itu mereka ambil, meskipun demikian, mereka tetap dibebankan untuk menyetor pendapatan asli daerah (PAD),\" ujar Gusnan.

Ditambahkan Gusnan, untuk mengantisipasi jembatan Kota Agung tergerus, dirinya memastikan pihak ketiga akan memasang bronjong di bagian hulu lokasi normalisasi, sehingga bebatuan di bagian hulu tidak hanyut terbawa arus kemudian di pinggir Desa Pasar Baru juga dipasang bronjong, sehingga air tidak masuk ke arah pemukiman warga.

\"Kami tidak mau hanya karena ingin menyelamatkan warga Desa Darat Sawah, kemudian warga desa lainnya korban, saya pastikan semua desa di Seginim tidak ada yang jadi korban normalisasi,\" tandas Gusnan yang mengaku penjelasannya itu juga disampaikan pada warga Seginim, Senin sore pukul 15.00 WIB di rumah Kades Darat Sawah.

Kapolres BS, AKBP Napitupulu Yogi Yusuf SH SIK mengaku adanya informasi demo tersebut, dirinya sudah menerjunkan anggotanya di lokasi normalisasi mulai pukul 07.00 WIB sebanyak satu pleton. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi adanya demo. Hanya saja hingga sore hari kemarin, tidak ada aksi demo, dan situasi di lokasi selalu kondusif. Yogi sapaan akrab kapolres BS Kapoolres ini, mengimbau warga untuk tidak terpancing propokasi yang ingin memecah belah masyarakat. Terlebih lagi kegiatan normalisasi itu direncanakan dalam waktu lama dan juga ada kajian teknis mulai dari lingkungan, ESDM, pihak balai hingga Dinas PU BS.

\"Saya harap ke depan tidak ada lagi yang menyebar isu terkait normalisasi yang katanya mau menyengsarakan rakyat, semua itu sudah berdasarkan kajian yang matang, mudah-mudahan kejadian ini menjadi pelajaran kita semua agar ke depan agar selalu berkomunikasi agar tidak terjadi miss komunikasi lagi,\" tutup Yogi. (369)

Tags :
Kategori :

Terkait