BENGKULU, BE - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mendapat kecaman dan penolakan dari berbagai lembaga dan organisasi serta masyarakat luas. Seperti halnya yang dilakukan puluhan anggota Hizbut Tahrir Indonesia DPD I Bengkulu.
Siang kemarin, sekitar pukul 13.30 WIB, puluhan massa HTI menggelar aksi demonstrasi menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan liberalisasi Migas (minyak dan gas). Aksi ini berlangsung di bundaran Simpang Lima Kota Bengkulu. Sebelum melakukan aksi, massa demo itu mengawali kegiatan dengan doa dan dilanjutkan dengan orasi secara bergantian.
Salah seorang orator, Taufiq mengatakan, pemerintahan Jokowi-JK tampaknya sudah bulat tekad segera menaikkan harga BBM, dengan kisaran Rp 8500/liter. Kenaikan itu dengan alasan untuk mengurangi beban subsidi yang sudah sangat besar, dan jika ini dilakukan maka akan berimbas semua bahan pokok.
Menurut Taufiq, kebijakan pemerintah dengan menaikkan harga BBM adalah kebijakan zalim yang akan menyengsarakan rakyat. Sementara penghematan tidaklah sebanding penderitaan yang dialami oleh rakyat. Oleh karena itu, kebijakan kenaikan harga BBM harus ditolak. \"Rakyat yang sudah miskin mau naik Angkot tarifnya dinaikkan, BBM naik rakyat tercekik,\" serunya seraya diikuti takbir \"Allaahu Akbar\'\' dari para massa pendemo. Masih dikatakan Taufiq, menaikkan harga BBM sama saja dengan meliberalkan pengelolaan BBM yang bertentangan dengan syariat Islam. Kebijakan ini tidak lain untuk mensukseskan liberalisasi sektor hilir.
Hal senada diungkapkan Ketua HTI DPD I Bengkulu, Septri Widiono SP.MSi. Ia menegaskan, aksi yang dilakukan menyongsong aksi-aksi yang lain, bahwa Bengkulu memiliki bagian umat Islam, dan menyuarakan penolakan atas kebijakan pemerintah yang melenceng dan mengzalimi rakyatnya.
Diterangkanya, apa yang dilakukan pemerintah untuk mencabut subsidi supaya menaikkan harga BBM, dengan begitu harga BBM akan sama dengan harga pasar. Yang kita tolak adalah liberalisasi migas, dan pengelolaan sumberdaya alam seperti ini bertentangan dengan syariat Islam. Migas serta kekayaan alam yang melimpah adalah milik umum yang pengelolaannya harus diserahkan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat.
Menurut Septri, migas dan sumber daya alam lainnya harus dikelola sesuai dengan tuntunan syariah untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat, baik muslim ataupun non-muslim. \'\'Dengan pengelolaan yang baik, maka kesejahteraan masyarakat pun baik,\'\' tukasnya.
Pantauan BE, aksi demonstrasi ini mendapat kawalan ketat dari aparat kepolisian. Massa yang berdemo juga terdiri dari kaum perempuan dan anak-anak. (247)