KKT Minta Dana Tabot Rp 40 Juta

Rabu 29-07-2015,10:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Pagelaran tabot yang merupakan seni khas daerah Kota Bengkulu, menjadi ikon yang sudah dikenal banyak orang, baik dari dalam daerah maupun secara nasional.  Namun, dalam pelaksanaannya selalu membutuhkan dana yang besar, dan hal tersebut wajib dilaksanakan setiap tahunnya.   Oleh sebab itu Kerukunan Keluarga Tabot (KKT) meminta pemerintah agar menganggarkan dana tabot sebesar Rp 20-40 juta/tabot  untuk membuat pegelaran tabot yang sebentar lagi dilaksanakan, berlangsung dengan meriah. Ketua KKT A Syafril Syahboeddin saat dijumpai BE kemarin mengharapkan kepada pemerintah untuk menyiapkan dana sebesar Rp 40 juta.  Dan dana tersebut akan diperuntukkan untuk berbagai macam kebutuhan operasional, penabuh dol, penari, perlengkapan dan lain-lain. \"Kita lihat kalau ada acara seperti itu, kan butuh orang banyak.  Ada yang memukul dol, ada yang membawa bendera, paling tidak 100 orang.  Jadi butuh biaya yang banyak.  Paling tidak pemerintah menyiapkan dana Rp 20-40 juta agar pegelaran tabot itu meriah,\" kata Syafril. Disampaikannya, agar Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota dapat bekerjasama untuk mendanai dan mensukseskan pagelaran tabot. Menurutnya, dalam pagelaran tabot seharusnya dibuat semeriah mungkin sehingga dengan kemeriahan tabot tersebut bisa dijadikan ajang promosi bagi Bengkulu, sehingga menciptakan nilai jual yang mampu menarik perhatian semua kalangan di setiap daerah.  Dengan demikian, pemerintah bisa memanfaatkan sebagai sumber penghasilan. \"Seperti contoh pembukaan malam tamu, dan itu kan harus menjemput gubernur dan dalam kegiatan itu harus ada atraksi menarik supaya enak dilihat.  Tapi kalau dalam penjemputannya hanya bisu saja, seolah-olah tidak ada wibawanya gubernur itu kita bikin, pastinya tabot tidak menarik,\" terangnya. Selain itu, dengan adanya cara tersebut, pihak KKT juga berenca akan mempromosikan Tabot secara internasional namun hal tersebut kembali lagi dengan persoalan dana yang disediakan pemerintah. \"Ada rencana kita untuk Go Internasional, paling tidak dana yang diperlukan itu Rp 12 miliar.  Sebenarnya di dalam tabot itu harus ada promosi, kita minta uangnya itukan sudah siap, apalagi tiap tahun sudah disiapkan sampai Rp 5 triliun oleh kementerian pariwisata, jadi kita tinggal jemput ke sana.  Tapi kalau tidak pernah ke situ (kementerian, red) tidak akan jadi, masalahnya selama ini tidak pernah menjemput dana promosi itu,\" ungkap Syafril. (cw3) 

Tags :
Kategori :

Terkait