MUKOMUKO, BE – Meninggalnya Eko Prastyo Romadhon bin Sampi, pelajar SMPN 37 Penarik, ternyata sudah sering ingin melakukan tindakan bunuh diri. Ini dikarenakan berbagai faktor mulai dari tidak ada perhatian fokus dari orang tua, maupun guru di sekolah. Ditambah lagi almarhum merasa tertekan dengan berbagai beban yang dia (almarhum) pikirkan sendiri. “Saya sangat prihatin atas kejadian itu. Ini yang pertama kali didaerah ini, dan jangan terulang lagi,” ungkap Kadispendikbud Kabupaten Mukomuko, Dra Nurhasni MPd. Dia mengingatkan kepada seluruh kepala sekolah dan guru, lebih fokus dalam memperihatikan semua anak didiknya. Seorang guru dipastikan mengetahui bagaimana watak dan perilaku anak didiknya. Menurutnya, pada pagi hari sebelum kejadian, almarhum meminta uang kepada orang tunya, tetapi tidak dapat. Sedangkan dari sekolah memberi batas waktu supaya segera dilunasi. “Saat itu murid dibebankan untuk membayar baju kaos. Ini kita ingatkan kepada seluruh sekolah. Bagi pelajar yang benar – benar tidak mampu harus dibebaskan semua. Ambil anggarannya dibiaya operasional sekolah (BOS) yang telah diplotkan sebanyak 5 persen tersebut,” bebernya. Guru maupun wali kelas harus lebih fokus dengan anak didiknya. Pun dengan orang tua harus bersinergi dengan guru dimana anak – anaknya belajar. “Harapan kita guru dan orang tua lebih sering berkoordinasi. Remaja masih sangat labil serta masih mencari identitas jati diri,” demikian Nurhasni. Sekadar mengingatkan, Eko pelajar asal Desa Maju Makmur, Kecamatan Penarik itu diduga meminum soft drink yang dicampur dengan lanet yang mengakibatkan korban tewas. Peristiwa itu terjadi (19/12) lalu pagi sekitar pukul 07.30 WIB di desa setempat. (900)
Tingkatkan Peran Guru dan Orang Tua
Senin 29-12-2014,17:20 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :