Peringati HGN dan HUT PGRI ke-70
BENGKULU, BE - Upaya peningkatan guru sebagai tenaga profesional, belum sepenuhnya memberikan kesejahteraan bagi guru. Dan guru dibebani mengajar 24 jam dan merupakan beban tertinggi se-dunia.
\" Dalam segi status guru sudah setara dengan profesi lain seperti pengacara, dokter dan lainya. hanya pemerintah masih terlalu lambat dalam mengsejahterakan guru, \" ungkap ketua PGRI Provinsi Bengkulu, Prof. Dr Sudarwan Danim usai pelaksanaan peringatan HGN dan HUT PGRI di Balai Buntar, kemarin.
Contohnya saja pelaksanaan sertifikasi yang seharusnya tuntas paling lambat dilakukan di tahun 2015. Hingga saat ini belum seluruh guru tersertifikasi, data yang diketahui masih 1,4 juta guru se-Indonesia yang belum tersertifikasi, masih tersisi 1,4 juta guru yang belum tersertifikasi. Di Bengkulu dari 22 ribu guru, diketahui 18 guru yang menjadi anggota PGRI. Dari 18 ribu guru tersebut, baru 60 persen yang sudah sertifikasi, kebanyakan guru yang belum sertifikasi adalah mereka diangkat pada tahun 2006.
Perbedaan status antara guru yang tersertifikasi dan yang belum sudah menyebabkan perbedaan pendapatan, dan ini menyebabkan beban psikologis bagi guru. \" Guru yang tersertifikasi sudah tambah kesejahteraanya. Di sisi lain masih banyak sekali guru yang belum, dan ini menyebabkan beban psikologis guru,\" katanya.
Jika hasil uji kompetensi Guru (UKG) yang dijadikan ukuran pemberian tunjangan sertifikasi, maka kompetensi guru belum baik. Skor kompetensi guru sebesar 55 itupun belum menunjukkan kinerja seorang guru. Oleh karena itu, kedepan harus ada perimbangan disisi profesi guru ditingkatkan, dan layanan kepada guru juga harus bagus. \" Hambatan pelayanan, dan kesejahteraan menjadi kendala yang luar biasa dan ini menjadi beban psikologis yang luar biasa,\" tegasnya.
Masih menurut Sudarwan Danim, beban guru akhir-akhir kian tinggi, guru sudah lebih administratif dibanding tenaga administrasi, guru dibebani untuk menyelesaikan data pokok pendidik (Dapodik), padamunegeri, membuat perencanaan pembelajaran, menyiapkan dokumen administratif, UKG yang dilakukan secara online.Dengan kesibukan tersebut, guru dibebani tugas-tugassehingga guru nyaris sulit berkosentrasi mengajar dikelas.
Kendala lainya yakni, beban mengajar selama 24 jam dinilai terlalu tinggi, bahkan tertinggi se-dunia, rata-rata mengajar di dunia selama 20 jam, di negara Eropa beban mengajar paling banyak 16-18 jam. \" Dari rata-rata tidak ada negara yang melebihi beban mengajar seperti Indonesia, beban mengajar di negara kita tertinggi di dunia,\" tandasnya.
HGN dan HUT PGRI Sukses
Sementara itu pelaksanaan peringatan HGN dan HUT PGRI ke-70 di Balai Buntar berlangsung sukses, sejumlah tamu undangan seperti bupati, rektor, kanwil kemenag, PGRI kabupaten/kota dan ribuan guru hadir memeriahkan acara tersebut.
Acara yang dibuka Asisten III Pemda Provinsi Drs H Sudoto MPd, juga dihadiri Wakil Walikota, Ir Patriana Sosialinda. Dalam sambutanya, Sudoto MPd sangat mengapresiasi dan mengucapkan dirgahayu Guru. Ia pun berharap kedepan guru mampu menjadikan revolusi mental dan membentuk generasi cendekia. Bersamaan dengan HUT PGRI, harapanya organisasi ini mampu sebagai ajang untuk memantapkan soliditas dan solidaritas sebagai organisasi profesi guru yang kuat dan bermartabat.
Hal yang sama diungkapkan Wakil Walikota, Ir Patriana Sosialinda
mengucapkan rasa terimakasih kepada PGRI yang telah menunjuk PGRI Kota Bengkulu sebagai tuan rumah.
