Penujah Komisioner KPU Tim Sukses

Sabtu 12-09-2015,10:40 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

KEPAHIANG, BE - Kapolres Kepahiang AKBP Iskandar ZA menyampaikan penusukan terhadap Komisioner Divisi Data dan Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kepahiang yakni Windra Purnawan SP dilakukan salah satu tim sukses pasangan calon (Paslon) Pilkada Kepahiang, yang gagal mendaftar ke KPU Kepahiang. Hal ini disampaikan Kapolres saat jumpa pers kepada wartawan, Jumat (11/9) kemarin sekitar pukul 10.45 WIB. \"Pelaku penusukan adalah tim sukses salah satu paslon yang gagal mendaftar ke KPU. Mungkin kita semua sudah sering bertemu dengan para tsk ini. Dan para tsk juga sebenarnya sudah kita ingatkan melalui pelaksanaan penandatangan Pilkada damai beberapa saat yang lalu,\" ujar Kapolres. Dikatakannya, dalam kasus penusukan Komisioner KPU ini pihaknya sudah menetapkan sebanyak 4 tsk dengan inisial MD, BR, RD dan ZA. Dengan status salah satu dari empat tsk tersebut dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Kepahiang. \"Satu tsk juga merupakan salah satu PNS di Kepahiang, untuk jabatan dan golongannya saya tidak tahu,\" jelasnya. Menurut Kapolres, pasca peristiwa penyerangan terhadap korban (Windra, red) Senin (7/9) sekitar pukul 16.12 WIB lalu di depan TPU (Tempat Pemakaman Umum) Kelurahan Pasar Ujung, pihaknya hanya berhasil mengamankan 4 tsk dari total 8 tsk dalam kasus tersebut. \"Dari pemeriksaan, keempat tsk sudah mengakui perbuatannya. Yang menjadi target para tsk ini mobil dinas KPU, siapapun yang berada di dalam mobil,\" ungkapnya. Dari pengakuan para tsk ini, lanjut Kapolres, pada sekitar pukul 10.00 WIB sesudah keputusan sidang Panwaslu pada hari penyerangan terhadap korban, para tsk ini sudah mentargetkan sasaran 1 mobnas KPU, hanya saja aksi tersebut gagal dilakukan oleh pihaknya. \"Korban (Windra,red) merupakan sasaran kedua dari para tsk. Korban dihadang para tsk ini di TKP dan langsung di hujani pukulan senjata tajam pada bagian leher, bahu dan dada,\" terang Kapolres. Kronologisnya, lanjut Kapolres, mobil yang pertama mencegat jenis Toyota Avanza warna hitam. Didalam mobil itu terdapat 6 pelaku dan sebanyak 5 tsk diantaranya langsung menyerang dengan melakukan penusukan. \"Sedangkan 1 pelaku lagi belum sempat, karena korban lebih dulu melarikan diri. Hanya saja saat korban hendak melarikan diri tiba-tiba datang mobil Toyota Innova warna hitam yang didalamnya terdapat 2 tsk lainnya dan secara tiba-tiba langsung menabrak korban,\" cerita Kapolres. Dijelaskannya, 4 tsk yang saat ini sudah diamankan pihaknya sebanyak 3 diantaranya merupakan penumpang Toyota Avanza. Sedangkan 1 lagi tsk yang menumpang mobil Toyota Innova. Dimana dari pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya, penyerangan itu sudah direncanakan oleh para tsk. Yang bertindak sebagai otaknya tsk ZD, karena tsk yang merencanakan, memberi uang untuk beli sajam, mengajak dan menyiapkan tempat. \"3 tsk lain bertugas memonitor dan sebagai eksekutor. Maka dari itu keempat tsk ini dijerat pasal berlapis, diantaranya pasal 340 KUHP tentang percobaan pembunuhan yang direncanakan, pasal 170 KUHP Jo pasal 55, pasal 353, pasal 351 ayat (2) dan UU Darurat No 12 tahun 1951,\" tegas Kapolres. Lebih jauh dikatakannya, dalam perkara ini pihaknya berhasil mengamankan 3 unit mobil, diantaranya 1 milik korban dan 2 lainnya yang digunakan tsk. \"Selain itu juga 5 bilah sajam jenis parang, baju korban, baju salah satu tsk. Dalam perkara ini pihaknya sudah memeriksa 9 saksi. Hari ini (kemarin, red) diagendakan 6 saksi lagi.  Kita saat ini juga masih melakukan serangkaian pengembangan, dan juga memburu 4 palaku lain yang sudah ditetapkan sebagai DPO,\" tandas Kapolres. Sementara itu, motif dibalik penyerangan terhadap korban ada kaitan dengan sengketa Pilkada yang terjadi di Kabupaten Kepahiang. Ini berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap para tsk oleh tim penyidik Polres Kepahiang, yang langsung disampaikan oleh Kapolres, AKBP Iskandar ZA SIK. \"Dari pemeriksaan kita, penyerangan itu dilandasi lantaran para tsk ini kecewa dengan putusan, yang mana Cakada yang mereka dukung ditolak untuk ditetapkan sebagai calon dalam Pilkada mendatang. Dimana setelah mengetahui penolakan itu, akhirnya para tsk berkumpul di suatu tempat dan merencanakan penyerangan tersebut,\" beber Kapolres. Ini diperkuat, lanjut Iskandar, para tsk ini merupakan tim sukses Cakada yang tidak ditetapkan menjadi calon dalam Pilkada mendatang. \"Yang jelas terkait masalah ini akan kita tindak tegas, apalagi sebelumnya kita sudah pernah buat kesepakatan di Polres. Inti dari kesepakatan itu, siapapun siapapun yang mencoba melawan hukum dalam proses Pilkada maka ditindak tegas sesuai aturan dan prosedur yang berlaku, siapapun orangnya kita tidak pandang bulu,\" tandasnya. (505)

Tags :
Kategori :

Terkait