BENGKULU, BE- Ledakan tabung gas yang menyebabkan 7 karyawan mengalami luka bajar dan nyaris menelan korban jiwa di Resester milik PT Indo Prima Langgeng, langsung disikapi PT Pertamina Bengkulu. Demi keamanan Pertamina menutup kegiatan operasional perusahaan itu dihentikan dan mengalihkannya pada resester lain. Humas Pertamina Sumbagsel, Alice Irzanova saat dikonfirmasi BE kemarin menyebutkan, PT Indo Prima Langgeng adalah perusahaan mitra Pertamina untuk melakukan peremajaan ulang tabung LPG pertamina. Perusahaan ini disebut Retester atau tempat memperbaiki dan meremajakan tabung yg beredar di masyarakat. Tragedi ledakan itu baru diketahuinya, namun menurutnya Pertamina telah berkoordinasi dengan PT Pertamina Bengkulu. Dan PT Pertamina Bengkulu telah melakukan identifikasi penyebab ledakan yang nyaris menelan korban tersebut. Namun dari tujuh korban, enam diantaranya telah mendapatkan perawatan medis dan telah dipulangkan ke rumahnya. \" Pemadaman sudah bisa dikuasai selama satu jam, dan saat ini dugaan penyebab kebakaran adalah korslet listrik. PT Pertamina dan pihak berwenang masih melakukan investigasi, \" katanya. Ditegaskan Alice, akibat tragedi ini masyarakat Bengkulu tidak perlu kawatir akan supley LPG. Pasalnya, kejadian tersebut tidak akan berdampak terhambatnya pendistribusian LPG di Bengkulu. \" Tidak ada dampak terhadap operasional pendistribusian LPG di Bengkulu, untuk keamanan, semua kegiatan di retester tersebut dihentikan dan dialihkan ke retester lainnya di Bengkulu,\" terangnya. Lalu apakah mengosongkan dengan Paku diperbolehkan, ditanya soal ini Alice enggan menjawab. Namun, ia mengklaim hingga saat ini Pertamina senantiasa melakukan audit HSE (Health Safety and Environment/Kesehatan Keselamatan dan Lindungan Lingkungan) kepada mitra untuk mengantisipasi resiko kecelakaan yang terjadi, mengingat secara alami hal itu terdapat pada semua bisnis migas, tandasnya. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Bengkulu Tengah, Endang Sumantri SH memastikan aktifitas PT Indo Prima Langgeng ditutup. Karena perusahaan swasta yang sudah berulang kali mengalami kecelakaan kerja tersebut tak memiliki izin usaha. Sehingga aktifitas yang dilakukan perusahaan selama ini elegal. \"Dulu tahun 2012 pernah urus izin, namun sampai saat ini tak diperpanjang. Padahal izinya hanya satu tahun, sehingga harus diperpanjang,\" tegas Endang Sumantri. Lebih lanjut Endang mengatakan, proses penutupan akan segera dilakukan setelah koordinasi dengan instansi terkait sepert Dinasperindagkop selaku lembaga berwenang serta Sat Pol PP sebagi penegak Perda. \"Sekarang meraka lagi ada musibah, kita lakukan dulu koordinasi sebab penegak Perda itu Pol PP maka Sat Pol yang akan melakukan penutupan nantinya,\" kata Endang. Namun Kepala BPMPPT itu tak menyebutkan penunggakan pajak (Retribusi) oleh perusahan Lenggang selama hampiir tiga tahun ini. \"Retribusinya tak terlalu besar, saya lupa rinciannya berapa,\" elaknya. Sementara itu Kepolisan Polres Bengkulu Utara belum dapat memastikan penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan itu. Karena masih melakukan proses penyelidikan. Kapolres Bengkulu Utara AKBP Hendri H Siregar SH MH melalui Kabag Ops Kompol Bayu C Probowo SIk saat dikonfirmasi hanya menjelaskan perkara tersebut masih dalam proses penyelidikan. \"Masih diproses,\" singkatnya. Untuk diketahui, Kecelakaan kerja yang terjadi kemarin (4/1) sekitar pukul 11.00 WIB digudang perbaikan tabung Gas Desa Taba Pasma Kecamatan Talang Empat Bengkulu Tengah. Tujuh orang karyawan mengalami luka bakar serius, yaitu Herwin Efendi (26), Riko Tampati (24), Putra (26), dan Mursi Irawan (25) keempatnya mengalami luka bakar cukup serius mulai dari kaki, tangan dan badan hingga leher. Sedangkan 4 orang karyawan lainya, Rizal Efendi (19), Ria Adriano (20), serta Ihwan Afian alias Wawan (20) mengalami luka bakar ringan dibagian kaki dan tangan. Korban Riko Tampati mengalami luka bakar hingga mencapai 80 persen ditubuhnya. Sedangkan yang lainya mengalami luka bakar mulai dari 50 persen hingga 70 persen, ketujuh korban mengalami perawatan di Puskesma Kembang Seri. Terkait meledaknya tabung gas itu Managemen PT Indo Prima Langgeng belum buka suara. Manajemen perusahaan menolak memberikan keterangan kepada awak media yang mendatangi gudang perbaikan tabung gas 3 kilogram tersebut di Desa Taba Pasma Kecamatan Talang Empat. Sehingga, tak diketahui proses pertanggungjawaban pihak perusahaan terhadap ketujuh karyawan yang mengalami luka bakar serius serta luka bakar ringan tersebut. \"Satu orang korban atas nama Riko masih menjalani perawatan, karena luka bakarnya paling parah,\" sebut Kades Taba Pasma Bushari kemarin (6/1). Dijelaskan Kades, pihaknya akan menindak perusahaan sampai menyelesaikan persoalan dengan para karywan yang mengalami luka bakar. Sebab, dalam hasil pengataman yang dilakukannya standar keselamatan pekerja memang kurang memadai untuk melakukan aktifitas perbaikan tabung gas didalam gudung yang berada ditengah pemukiman warga tersebut. \"Silahkan dinilai dengan orang luar, kalau untuk perlengkapan sepertinya memang masih kurang,\" ungkap Kades. Pemerintah Desa (Pemda) terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan para korban serta sikap dari perusahaan. Karena persoalan tersebut harus diselesaikan sampai dengan proses perdamaian dari perusahaan kepada karyawan. \"Ya kasus ini harus diusut tuntas, sejauh ini pihak perusahan bertanggungjawab dengan korban, dengan menanggung biaya pengobatan korban yang masih dirumah sakit,\" terang Kades. (320/247)
Pertamina Tutup PT Langgeng
Rabu 07-01-2015,17:53 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :