“Sesuai kesepakatan, kelima yang dibongkar itu fungsinya sebagai warem, sedangkan 1 itu dijadikan tempat tidur pemiliknya,” kata Wabup.
Sebelumnya, pihaknya tidak akan membongkar rumah warga tersebut. Namun saat diperiksa, ternyata didalamnya ada ruangan dengan 4 meja yang diduga tempat pesta minuman keras dan ada setidaknya 7 kamar kecil dijadikan lokasi mesum. Bahkan saat itu dalam rumah tersebut ditemukan ada kondom 2 kotak atau sebanyak 12 kondom yang belum dipakai. Lalu atas kesepakatan bersama, akhirnya dinding-dinding rumah tersebut dibongkar bersama kamar-kamarnya.
Dengan telah dibongkarnya 6 warem tersebut, maka sudah ada 8 warem yang dibongkar setelah sebelumnya pada Rabu (20/5) lalu dua warem dibongkar.
“Dengan telah dibongkarnya warem-warem ini, saya berharap warga dapat tetap mengawasinya, jika masih ada yang berdiri kembali, laporkan pada kami agar kita bongkar lagi,” ujar Wabup. Ditambahkan Rohidin, dengan tidak adanya warem berdiri di wilayah BS khususnya perbatasan dengan kabupaten kaur, dirinya berharap ke depannya kegiatan prostitusi di BS dapat ditekan, sehingga warga BS dari perbuatan maksiat.
“Sebentar lagi bulan Ramadhan, semoga ke depannya warga mendapatkan keterangan dalam menjalankan ibadah puasa tanpa diganggu oleh kegiatan wanita malam,” demikian Rohidin. Sementara itu, Kepala Desa Sukajaya, Isuanto memberikan apresiasi kepada Wakil Bupati BS dan timnya yang telah dengan tegas melarang warem berdiri di BS. Namun dirinya masih meresahkan kondisi warem di wilayah Kabupaten Kaur yang berdiri di perbatasan. Sebab sampai saat ini warem tersebut maish terus beroperasi. Sehingga jika tidak juka ditutup, ke depanya dapat merusak generasi penerus kabupaten BS. Sebab lokasinya dekat dengan BS.
“Untuk wilayah BS di perbatasan saat ini memang semua warem sudah dirobohkan, namun di kabupaten kaur yang berbatasan dengan BS masih terus berdiri, kami harap ada solusi dari Pemda setempat sehingga para wanita malam tidak merambat ke BS kembali,” harap Isuanto. (369)