Benteng Anna, situs bersejarah yang berlokasi dipinggiran selatan sungai Selagan, yang saat ini masuk diwilayah Kelurahan Koto Jaya, hanya tinggal nama. Ini dibuktikan, Benteng peninggalan Inggris tersebut hanya tinggal puing – puing. Berikut laporan singkatnya.
=================
BUDI HARTONO,
Mukomuko.
================
Benteng Anna merupakan benteng peninggalan kolonial Inggris. Saat itu bangunan dijadikan sebagai benteng pertahanan dan kegiatan perdagangan. Belum ada yang mengetahui pasti bentuk asli dari Benteng tersebut. Namun, ada yang mengatakan bentuknya hampir sama dengan Benteng Marlborough di Kota Bengkulu dan ada pula yang mengatakan bentuk seperti Limas dan dengan ketinggian belasan meter. Di lokasi Benteng itu, juga diketahui ada terowongan bawah tanah. Terowongan itu digunakan para kolonial Inggris, sebagai tempat persembunyian dan untuk melarikan diri jikalau sudah terdesak diserang musuh. Namun, belum ada satu pun yang mengetahui pasti keberadaan terowongan tersebut. “Kalau informasinya ada. Kemungkinan sudah ditelan erosi,” demikian Tokoh Masyarakat Mukomuko, HM Darwis Rajo Lelo , kepada Bengkulu Ekspress (BE).
Ketika ditanya sejarah Benteng tersebut. Ia menceritakan Benteng Anna, yang dibangun sekitar tahun 1700-an dan mulai mengalami kerusakan sekitar tahun 1960 an. Ini dikarenakan tidak ada perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait. “Pada Tahun 1950 an. Saat saya masih Sekolah Rakyat (SR). Benteng itu masih ada. Mulai Tahun 1960 an, Benteng itu bertahap mulai rusak dan dan hancur. Selain dikarenakan gerusan erosi. Juga disebabkan tangan manusia,” katanya.
Tangan manusia itu mengambil Batu Bata. Karena batu tersebut tidak sembarang batu. Batu yang terbuat dari tanah kuning yang dimasak menggunakan putih telur. Pembuatan batu itu dilakukan diwilayah Desa Pondok Batu saat ini. Mempunyai kekuatan sangat luar biasa, sangat jauh dari batubata yang ada saat ini. Serta ada pula bekas amunisi dan meriam. Karena, lemahnya pengawasan pemerintah, Benteng Anna, itu semakin tidak terawat dan tinggal puing – piung dan beberapa meriam bekas kolonial Inggris tersebut sebagian sudah ada yang telah berpindah tempat.“ Hingga saat ini belum ada yang dapat memastikan lubang tersebut,” katanya.
Darwis mengharapkan peninggalan sejarah diperhatikan. Sehingga tidak menjadi benda bersejarah yang terabaikan. “Arsip bentuk gambar asli benteng itu kemungkinan ada di Kebudayaan Provinsi Bengkulu,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Dra Nurhasni MPd melalui Kabid Kebudayaan, Yulia Reni SS ketika dikonfirmasi Bengkulu Ekspress, mengatakan, Benteng Anna itu didirikan sekitar Tahun 1798 silam. Salah satu warisan cagar budaya itu, yang rutin melakukan aktivitas penelitian dan pengkajian situs Benteng adalah dari balai pelestarian peninggalan purbakala (BP3) Provinsi Jambi. Namun, belum diketahui dengan pasti bentuk asli Benteng tersebut. Karena, harus dilakukan pengkajian lebih jauh. Benteng itu mendapatkan perhatian dari BP3 Provinsi Jambi. \"Ini dibuktikan selain telah dipasang larangan, juga mulai dilakukan pemagaran dan dipasang situs atau papan merek sebagai warisan benda cagar budaya,\" kata Yulia. (**)