RUSAKNYA jembatan Musi I Desa Tebak Monok menjadi ancaman serius bagi daerah. Sehingga Dewan mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) agar menindak pengusaha sarang burung walet yang tak memperhatikan lingkungan sekitar gedung sarang walet, seperti di kawasan jembatan Musi I. Akibatnya, aliran pembuangan air Gedung Walet milik Samsudin menyebabkan aspal jalan menjadi berlubang karena dialiri air setiap hari. \"Lihat drainase jalan di belakang gedung sarang walet itu sudah tertimbun tanah, harusnya sebagai pengusaha ada kepedulian agar drainase tak tersumbat hingga pembuangan air dari gedung waletnya tak menggenangi jalan dan pangkal jembatan,\" tegas Anggota DPRD Kepahiang, Abdul Haris.
Ia meminta, Pemerintah Daerah (Pemda) melalui dinas terkait agar tak ragu untuk memberikan tindakan tegas terhadap para pengusaha bandel di Kepahiang. Sehingga pengusaha dapat memberikan perhatian kepada lingkungan dan masyarakat.
\"Mereka itu mendapatkan keuntungan dengan membuka usaha di daerah kita, maka sudah seharusnya memberikan perhatian. Jangan semau saja, kalau jembatan itu ambruk yang akan dirugikan daerah kita, karena itu akses utama menuju Bengkulu,\" tuturnya.
Selain kondisi jembatan Musi I, Abdul Harus juga meminta pemerintah melalui jajarannya menertibkan pasar kaget di Kecamatan Ujan Mas hingga Merigi yang kerap digelar pedagang sembarang, sehingga kondisi jalan menjadi macet.
Ia mendesak, petugas untuk menempatkan pedagang di kawasan pasar di Kecamatan Merigi yang telah disedikan pemerintah dengan menghabiskan anggaran milliaran rupiah. \"Kalau pedagangnya tak mau hanya dengan peringatan, laksanakan sesuai dengan ketentuan. Petugas harus bisa menempatkan pedagang dikasawan pasar yang sudah disedikan pemerintah,\" ujarnya.
Menurutnya, pasar kaget tak hanya di satu tempat, bahkan berpindah-pindah. Kadang, ada pasar kaget beraktifitas di Pulogeto, terkadang juga ditemui di Bumi Sari. Ia berharap SKPD terkait seperti Dinas Koperasi UKM Perindag, Disbudparhubkominfo dan Satpol PP dapat berkoordinasi menertibkan itu. (320)