Bersamaan dengan peringatan ini, tentu HGN dimeriahkan seluruh guru se-Indonesia, dan seluruh guru mempunyai rasa suka cita yang sama. \"Guru dikenang dan didoakan anak bangsa dari Sabang hingga Merauke. Sehingga harapanya dapat hidup senantiasa bersinar dan membangun insan cendekia,\" tuturnya.
Pemkot, kata Patriana Sosialinda mengapresiasi pada PGRI provinsi Bengkulu dan PGRI Kota Bengkulu serta atas semua pengabdian para guru. \" Kita tahu tanggungjawab guru besar dalam mendidik anak yang cerdas dan berkarakter. Namun jangan tanggungjawab itu jangan dijadikan beban, namun tetap memberikan yang terbaik, karena guru sebagai garda terdepan untuk mencetak generasi bangsa,\" pesannya.
Pendidikan, kata Linda adalah sebuah taman, dan itu mendidiknya butuh proses yang menyenangkan meski banyak tantangan, guru siswa mendukung pembelajaran. \"Sebagai pemerintah belum dapat menjawab semua yang menjadi pekerjaan rumah guru, untuk menyelesaikan apa yang diharapkan para guru,\" terangnya.
Maka di hari tersebut, Pemerintah Kota Bengkulu akan merealisasikan pembangunan gedung guru kota. Sehingga kedepan memiliki gedung profesi guru, dalam kesempatan itu Linda juga mengucapkan selamat HGN dan HUT PGRI, \" Terus berkarya, dan jayalah selalu,\" tegasnya.
Di sisi lain panitia pelaksana yang juga Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman, S.Ag MM mengucapkan teriamasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan HGN dan HUT PGRI ke-70. Ia berharap dengan usianya tersebut organisasi profesi ini menjadi organisasi yang besar.
Dalam memeriahkan kegiatan tersebut, Dinas Pendidikan provinsi Bengkulupun telah mengsuport dengan menggelar pemilihan guru dipedalaman yang inspiratif, pelaksanaan jalan sehat, ramah tamah, dan peletakan batu pertama pembangunan gedung PGRI Kota Bengkulu. \"Terimakasih atas terselenggaranya kegiatan ini, Dispendik mengsuport penuh pelaksanaan ini,\" katanya.
Kedepan guru akan semakin berkualitas dengan didukung dengan lomba-lomba yang inisiatif dan inspiratif, tukasnya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan pembagian penghargaan kepada guru berdedikasi tinggi, guru penegak disiplin serta reword terhadap guru inspiratif, setiap jenjang pendidikan. Penyerahan penghargaan itu dilakukan oleh Asisten III Pemda Provinsi, Drs H Sudoto, didampingi Kepala Dispendik, Atisar Sulaiman, Wakil walikota, Ir Patriana Sosialinda dan Ketua PGRI Provinsi Bengkulu.
Peletakan Batu
Usai pelaksanaan resepsi HGN dan HUT PGRI ke-70, Wakil Walikota Ir Patriana Sosialinda bersama dengan PGRI kota Bengkulu, menuju pada lahan seluas 1.250 meter tepatnya di kawasan Bentiring.
Peletakan batu pertama dilakukan Wakil Walikota Ir Patriana Sosialinda, diikuti Ketua Komisi III DPRD Kota, Mardensi disaksikan Ketua PGRI Kota Bengkulu, dan seluruh PC PGRI,serta lurah setempat.
Dikatakan Hery Suryadi mengatakan, pada malam penggalangan dana, terkumpulah sekitar Rp 47 juta. Dana ini akan menambah sisa pembayaran tanah yang belum terlunasi sebesar Rp 100 juta.
Dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung guru ini maka kedepanya gedung baru yang permanen nanti,diharapkan agar guru dapat lebih meningkatkan profesinalitasnya, sekaligus mampu menjadi wadah organisasi untuk dapat mengembangkan profesi guru.
\"Kami sangat berterimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung dan memberikan bantuan, terlebih Pemerintah Kota Bengkulu yang telah mensupport dan diletakkan batu pertama tanda dimulainya pembangunan gedung guru kota Bengkulu,\" kata Heri. (247)