Mendapat Protes Salah seorang pemilik pondok, Saf, memprotes tindakan yang dilakukan satpol PP karena dianggap telah membuat kerugian di kalangan pedagang pemilik pondok. Karena untuk pembangunan pondok memerlukan biaya, yang harus dikeluarkan pemilik pondok. \"Apa yang dilakukan satpol itu jelas merusak, karena membuat rugi. Saya buat pondok itu tidak gratis,\" ujar Saf, di depan kerumunan Satpol. Namun, protes itu tidak membuat Satpol PP berhenti membongkar pondok milik pedagang justru makin memperketat pembongkaran. \"Kalau tidak sesuai dengan aturan yang ada tetap akan dibongkar. Itu tugas kami,\" jelas Kasatpol H Amirul. Namun, lantaran beberapa pemilik pondok tidak berada di tempat, beberapa pondok masih diberi kelonggaran watu untuk membenahi pondok yang tertutup rapat. \"Suami saya belum pulang (melaut), saya minta tolong kepada pak satpol agar memberi tenggat waktu setelah suami saya pulang. Saya minta 3 hari, pak,\" ungkap salah satu pemilik pondok saat diminta konfirmasi satpol PP. \"Kalau lebih dari 3 hari masih tidak berubah, saya minta camat dan kades turun tangan langsung membenahi pondok tertutup,\" balas Amirul. Dalam pembongkaran ini setidaknya 7 pemilik pondok diperiksa, dan ditanyai soal tidak dipatuhinya aturan satpol tentang batas dinding. \"ke-7 pemilik pondok, yakni Maida Topani, Buyung Juliansori, Saf, Muji, Daud, dan Suparno,\" ungkap Kades Pasar Pedati, Rohaya saat memantau pembongkaran satpol PP kemarin. Dijelaskan Rohaya, kepada masyarakat sudah diberi pengarahan. Dan pembongkaran ini bukan untuk mematikan mata pencaharian namun sesuai aturan yang diterapkan. \"Sebelumnya mereka (pemilik pondok) sudah dikasih tahu soal pembongkaran. Sekarang tinggal mereka memperbaiki,\" ujar Rohaya. (cw2)
Terkesan Mesum, Pondok Dibongkar
Rabu 14-03-2012,03:51 WIB
Editor : redaksi
Kategori :