BENTENG, BE - Banyaknya warga yang ingin melihat bunga Rafflesia kembar mekar di kilometer 34, kawasan pegunungan Kecamatan Taba Penanjung membuat arus lalulintas tersendat. Akibatnya kemacetan tak dapat dihindari. Bahkan antrean panjang kendaraan mencapai 2 kilometer. \"Kondisinya seperti ini, kita lakukan satu jalur. Kendaraan melaju secara bergantian,\" ungkap Yan (38) salah seorang warga berjaga dilokasi.
Kemacetan jalan dikawasan pegunungan tersebut diakui Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Pariwisata (Dishubkominfopar) Bengkulu Tengah. \"Ya kondisi jalan menjadi macet, ini karena mereka (warga) tidak melakukan koordinasi dengan pihak Dishubkominfopar. Kalau mereka koordinasi kita bila melakukan pengaturan kondisinya tidak seperti ini,\" jelas Kabid Angkutan dan Operasional Zainal Abidin.
Zainal menyayangkan kelompok warga masyarakat yang melakukan pengelolaan kawasan Bunga Rafflesia mekae tersebut tanpa berkoordinasi dengan pihak Dishubkominfopar. Padahal situasinya sangat berpengaruh dengan alur lalulintas sepanjang jalan wisata Gunung liku sembilan terutama wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah. \"Kondisinya ini arus balik tahun baru, jadi pengendara yang melintas meningkat. Kalau seperti ini, mereka sembarangan memkarkirkan kendaraan sehingga badan jalan menyempit dan menghambat laju kendaraan lainya,\" terang Zainal.
Sementara itu, kondisi jalanan pengunungan diprediksi akan tetap tersendat hingga hari ini (2/1) karena memasuki arus balik kendaraan dari Bengkulu menuju daerah lainya. \"Kondisinya padatnya sejauh ini masih bisa diatur agar tidak terlalu parah macetnya. Kondisi akan tersendat menjelang sore hari mulai pukul 16.00 WIB. Karena sore masyarakat sudah mau pulang kedaerahnya,\" kata Brigpol Nanang anggota Satlantas Polres Bengkulu Utara yang melakukan penjagaan di Pos PAM Gunung kemarin (1/2).
Bagi masyarakat yang ingin melihat Raflesia mekar dipungut Rp 5 ribu. Tarif tersebut berlaku untuk semua umur yang ingin melihat lebih dengan kondisi bunga kembar yang tengah mekar. Uang yang dipungut itu untuk bagi hasil para penjaga lokasi. Hal itu dikarenakan mereka yang membuka jalan menuju lokasi bunga langka itu.
Anak Hilang
Ditengah keramaian melihat bunga rafflesia mekar dikawasan gunung kecamatan Taba Penanjung. Soerang bocah perempuan berusia 5 tahun, menangis sembari memanggil ibunya. Bocah bernama Amanda (5) tersebut terlepas dari rangkulan orang tuanya. Dia mereka sekeluarga besar akan pulang menuju Curup Rejang Lebong. \"Inok, inok, inok (Ibu, Ibu, Ibu),\" teriak bocah perempuan berbaju biru tersebut.
Perempuan dengan kondisi kaki penuh tanah dengan memegang sandal warna merah muda, berulang kali berjalan mondar-mandir mengitari pajangnya barisan kendaraan yang tersendat macet untuk mencari mobil, yang ditumpangi keluarganya untuk jalan-jalan. \"Mobil ibu aku tadi warna hitam, ikut uwak (kakak ibu) dimobil,\" ucapnya semberi terus menangis.
Bahkan kelompok warga yang menjaga pintu masuk menuju lokasi Rafflesia sempat kebingungnan untuk menenangkan Amanda. \"Adek tunggu saja disini, kita cari ibunya ya,\" ajak Wandi (23) seorang pemuda yang menjaga bocah tersebut.
Wandi mengatakan bocah tersebut terus menangis sejak pukul 13.30 WIB, karena mencari ibunya. Warga juga kebingungan karane anak tersebut tak bisa menyebutkan anak orang tuanya.
Beruntung sekitar dua jam kemudian pukul 15.30 WIB, ada seorang perempuan yang mengaku keluarganya dan menghampiri Amanda. \"Anak adik saya,\" sebutnya singkat.
Perempuan berbadan tambun tersebut tak menyebutkan namanya, namun bocah perempuan itu langsung menghentikan tangisannya ketika dipeluk oleh bibiknya tersebut. Perempuan tersebut mengaku berasal dari Curup Rejang Leboang, mereka hanya jalan-jalan sekeluarga besar untuk merayakan pergantian tahun di Kota Bengkulu.(320)