BENTENG BE - Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata (Dishubkominfopar) Bengkulu Tengah, siap untuk mempromosikan bunga rafflesia sebagai identitas Bengkulu Tengah dimata dunia internasional. Tujuannya agar bunga langka ini, menjadi bunga kebanggaan daerah Benteng.
Dijelaskan Kadis Dishubkominfopar H Elyandes Kori SE, sejauh ini pihaknya telah mengelola 17 titik kawasan bunga Raffelsia mekar sepanjang kawasan hutan lindung liku sembilan di Kecamatan Taba Penanjung. \"Ya kita akan kemas paket wisatanya agar masyarakat luar berminat berwisata di Benteng. Kita sudah merancang bentuk promosinya di majalah-majalah Internasional,\" ungkap Elyandes.
Dipaparkannya, sudah ada dua kelompok masyarakat pencinta bunga Rafflesia yang dilibatkan untuk mengelola 17 titik lokasi bunga itu. Kedua kelompok masyarakat tersebut dari Desa Tanjung Heran dan Desa Taba Teret. Mereka selalu berkeliling hutan setiap bulannya untuk memetakan lokasi bungan Rafflesia yang tengah mekar, untuk dipromosikan kemasyarakat. \"Selama ini demikian proses kerjasamanya, mereka mencari lokasi bunga yang bakal mekar. Setelah itu dipromosikan ke masyarakat,\" tegas Elyandes.
Pun demikian Elyandes mengakui, jika selama ini tak ada anggaran yang dikucurkan pihaknya kepada kelompok masyarakat pencinta Rafflesia tersebut. Karena memang instansi yang dipimpinan tak mengganggarkan dana untuk pemetaan lokasi bunga langka itu. \"Kita memang sudah berpikir untuk membantu pendanaan. Namun karena keterbatasan jadi kita belum dapat melakukan itu sekarang, hingga kita tidak membebani kelompok ini untuk membayar pajak (setoran) ke Dishubkominfopar, dari aktifitas masyarakat yang ramai mengujung lokasi ini,\" terang Elyandes.
Sementara itu, Zulkifli (38) dari Kelompok Pencinta Bunga Rafflesia menuturkan, setiap bulannya ada bunga rafflesia yang mekar. Namun karena kondisinya medan yang berat mereka tak selalu mampu membuka akses masuk menuju lokasi. \"Kita hanya membuka akses yang lokasi bunga mekarnya berjarak paling jauh 150 meter dari pinggir jalan. Kalau teelalu jauh nanti pengunjungan enggan untuk masuk, sebab jalannya masih tanah,\" kata Zulkifli. (320)